Jakarta (ANTARA) - Striker Tottenham Hotspur Son Heung-min akan merasakan gas air mata, berlatih menembak dan long march sejauh 30km selama tiga minggu saat dia menjalani wajib militernya di Korea Selatan bulan ini, seorang pejabat Korps Marinir mengatakan, Selasa.

Semua pria berbadan sehat diwajibkan masuk militer selama sekitar dua tahun di Korea Selatan, yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara. Namun Son mendapat pengecualian setelah membawa negara itu meraih emas di ajang Asian Games 2018.

Son, 27, akan menyelesaikan wajib militernya pada saat Liga Premier Inggris dalam penangguhan karena wabah virus korona, kata klub London, Senin, sebagaimana dilansir dari Rauters.

Son saat ini masih menjalani karantina mandiri setelah adanya aturan masuk Korsel yang diperketat karena pandemi COVID-19. Selanjutnya dia akan memulai tugasnya pada unit Korps Marinir di pulau paling selatan Jeju mulai 20 April, demikian media setempat memberitakan.

Baca juga: Spurs izinkan Son Heung-Min dan Steven Bergwijn pulang kampung

Baca juga: Son Heung-min akan jalani wajib militer di Korea Selatan


Administratur Tenaga Kerja Militer (MMA) yang menangani masalah wajib militer, menolak mengkonfirmasi tanggal dan lokasi Son bertugas karena adanya aturan privasi.

Tetapi seorang pejabat di Korps Marinir mengatakan bahwa Son akan mendapat versi singkat kamp pelatihan yang diperlukan untuk semua anggota militer reguler baru, termasuk pendidikan disiplin, latihan tempur dan latihan perang kimia, biologi, radiologis dan nuklir (CBRN).

Sebuah video pelatihan militer yang diposting MMA di YouTube menunjukkan sekelompok prajurit menjalani pelatihan CBRN di kamar gas. Setelah beberapa menit mereka keluar dengan air mata mengalir di wajah dan air dituangkan ke atas kepala mereka.

"Pelatihan CBRN biasanya merupakan bagian terberat dari kamp pelatihan," kata video itu.

Pejabat Korps Marinir mengatakan Son akan mengakhiri periode wajib militer-nya sepanjang tiga minggu dengan long march sejauh 30 km.

"Begitu anda masuk militer, anda harus dapat menggunakan senjata, menghirup gas dan berpartisipasi dalam pertempuran, berguling dan merangkak di sekitar lapangan," kata pejabat itu kepada Reuters.

"Selama march, prajurit reguler Korps Marinir kami akan membawa 40 kg peralatan, tetapi itu bisa jauh lebih ringan untuk peserta pelatihan alternatif tergantung pada programnya."

Dia menambahkan, militer akan melakukan pemeriksaan suhu dan medis secara teratur pada semua prajurit dan mengharuskan mereka menjaga jarak selama pelatihan untuk mencegah infeksi virus korona.