Pengamat sarankan industri berbagai sektor dilibatkan hadapi Covid-19
10 April 2020 18:18 WIB
Ilustrasi: Buruh menyelesaikan pembuatan masker di PT Jayamas Medica Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/ama.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat kebijakan Profesor Tikki Pangestu dari National University of Singapore menyarankan agar pemerintah Indonesia sepenuhnya melibatkan seluruh pelaku industri dan usaha swasta dari berbagai sektor pada setiap pilar penanggulangan pandemi Covid-19.
"Di pilar standar tata kelola yang baik, Kementerian Perindustrian perlu dilibatkan. Pemerintah Singapura sama halnya seperti Amerika Serikat memiliki kewenangan untuk meminta beberapa industri mengalihkan sejumlah produksinya untuk memenuhi kebutuhan produk-produk penanggulangan Covid-19," kata Tikki Pangestu dalam seminar daring yang diselenggarakan CSIS di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, ketika terjadi pandemi Covid-19 pemerintah Singapura meminta industri-industri garmennya untuk mengalihkan produksi mereka guna membuat masker.
Baca juga: Beroperasi saat PSBB, Kemenperin minta industri kantongi izin
Sedangkan dalam pilar pelayanan kesehatan, industri atau perusahaan swasta yang memproduksi masker, ventilator atau mengembangkan vaksin merupakan industri atau perusahaan yang sangat penting dalam sektor kesehatan.
"Di pilar social capital, industri, perusahaan swasta atapun aplikasi startup yang bergerak dalam sektor media dan platform media sosial memiliki peran yang sangat penting untuk menangkal berita-berita hoaks tentang Covid-19," ujar pengamat yang pernah menjabat sebagai Director of Research Policy & Cooperation World Health Organization (WHO) tersebut.
Menurut pengamat itu, Google, Facebook dan sebagainya melakukan hal ini dengan mengarahkan para pengguna Internet ke sumber-sumber informasi resmi dan terpercaya terkait Covid-19 seperti situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dan institusi-institusi terkait lainnya.
Tikki Pangestu menilai peranan dan keterlibatan industri serta pelaku usaha swasta sebagai komponen pendekatan tiga pilar atau "tripod" dalam mengatas pandemi Covid-19 di Singapura sangat krusial.
Baca juga: Pemerintah upayakan industri APD standar medis berbahan baku lokal
Dalam paparan pengamat tersebut, pendekatan tiga pilar atau "tripod" sendiri diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan bahwa Singapura membutuhkan "tripod" yang terdiri dari kualitas pelayanan kesehatan, standar tata kelola yang baik, dan social capital sebagai fondasi bagi penanggulangan efektif terhadap pandemic.
Sebelumnya pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta kepada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) agar para anggotanya dapat memproduksi masker dan Alat Pelindung Diri (APD).
Hal ini guna memenuhi permintaan domestik yang sedang tinggi, terutama untuk memasok kebutuhan para tenaga kesehatan dalam penanganan pasien yang terpapar Virus Corona baru (COVID-19).
Kemenperin juga mendorong produsen otomotif di dalam negeri untuk bisa memproduksi alat kesehatan, seperti ventilator atau alat bantu pernapasan.
Lebih lanjut, salah satu bentuk dukungan kepada pelaku industri agar bisa berproduksi, pemerintah telah menerbitkan stimulus ekonomi kedua berupa pembebasan sementara bea masuk bahan baku industri, kemudahan proses importasi bahan baku, serta penjaminan ketersediaan pasokan pangan strategis.
"Di pilar standar tata kelola yang baik, Kementerian Perindustrian perlu dilibatkan. Pemerintah Singapura sama halnya seperti Amerika Serikat memiliki kewenangan untuk meminta beberapa industri mengalihkan sejumlah produksinya untuk memenuhi kebutuhan produk-produk penanggulangan Covid-19," kata Tikki Pangestu dalam seminar daring yang diselenggarakan CSIS di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, ketika terjadi pandemi Covid-19 pemerintah Singapura meminta industri-industri garmennya untuk mengalihkan produksi mereka guna membuat masker.
Baca juga: Beroperasi saat PSBB, Kemenperin minta industri kantongi izin
Sedangkan dalam pilar pelayanan kesehatan, industri atau perusahaan swasta yang memproduksi masker, ventilator atau mengembangkan vaksin merupakan industri atau perusahaan yang sangat penting dalam sektor kesehatan.
"Di pilar social capital, industri, perusahaan swasta atapun aplikasi startup yang bergerak dalam sektor media dan platform media sosial memiliki peran yang sangat penting untuk menangkal berita-berita hoaks tentang Covid-19," ujar pengamat yang pernah menjabat sebagai Director of Research Policy & Cooperation World Health Organization (WHO) tersebut.
Menurut pengamat itu, Google, Facebook dan sebagainya melakukan hal ini dengan mengarahkan para pengguna Internet ke sumber-sumber informasi resmi dan terpercaya terkait Covid-19 seperti situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dan institusi-institusi terkait lainnya.
Tikki Pangestu menilai peranan dan keterlibatan industri serta pelaku usaha swasta sebagai komponen pendekatan tiga pilar atau "tripod" dalam mengatas pandemi Covid-19 di Singapura sangat krusial.
Baca juga: Pemerintah upayakan industri APD standar medis berbahan baku lokal
Dalam paparan pengamat tersebut, pendekatan tiga pilar atau "tripod" sendiri diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan bahwa Singapura membutuhkan "tripod" yang terdiri dari kualitas pelayanan kesehatan, standar tata kelola yang baik, dan social capital sebagai fondasi bagi penanggulangan efektif terhadap pandemic.
Sebelumnya pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta kepada Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) agar para anggotanya dapat memproduksi masker dan Alat Pelindung Diri (APD).
Hal ini guna memenuhi permintaan domestik yang sedang tinggi, terutama untuk memasok kebutuhan para tenaga kesehatan dalam penanganan pasien yang terpapar Virus Corona baru (COVID-19).
Kemenperin juga mendorong produsen otomotif di dalam negeri untuk bisa memproduksi alat kesehatan, seperti ventilator atau alat bantu pernapasan.
Lebih lanjut, salah satu bentuk dukungan kepada pelaku industri agar bisa berproduksi, pemerintah telah menerbitkan stimulus ekonomi kedua berupa pembebasan sementara bea masuk bahan baku industri, kemudahan proses importasi bahan baku, serta penjaminan ketersediaan pasokan pangan strategis.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: