Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian melakukan upaya memperbanyak benih kedelai biosoy di lima provinsi, untuk mendukung peningkatan produksi pangan nasional.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di Jakarta, Selasa, menyatakan kedelai biosoy memiliki ukuran biji besar dan mirip dengan biji kedelai impor yang berbobot sekitar 20 gram per 100 biji.

Dibandingkan dengan varietas yang pernah dilepas sebelumnya, lanjutnya, kedelai biosoy yang merupakan varietas unggul baru (VUB) rakitan Balitbangtan itu memiliki produktivitas mencapai 3,5 ton per hektar atau 14-18 persen lebih tinggi.

"Produksi benih biosoy terus diperbanyak dan sudah mulai didistribusikan ke petani-petani di Indonesia. Keberhasilan pengembangan kedelai biosoy diharapkan memberi dampak terhadap peningkatan produksi nasional kedelai menuju swadembada kedelai dan penghematan devisa nasional," katanya melalui keterangan tertulis.
Baca juga: Anggota DPR minta mekanisme seleksi kedelai impor diperketat

Kelima provinsi untuk sentra perbanyak benih kedelai biosoy tersebut yakni Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan .

"Beberapa daerah sudah mulai tanam, bahkan Yogyakarta sudah menanam pada 9-17 Februari lalu. Namun Sulawesi Selatan baru akan menanam pada akhir April karena menyesuaikan jadwal panen padi di sana," ujar penanggungjawab lapangan perbanyakan benih biosoy, Dr Dodin Koswanudin.
Baca juga: Pemerintah-Bulog dorong promosi kedelai lokal kurangi impor

Menurut peneliti Balitbangtan itu, benih yang telah dihasilkan nantinya akan dimanfaatkan untuk mendukung produksi pangan dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (AKABI).

"Kami tidak bisa lepas dari direktorat jendral teknis yang memiliki peta lahan, dan di sini kita akan support benihnya," ujarnya.
Baca juga: Akademisi: kedelai organik potensial dikembangkan

Di Jawa Tengah (Jateng), kedelai biosoy yang ditanam telah memasuki fase berbunga dengan daya tumbuh sekitar 97 persen.

Baca juga: Benarkah kedelai berdampak buruk untuk tubuh?