Tak ada reagen, dua laboratorium PCR di Aceh belum berfungsi
8 April 2020 17:22 WIB
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah konferensi pers usai meresmikan penggunaan Poliklinik Pinere di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Rabu (8/4/2020). ANTARA/Khalis
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh telah memiliki dua laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk pemeriksaan sampel lendir (swab) pasien terpapar COVID-19, namun keduanya belum berfungsi karena belum tersedia cairan reagen atau senyawa kimia untuk swab test.
"Lab untuk itu kita sudah punya, sudah dua minggu lalu. Ada satu cairan (belum ada), reagen namanya untuk bisa melalukan test itu, itu pesannya ke Jerman," kata Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Banda Aceh, Rabu.
Dia menjelaskan Pemprov Aceh telah mencoba meminta ke distributornya yang ada di Jakarta melalui Kementerian Kesehatan RI, namun tetap harus menunggu karena cairannya juga harus datang dari Jerman.
Baca juga: Pemprov Jatim distribusikan ribuan "reagen" ke daerah
Baca juga: Penanganan COVID-19, APD dan reagen PCR paling dibutuhkan
Dua laboratorium PCR tersebut terletak di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh dan di kawasan Lambaro, Kabupaten Aceh Besar yaitu milliknya Kemenkes RI.
Namun sejauh ini Pemprov Aceh masih tetap melakukan swab test pasien dalam pengawasan (PDP) terkait COVID-19 ke Balitbangkes di Jakarta.
"Bahan reagen itu belum ada. Begitu reagen itu datang kita sudah punya dua lab yang bisa swab test, satu di Unsyiah dan di Lambaro Aceh Besar milik Kemenkes," katanya.
Disamping itu, Pemerintah Aceh juga sedang berusaha keras untuk melakukan rapid test COVID-19 untuk 0,5 persen masyarakat Aceh atau setara dengan 25 ribu orang dari total 5 juta lebih penduduk Aceh.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 pesan warga patuhi seruan pemerintah
Baca juga: Tiga positif COVID-19 di Aceh dinyatakan sembuh
Menurut dia, pemerintah telah menyusun skema rapid test , serta langkah-langkah lainnya. Apabila terdapat hasil yang positif COVID-19 dari rapid test tersebut selanjutnya juga akan dikonfirmasi hasil itu dengan swab test.
"Masalahnya bahan rapid test kita belum dapat sebanyak itu, tapi kalau sudah dapat kita langsung lakukan," katanya.
Baca juga: Jubir COVID-19 Aceh catat ODP naik 65 orang menjadi 1.176 orang
Baca juga: DPRK Banda Aceh serahkan sembako bagi tenaga medis tangani COVID-19
Baca juga: Aceh sediakan tiga gedung untuk istirahat tenaga medis
"Lab untuk itu kita sudah punya, sudah dua minggu lalu. Ada satu cairan (belum ada), reagen namanya untuk bisa melalukan test itu, itu pesannya ke Jerman," kata Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Banda Aceh, Rabu.
Dia menjelaskan Pemprov Aceh telah mencoba meminta ke distributornya yang ada di Jakarta melalui Kementerian Kesehatan RI, namun tetap harus menunggu karena cairannya juga harus datang dari Jerman.
Baca juga: Pemprov Jatim distribusikan ribuan "reagen" ke daerah
Baca juga: Penanganan COVID-19, APD dan reagen PCR paling dibutuhkan
Dua laboratorium PCR tersebut terletak di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh dan di kawasan Lambaro, Kabupaten Aceh Besar yaitu milliknya Kemenkes RI.
Namun sejauh ini Pemprov Aceh masih tetap melakukan swab test pasien dalam pengawasan (PDP) terkait COVID-19 ke Balitbangkes di Jakarta.
"Bahan reagen itu belum ada. Begitu reagen itu datang kita sudah punya dua lab yang bisa swab test, satu di Unsyiah dan di Lambaro Aceh Besar milik Kemenkes," katanya.
Disamping itu, Pemerintah Aceh juga sedang berusaha keras untuk melakukan rapid test COVID-19 untuk 0,5 persen masyarakat Aceh atau setara dengan 25 ribu orang dari total 5 juta lebih penduduk Aceh.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 pesan warga patuhi seruan pemerintah
Baca juga: Tiga positif COVID-19 di Aceh dinyatakan sembuh
Menurut dia, pemerintah telah menyusun skema rapid test , serta langkah-langkah lainnya. Apabila terdapat hasil yang positif COVID-19 dari rapid test tersebut selanjutnya juga akan dikonfirmasi hasil itu dengan swab test.
"Masalahnya bahan rapid test kita belum dapat sebanyak itu, tapi kalau sudah dapat kita langsung lakukan," katanya.
Baca juga: Jubir COVID-19 Aceh catat ODP naik 65 orang menjadi 1.176 orang
Baca juga: DPRK Banda Aceh serahkan sembako bagi tenaga medis tangani COVID-19
Baca juga: Aceh sediakan tiga gedung untuk istirahat tenaga medis
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: