Jakarta (ANTARA) - Beberapa warga negara Indonesia di Provinsi Hubei, China, tidak larut dalam euforia pembukaan kembali wilayah Kota Wuhan pada Rabu (8/4) setelah ditutup total (lockdown) selama 76 hari sebagai upaya memudahkan pengendalian wabah COVID-19.

"Saya sejak dua hari lalu malah belum keluar. Di asrama kampus saja," kata M Rezha Alda Putra yang tinggal di Xianning, Provinsi Hubei, saat dihubungi ANTARA, Jumat.

Ia bersama rekan pelajar asal Indonesia lainnya, Nicho Fathir Rahman, lebih senang menghabiskan waktu di dalam asrama.

"Apalagi kuliah online juga sudah berlangsung sejak Februari lalu," ujar remaja asal Surabaya yang sudah hampir tiga tahun berkuliah di kota tetangga Wuhan itu.

Selain kuliah daring, dua lulusan Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, itu menghabiskan waktu sore harinya dengan bermain basket di kampus.

"Biasanya setiap dua hari sekali, saya dan Nicho keluar kampus untuk belanja," kata Rezha.

Rezha, Nicho, dan Humaidi Zahid, merupakan tiga dari tujuh WNI yang masih bertahan di Hubei sampai sekarang.

Ketiga pelajar itu sebelumnya gagal terbang bersama 238 WNI lainnya yang dievakuasi dari Wuhan oleh pemerintah Indonesia menuju Natuna melalui Batam karena suhu tubuhnya mendadak naik, meskipun pada akhirnya dinyatakan negatif dari paparan COVID-19.

Mereka belum berniat pulang kampung dalam waktu dekat ini mengingat situasi wabah di Indonesia menunjukkan peningkatan kasus positif dalam kurun 1,5 bulan terakhir.

Baca juga: Cerita warga Bogor yang berada di Wuhan saat COVID-19 mewabah

Sementara itu, pada hari pertama pembukaan kembali Wuhan, 8 April, tercatat 624.300 warga setempat telah menggunakan jasa tranportasi umum.

Dinas Perhubungan Kota Wuhan menyebutkan pada hari pertama itu terdapat moda transportasi umum, seperti 346 unit bus, perahu, kereta metro bawah tanah (subway), dan taksi yang beroperasi.

Lebih dari 624.300 penumpang menggunakan transportasi umum mulai Rabu (8/4) tengah malam hingga pukul 17.00, termasuk 184 penumpang bus, 336.300 penumpang subway, dan 104.000 penumpang taksi, demikian otoritas transportasi di Ibu Kota Hubei itu sebagaimana dikutip media lokal.

Pemkot Wuhan juga mencatat 52.000 warganya juga meninggalkan kota dengan kereta api, pesawat dan bus, selain juga 31.000 orang memasuki wilayah kota itu pada hari pertama pencabutan status lockdown.

"Sejak dibuka sampai sekarang saya masih belum naik kendaraan umum," kata Rezha menambahkan.

Baca juga: "Lockdown" Wuhan resmi berakhir
Baca juga: Mahasiswa Indonesia yang dievakuasi dari Hubei mulai kuliah daring