Pasien pertama COVID-19 Tulungagung sembuh
14 April 2020 18:36 WIB
AH (kedua kanan), pasien 01 COVID-19 Tulungagung dihantar tim Satgas COVID-19 dan perwakilan Muspika Tulungagung saat kembali ke rumah kontrakannya di lingkungan Kelurahan Jepun, Tulungagung, Selasa (14/4/2020) ANTARA/HO
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - AH (30) pasien 01 atau pasien pertama yang dinyatakan positif terinfeksi wabah COVID-19 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa dinyatakan sembuh.
Bapak satu anak asal Desa Dandong, Kecamatan Bandung itu diperbolehkan pulang dari ruang karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, untuk kembali ke rumah kontrakannya di Kelurahan Jepun, Tulungagung dan berkumpul kembali dengan keluarga.
Baca juga: 163 pasien positif COVID-19 di Jakarta telah sembuh
AH pun pulang dengan dihantar tim Satgas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung beserta jajaran Muspika Tulungagung.
"Hasil (pemeriksaan laboratorium) swab kedua dan ketiga pasien 01 ini semua negatif, sehingga sesuai prosedur penanganan COVID-19 dinyatakan sembuh dari coronavirus," kata Sekretaris Posko Penanganan COVID-19 Tulungagung, Didik Eka.
Baca juga: RS Sulianti Saroso pulangkan empat pasien sembuh COVID-19
AH ini merupakan pasien pertama terkonfirmasi COVID-19 pada 29 Maret berdasarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium atas sampel lendir yang diambil dengan teknik swab PCR, dan kemudian dikirim ke Balitbangkes Kemenkes RI, Jakarta.
AH sebelumnya sempat menjalani perawatan khusus di ruang isolasi Pulmonary RSUD dr Iskak dengan status PDP atau pasien dalam pengawasan.
Baca juga: Pasien COVID-19 Kediri beberkan awal sakit hingga berhasil sembuh
Setelah kurang lebih sepekan menjalani perawatan, ia diperbolehkan pulang oleh tim medis karena kondisi klinisnya sudah membaik. Namun hasil pemeriksaan laboratoris di Balitbangkes Kemenkes atas swab pertama AH saat itu belum keluar.
Konfirmasi status positif corona baru dia terima sekitar dua hari setelah dia keluar RS untuk menjalani isolasi mandiri.
Sempat menjadi objek pencarian tidak berada di rumahnya yang berada di Desa Dandong, Kecamatan Bandung, AH kemudian ditemukan tinggal di rumah kontrakan yang juga menjadi tempat usaha sang istri di lingkungan Kelurahan Jepun.
AH kemudian menjalani masa karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung sejak 4 April sembari menunggu hasil swab kedua yang baru keluar pada Senin (13/4).
"Kami sudah melakukan pengambilan swab kedua hasilnya negatif, dan kami ulangi sekali lagi pengambilan swab untuk ketiga kali dan dinyatakan negatif. Dan apabila dinyatakan dua kali negatif, maka pasien tersebut dinyatakan sembuh COVID-19, jadi penanganan pasien COVID-19 ini sudah sesuai dengan SOP," kata Didik Eka.
Saat ini masih ada lima pasien terkonfirmasi COVID-19, termasuk kakak perempuan dan ibu kandung AH yang masih menjalani karantina di Rusunawa IAIN, menunggu hasil swap kedua dinyatakan negatif.
"Hingga kini masih hasil swab dari AH yang keluar dan dinyatakan negatif COVID-19. Sedangkan lainnya masih menjalani masa karantina hingga menunggu hasil swab keluar," tuturnya.
Didik menuturkan yang terpenting dari informasi ini adalah mengkondisikan masyarakat di sekitar tempat tinggal AH, agar bisa menerima AH dengan baik. Bahwa AH ini benar-benar sudah bebas dari COVID-19 dan diharapkan tidak ada stigma diskriminasi.
"Di sini AH sudah sembuh dan tidak menularkan. Masyarakat tidak perlu takut untuk bersilahturohim ke rumah AH. Jangan ada stigma diskriminasi terhadap AH," imbaunya.
Bapak satu anak asal Desa Dandong, Kecamatan Bandung itu diperbolehkan pulang dari ruang karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, untuk kembali ke rumah kontrakannya di Kelurahan Jepun, Tulungagung dan berkumpul kembali dengan keluarga.
Baca juga: 163 pasien positif COVID-19 di Jakarta telah sembuh
AH pun pulang dengan dihantar tim Satgas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung beserta jajaran Muspika Tulungagung.
"Hasil (pemeriksaan laboratorium) swab kedua dan ketiga pasien 01 ini semua negatif, sehingga sesuai prosedur penanganan COVID-19 dinyatakan sembuh dari coronavirus," kata Sekretaris Posko Penanganan COVID-19 Tulungagung, Didik Eka.
Baca juga: RS Sulianti Saroso pulangkan empat pasien sembuh COVID-19
AH ini merupakan pasien pertama terkonfirmasi COVID-19 pada 29 Maret berdasarkan hasil dari pemeriksaan laboratorium atas sampel lendir yang diambil dengan teknik swab PCR, dan kemudian dikirim ke Balitbangkes Kemenkes RI, Jakarta.
AH sebelumnya sempat menjalani perawatan khusus di ruang isolasi Pulmonary RSUD dr Iskak dengan status PDP atau pasien dalam pengawasan.
Baca juga: Pasien COVID-19 Kediri beberkan awal sakit hingga berhasil sembuh
Setelah kurang lebih sepekan menjalani perawatan, ia diperbolehkan pulang oleh tim medis karena kondisi klinisnya sudah membaik. Namun hasil pemeriksaan laboratoris di Balitbangkes Kemenkes atas swab pertama AH saat itu belum keluar.
Konfirmasi status positif corona baru dia terima sekitar dua hari setelah dia keluar RS untuk menjalani isolasi mandiri.
Sempat menjadi objek pencarian tidak berada di rumahnya yang berada di Desa Dandong, Kecamatan Bandung, AH kemudian ditemukan tinggal di rumah kontrakan yang juga menjadi tempat usaha sang istri di lingkungan Kelurahan Jepun.
AH kemudian menjalani masa karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung sejak 4 April sembari menunggu hasil swab kedua yang baru keluar pada Senin (13/4).
"Kami sudah melakukan pengambilan swab kedua hasilnya negatif, dan kami ulangi sekali lagi pengambilan swab untuk ketiga kali dan dinyatakan negatif. Dan apabila dinyatakan dua kali negatif, maka pasien tersebut dinyatakan sembuh COVID-19, jadi penanganan pasien COVID-19 ini sudah sesuai dengan SOP," kata Didik Eka.
Saat ini masih ada lima pasien terkonfirmasi COVID-19, termasuk kakak perempuan dan ibu kandung AH yang masih menjalani karantina di Rusunawa IAIN, menunggu hasil swap kedua dinyatakan negatif.
"Hingga kini masih hasil swab dari AH yang keluar dan dinyatakan negatif COVID-19. Sedangkan lainnya masih menjalani masa karantina hingga menunggu hasil swab keluar," tuturnya.
Didik menuturkan yang terpenting dari informasi ini adalah mengkondisikan masyarakat di sekitar tempat tinggal AH, agar bisa menerima AH dengan baik. Bahwa AH ini benar-benar sudah bebas dari COVID-19 dan diharapkan tidak ada stigma diskriminasi.
"Di sini AH sudah sembuh dan tidak menularkan. Masyarakat tidak perlu takut untuk bersilahturohim ke rumah AH. Jangan ada stigma diskriminasi terhadap AH," imbaunya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: