Jenewa (ANTARA News) - Krisis finansial global mengancam akses pengobatan murah bagi masyarakat di negara-negara berkembang, demikian peringatan kepala UNITAID, fasilitas pembelian obat internasional, Senin.

Mantan Menteri Luar Negeri Perancis Philippe Douste-Blazy, yang merupakan pimpinan organisasi berbasis di Jenewa itu, menyatakan perlunya untuk "reaksi sangat cepat dengan inovasi pendanaan" guna mencegah bantuan kepada negara-negara miskin dari `kekeringan` dana.

Sekitar 70 persen basis finansial UNITAID berasal dari pajak atas tiket penerbangan, yang telah dilaksanakan oleh tujuh dari 29 anggota organisasi tersebut termasuk Perancis dan Korea Selatan.

Pajak tersebut seperti diwartakan AFP berkisar dari 10 dolar untuk klas bisnis dan 40 dolar untuk klas utama tiket penerbangan, menurut website UNITAID.

Organisasi tersebut didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan akses bagi rakyat miskin untuk pengobatan AIDS, malaria dan juga tubercolosis (TBC).

Douste-Blazy, penasehat khusus dalam inovasi pendanaan, Sekjen PBB Ban Ki-moon menambahkan bahwa Millennium Development Goals (MDG`s) PBB masih membutuhkan 50 miliar dolar (37 miliar euro) dari 150 miliar dolar yang diperlukan setiap tahunnya untuk memberantas kemiskinan, penyakit dan kekurangan gizi.

"Kami telah menemukan sekitar 100 miliar (tetapi) kami perlu untuk pendanaan yang lebih besar," katanya.

Ban telah memimpin suatu pertemuan mengenai inovasi pendanaan selama Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, Selasa. (*)