BI prediksi CAD triwulan I 2020 lebih rendah dari 1,5 persen PDB
14 April 2020 18:29 WIB
Pedagang sayur menata sayurannya untuk dijual di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dari Bank Indonesia menggambarkan tekanan kenaikan harga jual pada triwulan I-2020 menurun dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 12,63 persen, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya 14,88%, dimana penurunan tekanan rata-rata harga jual khususnya terjadi pada sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada triwulan I 2020 akan lebih rendah dari 1,5 persen produk domestik bruto (PDB).
“Secara keseluruhan kami perkirakan defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2020 akan lebih rendah dari 1,5 persen PDB,” katanya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa.
Perry mengatakan laju ekspor memang akan mengalami penurunan akibat berkurangnya permintaan dan harga komoditas dunia yang turun.
Namun, di sisi lain, ia mengatakan penurunan impor diperkirakan lebih dalam lagi karena permintaan domestik menurun dan kebutuhan input produksi untuk kegiatan ekspor berkurang.
“Dengan demikian, neraca perdagangan akan membaik dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih tinggi,” ujarnya.
Kemudian, defisit neraca jasa juga diperkirakan akan lebih rendah didorong oleh penurunan devisa untuk biaya transportasi impor maupun penurunan devisa pariwisata yang tidak setinggi perkiraan sebelumnya.
Selanjutnya, defisit neraca pendapatan primer turut diprediksikan menurun sejalan dengan berkurangnya penurunan kepemilikan asing pada instrumen keuangan domestik.
Sementara itu, aliran modal asing diperkirakan akan berangsur-angsur kembali masuk ke Indonesia sejalan dengan meredanya kepanikan pasar keuangan global dan membaiknya ekonomi domestik.
“Secara keseluruhan, prospek neraca pembayaran Indonesia pada 2020 juga tetap naik memperkuat ketahanan sektor eksternal Indonesia,” katanya.
Baca juga: BI optimistis defisit transaksi berjalan tetap 2,5-3 persen
Baca juga: Neraca perdagangan RI pada Februari 2020 surplus 2,34 miliar dolar AS
“Secara keseluruhan kami perkirakan defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2020 akan lebih rendah dari 1,5 persen PDB,” katanya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa.
Perry mengatakan laju ekspor memang akan mengalami penurunan akibat berkurangnya permintaan dan harga komoditas dunia yang turun.
Namun, di sisi lain, ia mengatakan penurunan impor diperkirakan lebih dalam lagi karena permintaan domestik menurun dan kebutuhan input produksi untuk kegiatan ekspor berkurang.
“Dengan demikian, neraca perdagangan akan membaik dipengaruhi oleh penurunan impor yang lebih tinggi,” ujarnya.
Kemudian, defisit neraca jasa juga diperkirakan akan lebih rendah didorong oleh penurunan devisa untuk biaya transportasi impor maupun penurunan devisa pariwisata yang tidak setinggi perkiraan sebelumnya.
Selanjutnya, defisit neraca pendapatan primer turut diprediksikan menurun sejalan dengan berkurangnya penurunan kepemilikan asing pada instrumen keuangan domestik.
Sementara itu, aliran modal asing diperkirakan akan berangsur-angsur kembali masuk ke Indonesia sejalan dengan meredanya kepanikan pasar keuangan global dan membaiknya ekonomi domestik.
“Secara keseluruhan, prospek neraca pembayaran Indonesia pada 2020 juga tetap naik memperkuat ketahanan sektor eksternal Indonesia,” katanya.
Baca juga: BI optimistis defisit transaksi berjalan tetap 2,5-3 persen
Baca juga: Neraca perdagangan RI pada Februari 2020 surplus 2,34 miliar dolar AS
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: