"ATM beras" bantu warga miskin Vietnam saat karantina karena COVID-19
13 April 2020 16:34 WIB
Seorang wanita mengisi tas plastik dengan beras dari mesin otomatis ATM beras 24/7 'Rice ATM' selama wabah virus corona (COVID-19), di Ho Chi Minh, Vietnam, (11/4/2020). ANTARA/REUTERS/Yen Duong/aa.
Ho Chi Minh City (ANTARA) - Seorang pengusaha di Ho Chi Minh City telah menciptakan mesin dispenser yang menyediakan beras gratis untuk orang-orang yang kehilangan pekerjaan menyusul karantina nasional yang diberlakukan di Vietnam untuk menghambat penyebaran virus corona atau COVID-19.
Vietnam telah melaporkan 262 kasus COVID-19, belum ada kematian sejauh ini. Namun, program menjaga jarak sosial yang diterapkan selama 15 hari sejak 31 Maret 2020 mengakibatkan banyak usaha kecil tutup dan ribuan orang diberhentikan sementara waktu dari pekerjaan mereka.
Suami Nguyen Thi Ly termasuk orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena wabah ini.
"ATM beras ini sangat membantu. Dengan satu kantong beras, kami memiliki persediaan cukup untuk sehari," kata ibu berusia 34 tahun yang memiliki tiga orang anak itu.
Baca juga: Vietnam perpanjang lockdown, KBRI beri akomodasi WNI yang tak pulang
Baca juga: Maskapai Vietnam akan mulai lagi penerbangan domestik pada Kamis
"Sekarang kami hanya membutuhkan makanan lain. Tetangga kami terkadang memberi kami makanan sisa, atau kami makan mi instan," Ly melanjutkan.
Mesin tersebut mendistribusikan 1,5 kilogram beras dari sebuah tempat penyimpanan kepada para pekerja yang mengantre, banyak di antaranya adalah penjual jalanan atau orang-orang yang mencari nafkah dari pekerjaan rumahan, seperti mengurus rumah tangga atau menjual tiket lotere.
Hoang Tuan Anh, pengusaha di balik gagasan itu, awalnya menyumbangkan sejumlah bel pintu cerdas ke sejumlah rumah sakit di Ho Chi Minh City sebelum mengalihkan keahlian teknologinya ke distribusi makanan.
"ATM beras" serupa telah didirikan di kota-kota besar lainnya seperti Hanoi, Hue, dan Danang, menurut media pemerintah.
Karyawan yang memantau ATM beras menolak berkomentar, tetapi Anh mengatakan kepada media pemerintah bahwa ia ingin orang-orang merasa masih memiliki akses ke makanan dan sumber daya, meskipun kesulitan ekonomi saat ini.
"Saya menyebut mesin ini sebagai 'ATM beras' karena orang dapat mengambil beras dari sana, meyakinkan bahwa masih ada orang baik di luar sana yang ingin memberi mereka kesempatan kedua," kata dia.
Sementara banyak orang di Vietnam mengandalkan jaring pengaman sosial, dan pemerintah telah memperkenalkan paket stimulus yang dirancang untuk membantu masyarakat yang paling rentan, beberapa orang yang hidup di pinggiran, seperti Ly dan keluarganya, belum menerima dukungan yang cukup.
"Saya membaca tentang 'ATM' beras ini di internet. Saya kemudian pergi untuk memeriksanya, dan tidak percaya beras itu benar-benar keluar. Saya sangat berharap para sponsor akan terus melakukan ini sampai akhir pandemi," kata Ly, menambahkan bahwa masalah terbesar keluarganya sekarang adalah untuk membayar sewa.
Sumber: Reuters
Baca juga: Juru masak di Hanoi sebarkan kebahagiaan dengan "coronaburger"
Baca juga: Vietnam akan tangguhkan pemberian visa demi cegah COVID-19
Baca juga: Tidak ada WNI terpapar corona di Vietnam meski sempat jalani karantina
Vietnam telah melaporkan 262 kasus COVID-19, belum ada kematian sejauh ini. Namun, program menjaga jarak sosial yang diterapkan selama 15 hari sejak 31 Maret 2020 mengakibatkan banyak usaha kecil tutup dan ribuan orang diberhentikan sementara waktu dari pekerjaan mereka.
Suami Nguyen Thi Ly termasuk orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena wabah ini.
"ATM beras ini sangat membantu. Dengan satu kantong beras, kami memiliki persediaan cukup untuk sehari," kata ibu berusia 34 tahun yang memiliki tiga orang anak itu.
Baca juga: Vietnam perpanjang lockdown, KBRI beri akomodasi WNI yang tak pulang
Baca juga: Maskapai Vietnam akan mulai lagi penerbangan domestik pada Kamis
"Sekarang kami hanya membutuhkan makanan lain. Tetangga kami terkadang memberi kami makanan sisa, atau kami makan mi instan," Ly melanjutkan.
Mesin tersebut mendistribusikan 1,5 kilogram beras dari sebuah tempat penyimpanan kepada para pekerja yang mengantre, banyak di antaranya adalah penjual jalanan atau orang-orang yang mencari nafkah dari pekerjaan rumahan, seperti mengurus rumah tangga atau menjual tiket lotere.
Hoang Tuan Anh, pengusaha di balik gagasan itu, awalnya menyumbangkan sejumlah bel pintu cerdas ke sejumlah rumah sakit di Ho Chi Minh City sebelum mengalihkan keahlian teknologinya ke distribusi makanan.
"ATM beras" serupa telah didirikan di kota-kota besar lainnya seperti Hanoi, Hue, dan Danang, menurut media pemerintah.
Karyawan yang memantau ATM beras menolak berkomentar, tetapi Anh mengatakan kepada media pemerintah bahwa ia ingin orang-orang merasa masih memiliki akses ke makanan dan sumber daya, meskipun kesulitan ekonomi saat ini.
"Saya menyebut mesin ini sebagai 'ATM beras' karena orang dapat mengambil beras dari sana, meyakinkan bahwa masih ada orang baik di luar sana yang ingin memberi mereka kesempatan kedua," kata dia.
Sementara banyak orang di Vietnam mengandalkan jaring pengaman sosial, dan pemerintah telah memperkenalkan paket stimulus yang dirancang untuk membantu masyarakat yang paling rentan, beberapa orang yang hidup di pinggiran, seperti Ly dan keluarganya, belum menerima dukungan yang cukup.
"Saya membaca tentang 'ATM' beras ini di internet. Saya kemudian pergi untuk memeriksanya, dan tidak percaya beras itu benar-benar keluar. Saya sangat berharap para sponsor akan terus melakukan ini sampai akhir pandemi," kata Ly, menambahkan bahwa masalah terbesar keluarganya sekarang adalah untuk membayar sewa.
Sumber: Reuters
Baca juga: Juru masak di Hanoi sebarkan kebahagiaan dengan "coronaburger"
Baca juga: Vietnam akan tangguhkan pemberian visa demi cegah COVID-19
Baca juga: Tidak ada WNI terpapar corona di Vietnam meski sempat jalani karantina
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: