Ketua MPR sesalkan pertikaian personel TNI-Polri di Papua
13 April 2020 09:07 WIB
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo berpose dalam pemotretan usai wawancara khusus untuk Kantor Berita Antara di kompleks Parlemen, Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp/am.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyesalkan pertikaian yang terjadi antara personel TNI dan Polridi Papua yang menyebabkan tiga anggota Polri meninggal dunia, pada Minggu (12/4).
"Atas dalih apapun, aparat yang seharusnya berperan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak dibenarkan larut dalam pertikaian," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: DPR RI sesalkan terjadinya pertikaian anggota TNI-Polri di Mamra Papua
Dia mengatakan bagaimana kedamaian di masyarakat bisa terwujud jika antar-aparat masih bisa terprovokasi sehingga semua pihak harus bisa bersama menjaga stabilitas dan keamanan di Papua.
Bamsoet mengapresiasi langkah cepat Kapolda Papua bersama Pangdam VII Cenderawasih yang sudah melarang para anggota dan keluarga tidak keluar Mako untuk sementara waktu sehingga bisa mengurangi terjadinya potensi konflik susulan.
Dia menyarankan agar kejadian tersebut harus segera diselesaikan sehingga para personel TNI dan Polri bisa kembali fokus kepada tugasnya masing-masing dalam menjaga suasana kondusifitas perdamaian di Papua.
"Jangan sampai ketegangan antara aparat keamanan, dimanfaatkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, untuk menciptakan ketakutan di masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Kemarin, Polisi Papua tewas karena salah paham hingga mutasi Polantas
Politisi Partai Golkar itu mengajak para personelTNI dan Polriyang ditugaskan di daerah manapun, untuk senantiasa mengingat Sumpah Prajurit dan Sapta Marga maupun Tribrata dan Catur Prasetya.
Hal itu menurut dia karena para personel TNI dan Polri merupakan garda terdepan dalam menjaga Indonesia.
"Sejak awal masuk dalam akademi pendidikan, para prajurit sudah menyadari bahwa nyawa mereka siap dipertaruhkan demi Indonesia. Bukan malah mempertaruhkan nyawa demi pertikaian antar-sesama," ujarnya.
Dia juga mengingatkan para personil TNI dan Polri bahwa mereka adalah patriot yang harus menjadi teladan masyarakat sehingga jangan biarkan masalah sepele karena kesalahpahaman, membuat masyarakat ketakutan.
Menurut dia, personil TNI-Polri yang dibekali senjata harus mengendalikan diri agar tidak mudah terprovokasi dan apabila ada masalah, selesaikan secara baik-baik dengan mengedepankan dialog kekeluargaan.
Baca juga: Tiga anggota Polri meninggal dalam bentrok dengan TNI di Mamra
Sebelumnya, pertikaian antara oknum TNI-Polri terjadi di Kabupaten Membramo Raya, Papua, Minggu (12/4) pagi pukul 07.40 WIT.
Pertikaian tersebut melibatkan oknum anggota Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad dengan anggota Polres Mamberamo Raya, di Jalan Pemda I, Kampung Kasonaweja, Distrik Mamberamo Tengah.
Akibat pertikaian itu, tiga anggota polisi meninggal dunia, dan dua anggota polisi lainnya terluka terkena tembakan.
Baca juga: Polda Papua dan Kodam Cenderawasih bentuk tim lidik bentrok di Mamra
Baca juga: Kapolda Papua: Dua anggota Polri meninggal dalam pertikaian di Mamra
"Atas dalih apapun, aparat yang seharusnya berperan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tidak dibenarkan larut dalam pertikaian," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: DPR RI sesalkan terjadinya pertikaian anggota TNI-Polri di Mamra Papua
Dia mengatakan bagaimana kedamaian di masyarakat bisa terwujud jika antar-aparat masih bisa terprovokasi sehingga semua pihak harus bisa bersama menjaga stabilitas dan keamanan di Papua.
Bamsoet mengapresiasi langkah cepat Kapolda Papua bersama Pangdam VII Cenderawasih yang sudah melarang para anggota dan keluarga tidak keluar Mako untuk sementara waktu sehingga bisa mengurangi terjadinya potensi konflik susulan.
Dia menyarankan agar kejadian tersebut harus segera diselesaikan sehingga para personel TNI dan Polri bisa kembali fokus kepada tugasnya masing-masing dalam menjaga suasana kondusifitas perdamaian di Papua.
"Jangan sampai ketegangan antara aparat keamanan, dimanfaatkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, untuk menciptakan ketakutan di masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Kemarin, Polisi Papua tewas karena salah paham hingga mutasi Polantas
Politisi Partai Golkar itu mengajak para personelTNI dan Polriyang ditugaskan di daerah manapun, untuk senantiasa mengingat Sumpah Prajurit dan Sapta Marga maupun Tribrata dan Catur Prasetya.
Hal itu menurut dia karena para personel TNI dan Polri merupakan garda terdepan dalam menjaga Indonesia.
"Sejak awal masuk dalam akademi pendidikan, para prajurit sudah menyadari bahwa nyawa mereka siap dipertaruhkan demi Indonesia. Bukan malah mempertaruhkan nyawa demi pertikaian antar-sesama," ujarnya.
Dia juga mengingatkan para personil TNI dan Polri bahwa mereka adalah patriot yang harus menjadi teladan masyarakat sehingga jangan biarkan masalah sepele karena kesalahpahaman, membuat masyarakat ketakutan.
Menurut dia, personil TNI-Polri yang dibekali senjata harus mengendalikan diri agar tidak mudah terprovokasi dan apabila ada masalah, selesaikan secara baik-baik dengan mengedepankan dialog kekeluargaan.
Baca juga: Tiga anggota Polri meninggal dalam bentrok dengan TNI di Mamra
Sebelumnya, pertikaian antara oknum TNI-Polri terjadi di Kabupaten Membramo Raya, Papua, Minggu (12/4) pagi pukul 07.40 WIT.
Pertikaian tersebut melibatkan oknum anggota Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad dengan anggota Polres Mamberamo Raya, di Jalan Pemda I, Kampung Kasonaweja, Distrik Mamberamo Tengah.
Akibat pertikaian itu, tiga anggota polisi meninggal dunia, dan dua anggota polisi lainnya terluka terkena tembakan.
Baca juga: Polda Papua dan Kodam Cenderawasih bentuk tim lidik bentrok di Mamra
Baca juga: Kapolda Papua: Dua anggota Polri meninggal dalam pertikaian di Mamra
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: