PEPC sampaikan progres 56,42 persen kinerja pengeboran JTB
9 April 2020 11:57 WIB
Pekerja beraktivitas di area Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) usai prosesi Tajak Sumur di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (9/10/2019). Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PT PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pras.
Jakarta (ANTARA) - Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mencakup beberapa lingkup pekerjaan, seperti pengeboran empat sumur, pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 km, dan pembangunan Gas Processing Facility (GPF) yang telah mencapai 56,42 persen.
Keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, menyebutkan drilling Campaign JTB dimulai pada tanggal 17 September 2019 dengan menggunakan rig milik PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), yang memiliki teknologi walking rig yang canggih.
Baca juga: Pertamina EP Cepu sumbang laba terbesar
Selain itu juga disampaikan pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas, serta pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah, dan perumahan.
Rig dapat bergeser dari satu sumur ke sumur lain tanpa harus direbahkan sehingga mengurangi durasi pengeboran. Pekerjaan pengeboran meliputi 5 sumur baru dan 1 sumur eksisting untuk menghasilkan produksi raw gas sebesar 315 MMSCFD. Pekerjaan melibatkan 42 kontraktor, seluruhnya di bawah kendali putra-putri terbaik negeri.
Baca juga: Keberadaan Blok Cepu diharapkan serap tenaga kerja lokal
Saat ini, seluruh rangkaian Drilling Campaign di JTB telah menyelesaikan tiga sumur, sehingga diharapkan selesai pada akhir 2020 serta siap mengalirkan gas ke Gas Processing Facility pada kuartal pertama 2021, sesuai dengan target dari Pemerintah.
Dalam melaksanakan operasinya, PEPC berkomitmen untuk selalu menjunjung tinggi standar keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan. Khusus untuk mitigasi penyebaran COVID-19, telah diambil sejumlah langkah pencegahan yang dituangkan dalam Prosedur Kewaspadaan Penyebaran COVID-19, yang wajib dipatuhi oleh seluruh pekerja yang terlibat.
Keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, menyebutkan drilling Campaign JTB dimulai pada tanggal 17 September 2019 dengan menggunakan rig milik PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), yang memiliki teknologi walking rig yang canggih.
Baca juga: Pertamina EP Cepu sumbang laba terbesar
Selain itu juga disampaikan pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas, serta pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah, dan perumahan.
Rig dapat bergeser dari satu sumur ke sumur lain tanpa harus direbahkan sehingga mengurangi durasi pengeboran. Pekerjaan pengeboran meliputi 5 sumur baru dan 1 sumur eksisting untuk menghasilkan produksi raw gas sebesar 315 MMSCFD. Pekerjaan melibatkan 42 kontraktor, seluruhnya di bawah kendali putra-putri terbaik negeri.
Baca juga: Keberadaan Blok Cepu diharapkan serap tenaga kerja lokal
Saat ini, seluruh rangkaian Drilling Campaign di JTB telah menyelesaikan tiga sumur, sehingga diharapkan selesai pada akhir 2020 serta siap mengalirkan gas ke Gas Processing Facility pada kuartal pertama 2021, sesuai dengan target dari Pemerintah.
Dalam melaksanakan operasinya, PEPC berkomitmen untuk selalu menjunjung tinggi standar keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan. Khusus untuk mitigasi penyebaran COVID-19, telah diambil sejumlah langkah pencegahan yang dituangkan dalam Prosedur Kewaspadaan Penyebaran COVID-19, yang wajib dipatuhi oleh seluruh pekerja yang terlibat.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: