Parlemen Korea Utara bertemu di tengah pandemi COVID-19
13 April 2020 13:31 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara pada Sidang Pleno ke-5 Komite Pusat ke-7 Partai Buruh Korea (WPK) pada foto tanpa tanggal yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), Minggu (29/12/2019). (via REUTERS/KCNA)
Seoul (ANTARA) - Parlemen Korea Utara berkumpul pada Minggu (12/4), yakni sehari setelah pemimpin Kim Jong Un memimpin pertemuan politbiro partai yang berkuasa, di mana ia menyerukan langkah-langkah ketat untuk mencegah wabah virus corona baru.
Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada Senin menunjukkan ratusan anggota parlemen duduk berdekatan satu sama lain tanpa memakai masker dan tidak terlihat melakukan langkah-langkah anti-infeksi lainnya.
Korea Utara mengatakan pihaknya telah menguji setidaknya 700 orang dan telah menempatkan lebih dari 500 orang untuk dikarantina, tetapi tidak ada konfirmasi mengenai kasus infeksi virus corona baru, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada Reuters pekan lalu.
"Kampanye anti-epidemi darurat negara akan terus diintensifkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, dengan prioritas diberikan pada kehidupan dan keselamatan rakyat," kata suatu laporan yang disampaikan kepada Majelis Rakyat Tertinggi (Supreme People's Assembly/SPA) Korea Utara, menurut KCNA.
Baca juga: Kim Jong Un pandu latihan artileri di tengah kekhawatiran virus corona
Baca juga: WHO: "tak ada indikasi" kasus corona di Korea Utara
Korea Utara mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk memblokade hampir semua perjalanan dengan negara tetangga China dan Rusia, menangguhkan pariwisata internasional dan memberlakukan karantina panjang pada ribuan orang, termasuk para diplomat asing.
Pertemuan SPA dilakukan sehari setelah Kim Jong Un menyerukan "langkah-langkah negara yang lebih teliti" untuk melindungi warga dari infeksi virus corona yang menyebar cepat.
Majelis tertinggi Korea Utara bertemu sekali setahun untuk mengadopsi anggaran negara dan melaksanakan mandat konstitusionalnya untuk menyetujui jadwal pertemuan-pertemuan utama dan amendemen hukum, meskipun Kim memegang kekuasaan absolut di negara itu.
Perubahan personel juga dilakukan dalam rapat sekali setahun itu.
Ri Son Gwon, mantan komandan pertahanan yang dipromosikan menjadi menteri luar negeri awal tahun ini, adalah salah satu personel yang baru diangkat sebagai anggota Kabinet dan Komisi Urusan Negara (SAC) dalam majelis.
Pertemuan Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara pada awalnya dijadwalkan pada Jumat (10/4), tetapi ditunda tanpa penjelasan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Utara serukan langkah pencegahan epidemi yang lebih ketat
Baca juga: Korut sebut Trump tawarkan kerja sama penanganan virus corona
Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada Senin menunjukkan ratusan anggota parlemen duduk berdekatan satu sama lain tanpa memakai masker dan tidak terlihat melakukan langkah-langkah anti-infeksi lainnya.
Korea Utara mengatakan pihaknya telah menguji setidaknya 700 orang dan telah menempatkan lebih dari 500 orang untuk dikarantina, tetapi tidak ada konfirmasi mengenai kasus infeksi virus corona baru, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada Reuters pekan lalu.
"Kampanye anti-epidemi darurat negara akan terus diintensifkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, dengan prioritas diberikan pada kehidupan dan keselamatan rakyat," kata suatu laporan yang disampaikan kepada Majelis Rakyat Tertinggi (Supreme People's Assembly/SPA) Korea Utara, menurut KCNA.
Baca juga: Kim Jong Un pandu latihan artileri di tengah kekhawatiran virus corona
Baca juga: WHO: "tak ada indikasi" kasus corona di Korea Utara
Korea Utara mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk memblokade hampir semua perjalanan dengan negara tetangga China dan Rusia, menangguhkan pariwisata internasional dan memberlakukan karantina panjang pada ribuan orang, termasuk para diplomat asing.
Pertemuan SPA dilakukan sehari setelah Kim Jong Un menyerukan "langkah-langkah negara yang lebih teliti" untuk melindungi warga dari infeksi virus corona yang menyebar cepat.
Majelis tertinggi Korea Utara bertemu sekali setahun untuk mengadopsi anggaran negara dan melaksanakan mandat konstitusionalnya untuk menyetujui jadwal pertemuan-pertemuan utama dan amendemen hukum, meskipun Kim memegang kekuasaan absolut di negara itu.
Perubahan personel juga dilakukan dalam rapat sekali setahun itu.
Ri Son Gwon, mantan komandan pertahanan yang dipromosikan menjadi menteri luar negeri awal tahun ini, adalah salah satu personel yang baru diangkat sebagai anggota Kabinet dan Komisi Urusan Negara (SAC) dalam majelis.
Pertemuan Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara pada awalnya dijadwalkan pada Jumat (10/4), tetapi ditunda tanpa penjelasan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Utara serukan langkah pencegahan epidemi yang lebih ketat
Baca juga: Korut sebut Trump tawarkan kerja sama penanganan virus corona
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: