Kemenhub optimalkan tol laut saat pandemi COVID-19
6 April 2020 17:41 WIB
Kapal yang dipergunakan untuk tol laut ikut memainkan peranan penting dalam mendistribusikan alat kesehatan ke daerah untuk menangani COVID-19. ANTARA/HO-Kemenhub.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memaksimalkan peran tol laut, yang selama ini menjadi tumpuan logistik khususnya pada daerah 3TP (tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan) di tengah pandemi COVID-19.
"Tol laut bisa dimanfaatkan membantu distribusi barang di tengah pandemi virus. Bahkan, kami sudah menggratiskan distribusi APD ke Tahuna, Sulawesi Utara," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Wisnu Handoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Dikatakan, beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan, melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, melakukan koordinasi dan meminta dukungan untuk pengiriman alat pelindung diri (APD) ke berbagai pelosok di Indonesia, dan hal ini langsung direspons oleh Kemenhub.
Ia menambahkan untuk mendukung hal tersebut pihak juga telah menerbitkan surat ditujukan kepada Dirut PT Pelni, Dirut PT Djakarta Lloyd, Dirut ASDP Fery, Dirut PT Temas Tbk, Dirut PT Pelangi Tunggal Ika, dan Dirut PT Luas Line, untuk mendukung dan membantu pengiriman APD tersebut melalui tol laut dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Menurut Wisnu, APD yang dapat diangkut adalah APD yang dibutuhkan dalam menangani COVID-19 yaitu penutup kepala, kacamata pelindung, pelindung wajah dan masker, penutup telinga, jas lab, sarung tangan, dan pelindung kaki/pelindung sepatu.
"Tol laut siap dimaksimalkan untuk mengatasi arus logistik yang terhambat akibat pembatasan kapal penumpang yang masuk ke daerah tujuan," katanya.
Wisnu mengungkapkan tol laut saat ini melayani 26 trayek menggunakan 26 kapal dengan 99 pelabuhan singgah di seluruh Indonesia. Sebanyak 26 kapal yang digunakan untuk tol laut terdiri atas 14 kapal negara, 5 kapal milik Pelni, 5 kapal milik ASDP, dan 2 kapal swasta.
"Pola subsidi tol laut ini diberikan untuk tiga hal, yakni operasional kapal, kontainer dan muatan," katanya.
Pengamat kemaritiman dari ITS Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning mengatakan peranan program tol laut justru bisa dioptimalkan saat menghadapi pandemi virus corona, diantara yang utama adalah untuk menekan timbulnya disparitas harga di daerah.
"Aktivitas tol laut harus mendapatkan dukungan dan kemudahan dari semua pihak karena mengingat pandemi ini dapat menimbulkan gangguan permintaan dan penawaran barang yang diangkut menggunakan tol laut," katanya.
Saut juga mengatakan dalam kondisi pandemik COVID-19 ini volume permintaan angkutan kargo menjadi lebih menurun drastis, karena kegiatan konsumsi mungkin yang menjadi utama baik di daerah tujuan atau asal. Sementara, kegiatan manufaktur menjadi menurun bahkan ada yang menghilang.
Baca juga: Evaluasi tol laut, Kemenhub kembangkan infrastruktur pelabuhan
Baca juga: Presiden minta andil tol laut tekan disparitas harga ditingkatkan
Baca juga: Menhub: aplikasi tol laut permudah masyarakat dapatkan barang
"Tol laut bisa dimanfaatkan membantu distribusi barang di tengah pandemi virus. Bahkan, kami sudah menggratiskan distribusi APD ke Tahuna, Sulawesi Utara," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Wisnu Handoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Dikatakan, beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan, melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, melakukan koordinasi dan meminta dukungan untuk pengiriman alat pelindung diri (APD) ke berbagai pelosok di Indonesia, dan hal ini langsung direspons oleh Kemenhub.
Ia menambahkan untuk mendukung hal tersebut pihak juga telah menerbitkan surat ditujukan kepada Dirut PT Pelni, Dirut PT Djakarta Lloyd, Dirut ASDP Fery, Dirut PT Temas Tbk, Dirut PT Pelangi Tunggal Ika, dan Dirut PT Luas Line, untuk mendukung dan membantu pengiriman APD tersebut melalui tol laut dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Menurut Wisnu, APD yang dapat diangkut adalah APD yang dibutuhkan dalam menangani COVID-19 yaitu penutup kepala, kacamata pelindung, pelindung wajah dan masker, penutup telinga, jas lab, sarung tangan, dan pelindung kaki/pelindung sepatu.
"Tol laut siap dimaksimalkan untuk mengatasi arus logistik yang terhambat akibat pembatasan kapal penumpang yang masuk ke daerah tujuan," katanya.
Wisnu mengungkapkan tol laut saat ini melayani 26 trayek menggunakan 26 kapal dengan 99 pelabuhan singgah di seluruh Indonesia. Sebanyak 26 kapal yang digunakan untuk tol laut terdiri atas 14 kapal negara, 5 kapal milik Pelni, 5 kapal milik ASDP, dan 2 kapal swasta.
"Pola subsidi tol laut ini diberikan untuk tiga hal, yakni operasional kapal, kontainer dan muatan," katanya.
Pengamat kemaritiman dari ITS Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning mengatakan peranan program tol laut justru bisa dioptimalkan saat menghadapi pandemi virus corona, diantara yang utama adalah untuk menekan timbulnya disparitas harga di daerah.
"Aktivitas tol laut harus mendapatkan dukungan dan kemudahan dari semua pihak karena mengingat pandemi ini dapat menimbulkan gangguan permintaan dan penawaran barang yang diangkut menggunakan tol laut," katanya.
Saut juga mengatakan dalam kondisi pandemik COVID-19 ini volume permintaan angkutan kargo menjadi lebih menurun drastis, karena kegiatan konsumsi mungkin yang menjadi utama baik di daerah tujuan atau asal. Sementara, kegiatan manufaktur menjadi menurun bahkan ada yang menghilang.
Baca juga: Evaluasi tol laut, Kemenhub kembangkan infrastruktur pelabuhan
Baca juga: Presiden minta andil tol laut tekan disparitas harga ditingkatkan
Baca juga: Menhub: aplikasi tol laut permudah masyarakat dapatkan barang
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: