Gubernur BI sebut pasar keuangan global berangsur membaik
9 April 2020 16:15 WIB
Dokumentasi - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI dihadapan wartawan di gedung BI, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp/pri.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan kondisi pasar keuangan global yang terdampak akibat wabah virus corona jenis baru saat ini berangsur membaik salah satunya karena didukung kebijakan pelonggaran kebijakan dari bank sentral Amerika Serikat dan stimulus yang dikeluarkan sejumlah negara.
“Memang belum pulih, masih relatif tinggi, masih naik turun tapi kecenderungannya membaik,” katanya saat jumpa pers daring di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kondisi pasar keuangan berangsur membaik salah satunya ditunjukkan oleh indikator volatilitas pasar keuangan (VIX) di Amerika Serikat yang semakin menurun.
Ia menjelaskan sebelum terjadi COVID-19, indeks VIX mencapai 18,8 dan meningkat drastis pada minggu ketiga Maret 2020 mencapai indeks tertinggi yakni 82 karena terjadi kepanikan pasar keuangan global dan saat ini diklaim semakin menurun.
“Dengan langkah kebijakan pelonggaran oleh The Fed (Bank Sentral AS), dan stimulus di Amerika Serikat dan di berbagai negara, kemudian (indeks) VIX berangsur menurun,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar saat ini mencermati tingkat kenaikan kasus positif di berbagai negara berangsur menurun seperti di Italia.
Kondisi itu menunjukkan langkah penanganan COVID-19 dari berbagai negara juga mengurangi kecepatan wabah virus corona itu, termasuk langkah penanganan yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Ia menyakini kondisi risiko global yang berangsur menurun itu akan ikut mendongkrak perekonomian di Indonesia salah satunya dari sisi penguatan nilai tukar rupiah.
Perry optimistis dengan sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah termasuk stimulus fiskal untuk penanganan COVID-19 di Indonesia akan mendorong nilai tukar rupiah stabil dan menguat hingga mengarah Rp15.000 per dolar AS.
Hal itu, kata dia, juga didukung fundamental ekonomi Indonesia seperti defisit transaksi berjalan dan inflasi yang terkendali menunjukkan rupiah memiliki kecenderungan menguat.
“Keyakinan Bank Indonesia bahwa nilai tukar rupiah ke depan dan akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS akhir tahun,” katanya.
Baca juga: Gubernur BI: Rupiah menguat, pasar percaya kebijakan tangani COVID-19
Baca juga: Cerita Gubernur BI menangis saat rumuskan penanganan COVID-19
Baca juga: BI percepat peraturan pelaksana pembelian SUN/SBN di pasar perdana
“Memang belum pulih, masih relatif tinggi, masih naik turun tapi kecenderungannya membaik,” katanya saat jumpa pers daring di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kondisi pasar keuangan berangsur membaik salah satunya ditunjukkan oleh indikator volatilitas pasar keuangan (VIX) di Amerika Serikat yang semakin menurun.
Ia menjelaskan sebelum terjadi COVID-19, indeks VIX mencapai 18,8 dan meningkat drastis pada minggu ketiga Maret 2020 mencapai indeks tertinggi yakni 82 karena terjadi kepanikan pasar keuangan global dan saat ini diklaim semakin menurun.
“Dengan langkah kebijakan pelonggaran oleh The Fed (Bank Sentral AS), dan stimulus di Amerika Serikat dan di berbagai negara, kemudian (indeks) VIX berangsur menurun,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar saat ini mencermati tingkat kenaikan kasus positif di berbagai negara berangsur menurun seperti di Italia.
Kondisi itu menunjukkan langkah penanganan COVID-19 dari berbagai negara juga mengurangi kecepatan wabah virus corona itu, termasuk langkah penanganan yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Ia menyakini kondisi risiko global yang berangsur menurun itu akan ikut mendongkrak perekonomian di Indonesia salah satunya dari sisi penguatan nilai tukar rupiah.
Perry optimistis dengan sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah termasuk stimulus fiskal untuk penanganan COVID-19 di Indonesia akan mendorong nilai tukar rupiah stabil dan menguat hingga mengarah Rp15.000 per dolar AS.
Hal itu, kata dia, juga didukung fundamental ekonomi Indonesia seperti defisit transaksi berjalan dan inflasi yang terkendali menunjukkan rupiah memiliki kecenderungan menguat.
“Keyakinan Bank Indonesia bahwa nilai tukar rupiah ke depan dan akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS akhir tahun,” katanya.
Baca juga: Gubernur BI: Rupiah menguat, pasar percaya kebijakan tangani COVID-19
Baca juga: Cerita Gubernur BI menangis saat rumuskan penanganan COVID-19
Baca juga: BI percepat peraturan pelaksana pembelian SUN/SBN di pasar perdana
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: