Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengantisipasi peningkatan kasus infeksi virus corona penyebab COVID-19 hingga Mei 2020 mengingat perantau yang pulang untuk merayakan Idul Fitri masih banyak.

"Akademisi Unand memperkirakan kasus COVID-19 akan melonjak pada Mei dan baru melandai pada Agustus 2020," kata Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno di Padang, Minggu.

Gubernur mengatakan potensi lonjakan kasus COVID-19 mesti diantisipasi sejak dini. "Kita berharap prediksi ini tidak terjadi. Tapi langkah antisipasi tetap harus dilakukan," ujar Irwan.

Dalam upaya mengantisipasi potensi peningkatan kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memastikan sarana dan prasarana kesehatan mampu mendukung penanganan pasien COVID-19.

Saat ini, rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 di Sumatera Barat baru tiga yakni RSUP M.Djamil Padang, Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi dan Rumah Sakit Unand. Kapasitas ruang rawat inap dan ruang isolasi untuk pasien COVID-19 di ketiga rumah sakit itu terbatas.

"Sebagai langkah antisipasi kita sudah siapkan dua RSUD khusus COVID-19 yaitu RSUD Pariaman serta RSUD Rasidin Padang," kata Irwan.

RSUD Pariaman punya sekitar 170 tempat tidur perawatan dan RSUD Rasidin Padang punya 112 tempat tidur rawat inap. Setelah kedua rumah sakit itu siap, total ada 354 tempat tidur rawat inap yang tersedia di seluruh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.

Jika skenario terburuk terjadi dan jumlah pasien positif COVID-19 melampaui 350 orang sebagaimana perkiraan akademisi, maka Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Tentara (RST) Dr. Reksodiwiryo Padang akan dikerahkan untuk melayani pasien COVID-19.

Selain itu, rumah sakit umum daerah dan rumah sakit di wilayah Sumatera Barat akan dilibatkan dalam penanganan pasien COVID-19 dengan gejala sedang.

"Kita sudah siapkan juga mekanisme atau SOP, tata alur masuk dan keluar pada masing-masing RS," kata Gubernur.

Ia meminta warga mengikuti anjuran pemerintah untuk menghindari penularan COVID-19 supaya penularan penyakit tersebut bisa dikendalikan.

Menurut data Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, hingga 11 April 2020 total ada 32 pasien positif COVID-19 di wilayah Sumatera Barat dengan perincian 13 masih menjalani perawatan, 10 melakukan isolasi mandiri di rumah, enam sudah sembuh, dan tiga meninggal dunia.

Selain itu ada 4.783 orang dalam pemantauan (ODP) dan 128 pasien dalam pengawasan (PDP) terkait penularan virus corona.

Dari total 4.738 ODP ada 3.561 yang sudah selesai menjalani pemantauan dan 1.222 yang masih dipantau kondisinya dan di antara 128 PDP ada 26 yang masih dirawat, 23 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, dan 79 yang sudah dinyatakan tidak tertular COVID-19.

Baca juga:
Bupati Solok imbau 4.717 perantau karantina diri
Sumatera Barat pelajari penerapan PSBB d
i DKI Jakarta