Jakarta (ANTARA) - Dalam pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council/AAC) yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, Indonesia mengusulkan sejumlah upaya untuk penanganan pandemi COVID-19.

Dalam memerangi COVID19, Indonesia menekankan kepentingan penerapan hasil-hasil 
pertemuan menteri kesehatan negara-negara ASEAN serta menteri kesehatan ASEAN Plus Three, yang diadakan pada 7 April lalu.

“Indonesia menggarisbawahi arti penting protokol untuk cross-border public health responses, seperti contact tracing dan juga investigasi dari wabah,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan pernyataan pers melalui konferensi video, Kamis.

Selain itu, Indonesia juga menegaskan keutamaan komitmen untuk memastikan arus barang, khususnya makanan, obat-obatan dan peralatan medis, tidak mengalami hambatan.

Baca juga: KTT ASEAN di Vietnam ditunda

Oleh karena itu, Menlu Retno mengusulkan kesepakatan mengenai “Rantai Pasokan dan Perdagangan selama Wabah” (Supply Chain and Flow of Goods during the Outbreak) untuk dapat didukung pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Plus Three pada 14 April 2020.


Indonesia memandang ASEAN perlu melindungi warga negara-negara anggotanya, termasuk kelompok yang rawan, khususnya para pekerja migran.

Dalam hal ini, Menlu Retno menyampaikan bahwa dirinya secara terus-menerus melakukan komunikasi antara lain dengan Menlu Malaysia dan Menlu Singapura, untuk penanganan WNI yang berada di kedua negara tersebut selama wabah COVID-19 merebak.

Baca juga: Komoditas sanitasi mudah ditemukan di Kamboja, terbatas di Filipina

Retno mengatakan pemerintah Malaysia telah memberikan kerja sama yang sangat baik, termasuk dalam hal distribusi kebutuhan pokok bagi WNI yang paling terdampak selama pemberlakukan masa pembatasan pergerakan (movement control order/MCO) sejak 18 Maret 2020.

Masih terkait dengan perlindungan warga negara, secara khusus Menlu Retno menyampaikan bahwa negara-negara ASEAN harus memperhatikan protokol kesehatan wajib, yang implementasinya dapat didukung melalui “Protokol Pergerakan Orang di Wilayah ASEAN” (Protocol of Movement of People within ASEAN Member States), yang merupakan usul dari Indonesia.

“Pada akhir pernyataan saya sampaikan bahwa kita selalu memikirkan dan memberi perhatian khusus bagi warga negara kita yang berpenghasilan kecil, para pekerja di sektor informal, dan kelompok rentan lainnya. Saat kita memikirkan mereka, maka timbul semangat yang tinggi untuk tidak menyerah. Never give up and let us stay together to get this through,” tutur Menlu Retno

Baca juga: AS dukung ASEAN perangi COVID-19

Baca juga: Jack Ma donasikan perlengkapan medis ke ASEAN termasuk Indonesia

TKI dari Malaysia menunggu dua bulan sebelum pulang