Johannesburg (ANTARA) - Beberapa anggota parlemen di Botswana telah dipindahkan ke karantina yang diawasi oleh pemerintah setelah melanggar instruksi untuk mengisolasi diri saat negara itu mencoba untuk menghambat penyebaran virus corona, kata pemerintah pada Jumat.

Semua anggota parlemen Botswana, juga Presiden Mokgweetsi Masisi, telah diminta untuk mengarantina diri selama 14 hari dan mengikuti tes untuk virus corona, setelah seorang petugas kesehatan yang bertugas melakukan tes corona pada para anggota parlemen ternyata justru dinyatakan positif COVID-19.

Beberapa anggota parlemen Botswana telah melanggar karantina dengan pergi ke toko-toko swalayan dan "menyebarkan risiko", kata satu pernyataan yang diunggah di akun Twitter resmi pemerintah.

"Hal ini disesalkan dan publik diberi tahu bahwa para anggota parlemen itu telah dipindahkan dari karantina rumah dan akan dikarantina di bawah pengawasan pemerintah," kata Malaki Tshipayagae, direktur pelayanan kesehatan pada kementerian kesehatan Botswana dalam pernyataan tersebut.

Namun, dalam pernyataan itu tidak disebutkan jumlah dan nama anggota parlemen yang melanggar aturan karantina.

Anggota parlemen Botswana diberi pilihan untuk mengisolasi diri di rumah atau dibawa ke fasilitas karantina yang ditunjuk oleh pemerintah setelah perawat yang memeriksa mereka dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

Botswana telah melaporkan 13 kasus infeksi virus corona dan satu kematian.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus corona di Afrika tembus angka 10.075 dengan 487 kematian

Baca juga: PBB jaga bantuan pangan Afrika di tengah wabah corona

Baca juga: Tanggulangi penyebaran corona, negara-negara Afrika tutup perbatasan


Pemerintah terus sisir anggaran untuk salurkan bansos


​​​​​​​