Erick berharap BUMN dapat produksi ventilator
6 April 2020 20:02 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbincang dengan petugas medis saat mengecek kesiapan di salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengharapkan BUMN dapat memproduksi alat kesehatan, termasuk ventilator.
"Ada juga penemuan dari UI (Universitas Indonesia), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lain-lain. Kalau memang nanti kita bisa bantu produksi kenapa nggak," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya di Jakarta, Senin.
Saat ini, ia mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, kebutuhan ventilator cukup tinggi sehingga harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan alat kesehatan itu.
"Kalau ventilator kita coba beli dan terima sumbangan. Alhamdulillah besok ada sumbangan dan kita akan beli. Seluruh dunia sekarang memang lagi butuh, ketika ada ventilator mereka beli meskipun harganya double," ucapnya.
Terkait alat pelindung diri (APD), Erick mengatakan, saat ini kebutuhannya masih mencukupi. BUMN terus berupaya untuk menyediakan kebutuhan APD dalam rangka menangani COVID-19.
"Untuk APD sendiri memang kesulitan, karena itu kami berusaha membeli atau kerjasama dengan swasta. Alhamdulillah hari ini masih cukup, tapi ke depannya juga harus dipastikan," ucapnya.
Maka itu, Erick mengaku, dalam setiap kesempatan dirinya selalu menyampaikan pentingnya membangun ketahanan pangan, energi, dan kesehatan bagi Indonesia.
"Dan yang selalu kita dengungkan selama ini kenapa kita mau konsolidasikan rumah sakit dan lain-lain, tidak lain untuk 'health security'. Kita tidak tahu sebagai bangsa sekuat apa. Ini lah tes kita tidak hanya kesehatan, kami di BUMN berusaha ingin jadi bagian yang bisa 'handle health security'," ucapnya.
Baca juga: Erick siapkan pesawat Garuda angkut kebutuhan penanganan COVID-19
Baca juga: Bahlil ingin bahan baku APD dari Korea-China dijemput, ini alasannya
Baca juga: Legislator Mufti apresiasi kinerja Erick Thohir tangani COVID-19
"Ada juga penemuan dari UI (Universitas Indonesia), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lain-lain. Kalau memang nanti kita bisa bantu produksi kenapa nggak," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya di Jakarta, Senin.
Saat ini, ia mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, kebutuhan ventilator cukup tinggi sehingga harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan alat kesehatan itu.
"Kalau ventilator kita coba beli dan terima sumbangan. Alhamdulillah besok ada sumbangan dan kita akan beli. Seluruh dunia sekarang memang lagi butuh, ketika ada ventilator mereka beli meskipun harganya double," ucapnya.
Terkait alat pelindung diri (APD), Erick mengatakan, saat ini kebutuhannya masih mencukupi. BUMN terus berupaya untuk menyediakan kebutuhan APD dalam rangka menangani COVID-19.
"Untuk APD sendiri memang kesulitan, karena itu kami berusaha membeli atau kerjasama dengan swasta. Alhamdulillah hari ini masih cukup, tapi ke depannya juga harus dipastikan," ucapnya.
Maka itu, Erick mengaku, dalam setiap kesempatan dirinya selalu menyampaikan pentingnya membangun ketahanan pangan, energi, dan kesehatan bagi Indonesia.
"Dan yang selalu kita dengungkan selama ini kenapa kita mau konsolidasikan rumah sakit dan lain-lain, tidak lain untuk 'health security'. Kita tidak tahu sebagai bangsa sekuat apa. Ini lah tes kita tidak hanya kesehatan, kami di BUMN berusaha ingin jadi bagian yang bisa 'handle health security'," ucapnya.
Baca juga: Erick siapkan pesawat Garuda angkut kebutuhan penanganan COVID-19
Baca juga: Bahlil ingin bahan baku APD dari Korea-China dijemput, ini alasannya
Baca juga: Legislator Mufti apresiasi kinerja Erick Thohir tangani COVID-19
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: