Liga Inggris
Southampton jadi klub Inggris pertama yang resmi potong gaji pemain
9 April 2020 20:27 WIB
Dok - Pemain Southampton James Ward-Prowse berebut bola dengan pemain Tottenham Hotspur Lucas Moura dari pada pertandingan Piala FA putaran empat di stadion Tottenham Hotspur, London, Kamis (6/2/2020) dini hari. Gol penalti Son di ujung laga bawa Hotspur menang dengan skor 3-2. ANTARA FOTO/Action Images via Reuters/Matthew Childs/pras.
Jakarta (ANTARA) - Southampton menjadi klub Liga Inggris pertama yang secara resmi mengumumkan bahwa pemain mereka akan mengalami pemotongan gaji selama beberapa bulan akibat pandemi COVID-19, seperti dilansir laman resmi klub.
Para direktur klub serta manajer Ralph Haseenhuttl dan stafnya juga akan terkena kebijakan yang sama sampai Juni.
Southampton mengatakan selain para pemain akan mengalami pemotongan gaji untuk April, Mei, dan Juni, pihak klub juga tidak akan menggunakan skema cuti pemerintah dalam kurun waktu itu.
Baca juga: Beda dengan yang lain, City tak mau potong gaji pemain
Dalam pernyataannya, Southampton juga berkata bahwa para staf yang tidak mengalami pemotongan gaji akan tetap menerima gaji 100 persen utuh.
Southampton yang sebelum Liga Inggris dihentikan hanya unggul tujuh poin di atas zona degradasi, menuturkan bahwa pemotongan gaji akan membantu melindungi masa depan klub, staf yang bekerja di dalam, dan komunitas yang mereka layani.
Operator Liga Inggris telah meminta klub-klub peserta untuk memotong gaji para pemain sebesar 30 persen, namun Persatuan Pesepak bola Profesional (PFA) berargumen bahwa langkah itu akan memberi dampak negatif terhadap kontribusi pajak kepada layanan kesehatan Inggris.
Baca juga: PFA kuatir pemotongan gaji pemain akan kurangi pendanaan medis Inggris
Para pemain kemudian meluncurkan gerakan untuk menggalang dana bagi layanan kesehatan dengan dasar sukarela.
Keputusan Liverpool dan Tottenham Hotspur untuk merumahkan staf mereka sempat mendapat kritik tajam dari banyak pihak. Liverpool kemudian mencabut keputusan tersebut.
Baca juga: Dikritik suporter, Liverpool batal dijamin pemerintah bayar karyawan
Newcastle United, Bournemouth, Norwich City, dan sejumlah klub dari divisi bawah mengatakan bahwa mereka akan meminta bantuan dana dari pemerintah.
Lebih dari 7.000 orang telah meninggal dunia akibat virus corona di Inggris, dan Perdana Menteri Boris Johnson kini sedang dirawat di unit ICU akibat virus tersebut.
Baca juga: Pemain Liga Inggris bentuk inisiatif sumbangkan dana lawan corona
Para direktur klub serta manajer Ralph Haseenhuttl dan stafnya juga akan terkena kebijakan yang sama sampai Juni.
Southampton mengatakan selain para pemain akan mengalami pemotongan gaji untuk April, Mei, dan Juni, pihak klub juga tidak akan menggunakan skema cuti pemerintah dalam kurun waktu itu.
Baca juga: Beda dengan yang lain, City tak mau potong gaji pemain
Dalam pernyataannya, Southampton juga berkata bahwa para staf yang tidak mengalami pemotongan gaji akan tetap menerima gaji 100 persen utuh.
Southampton yang sebelum Liga Inggris dihentikan hanya unggul tujuh poin di atas zona degradasi, menuturkan bahwa pemotongan gaji akan membantu melindungi masa depan klub, staf yang bekerja di dalam, dan komunitas yang mereka layani.
Operator Liga Inggris telah meminta klub-klub peserta untuk memotong gaji para pemain sebesar 30 persen, namun Persatuan Pesepak bola Profesional (PFA) berargumen bahwa langkah itu akan memberi dampak negatif terhadap kontribusi pajak kepada layanan kesehatan Inggris.
Baca juga: PFA kuatir pemotongan gaji pemain akan kurangi pendanaan medis Inggris
Para pemain kemudian meluncurkan gerakan untuk menggalang dana bagi layanan kesehatan dengan dasar sukarela.
Keputusan Liverpool dan Tottenham Hotspur untuk merumahkan staf mereka sempat mendapat kritik tajam dari banyak pihak. Liverpool kemudian mencabut keputusan tersebut.
Baca juga: Dikritik suporter, Liverpool batal dijamin pemerintah bayar karyawan
Newcastle United, Bournemouth, Norwich City, dan sejumlah klub dari divisi bawah mengatakan bahwa mereka akan meminta bantuan dana dari pemerintah.
Lebih dari 7.000 orang telah meninggal dunia akibat virus corona di Inggris, dan Perdana Menteri Boris Johnson kini sedang dirawat di unit ICU akibat virus tersebut.
Baca juga: Pemain Liga Inggris bentuk inisiatif sumbangkan dana lawan corona
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: