MPR: intensifkan cegah-tangkal penularan COVID-19
12 April 2020 17:36 WIB
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo berpose dalam pemotretan usai wawancara khusus untuk Kantor Berita ANTARA di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/10/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah dan semua elemen masyarakat harus bahu membahu intensifkan kerja pencegahan dan menangkal penularan COVID-19 di semua daerah hingga pelosok.
Langkah itu menurut dia untuk melindungi dan mencegah agar Indonesia tidak menjadi episenter pandemik COVID-19 setelah keluarnya peringatan dan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang kehati-hatian untuk negara-negara di Asia Tenggara terkait penyebaran COVID-19.
"Menurut WHO, gelombang episenter wabah COVID-19 dari Amerika Serikat dan Eropa akan menuju Asia Tenggara. Potensi pergeseran gelombang episenter wabah Corona ke kawasan Asia Tenggara bisa jadi sangat besar jika tidak dikendalikan dari sekarang," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: MPR: Pemerintah harus pastikan bansos tepat sasaran
Dia meminta pemerintah, DPR, MPR dan DPD RI serta semua elemen masyarakat Indonesia perlu menyikapi pernyataan WHO itu dengan meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian.
Hal yang terpenting menurut dia, saran dan peringatan dari WHO itu hendaknya tidak membuat masyarakat semakin takut dan juga tidak panik.
"Memang, akibat yang ditimbulkan pandemik COVID-19 a di AS, Italia dan Inggris benar-benar di luar perkiraan. Mengacu pada angka kematian yang begitu besar, semua negara memang patut mencermati penyebab yang melatarbelakangi besarnya jumlah korban jiwa di tiga negara itu," ujarnya.
Mantan Ketua DPR RI itu mengatakan, hingga Sabtu (11/4), data penghitungan korban Corona di Universitas Johns Hopkins (JHU) melaporkan 2.108 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir di wilayah Amerika Serikat sehingga total korban meninggal di AS mencapai 18.586 orang.
Pada hari yang sama menurut dia, jumlah kematian terbaru akibat wabah COVID-19 di Inggris bertambah 917 menjadi 9.875 orang sedangkan jumlah kematian di Italia karena COVID-19 sudah mencapai 10.779 orang.
"Berdasarkan gambaran dari tiga negara itu, saran dan peringatan dari WHO memang patut disikapi. Secara tidak langsung, pemerintah dan semua elemen masyarakat didorong untuk bertekad melindungi negara ini dari kemungkinan menjadi episenter virus Corona," katanya.
Baca juga: MPR: Bentuk Timwas tingkat desa tangani COVID-19
Bamsoet menilai kerja pencegahan dan menangkal penularan COVID-19 harus semakin diintensifkan hingga pelosok daerah.
Menurut dia, selain mendorong masyarakat untuk terus menerapkan pembatasan sosial, bersikap dan bertindak tegas perlu dilakukan terhadap siapa saja yang menganggap remeh ancaman dari COVID-19.
Bamsoet mengatakan, Indonesia memang telah menerapkan pembatasan sosial untuk cegah-tangkal meluasnya penularan pandemik COVID-19, bahkam Jakarta, serta Depok, Bogor dan Bekasi menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dalam upaya cegah-tangkal itu, tantangan terdekat adalah pada periode mudik. Pada periode itu, kewaspadaan dan kepedulian bersama layak ditingkatkan," ujarnya.
Baca juga: MPR apresiasi respon pemerintah terkait WNI di luar negeri
Langkah itu menurut dia untuk melindungi dan mencegah agar Indonesia tidak menjadi episenter pandemik COVID-19 setelah keluarnya peringatan dan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang kehati-hatian untuk negara-negara di Asia Tenggara terkait penyebaran COVID-19.
"Menurut WHO, gelombang episenter wabah COVID-19 dari Amerika Serikat dan Eropa akan menuju Asia Tenggara. Potensi pergeseran gelombang episenter wabah Corona ke kawasan Asia Tenggara bisa jadi sangat besar jika tidak dikendalikan dari sekarang," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: MPR: Pemerintah harus pastikan bansos tepat sasaran
Dia meminta pemerintah, DPR, MPR dan DPD RI serta semua elemen masyarakat Indonesia perlu menyikapi pernyataan WHO itu dengan meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian.
Hal yang terpenting menurut dia, saran dan peringatan dari WHO itu hendaknya tidak membuat masyarakat semakin takut dan juga tidak panik.
"Memang, akibat yang ditimbulkan pandemik COVID-19 a di AS, Italia dan Inggris benar-benar di luar perkiraan. Mengacu pada angka kematian yang begitu besar, semua negara memang patut mencermati penyebab yang melatarbelakangi besarnya jumlah korban jiwa di tiga negara itu," ujarnya.
Mantan Ketua DPR RI itu mengatakan, hingga Sabtu (11/4), data penghitungan korban Corona di Universitas Johns Hopkins (JHU) melaporkan 2.108 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir di wilayah Amerika Serikat sehingga total korban meninggal di AS mencapai 18.586 orang.
Pada hari yang sama menurut dia, jumlah kematian terbaru akibat wabah COVID-19 di Inggris bertambah 917 menjadi 9.875 orang sedangkan jumlah kematian di Italia karena COVID-19 sudah mencapai 10.779 orang.
"Berdasarkan gambaran dari tiga negara itu, saran dan peringatan dari WHO memang patut disikapi. Secara tidak langsung, pemerintah dan semua elemen masyarakat didorong untuk bertekad melindungi negara ini dari kemungkinan menjadi episenter virus Corona," katanya.
Baca juga: MPR: Bentuk Timwas tingkat desa tangani COVID-19
Bamsoet menilai kerja pencegahan dan menangkal penularan COVID-19 harus semakin diintensifkan hingga pelosok daerah.
Menurut dia, selain mendorong masyarakat untuk terus menerapkan pembatasan sosial, bersikap dan bertindak tegas perlu dilakukan terhadap siapa saja yang menganggap remeh ancaman dari COVID-19.
Bamsoet mengatakan, Indonesia memang telah menerapkan pembatasan sosial untuk cegah-tangkal meluasnya penularan pandemik COVID-19, bahkam Jakarta, serta Depok, Bogor dan Bekasi menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Dalam upaya cegah-tangkal itu, tantangan terdekat adalah pada periode mudik. Pada periode itu, kewaspadaan dan kepedulian bersama layak ditingkatkan," ujarnya.
Baca juga: MPR apresiasi respon pemerintah terkait WNI di luar negeri
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020
Tags: