Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Pengawasan COVID-19 mengajak media massa ikut mengontrol dan mengawasi distribusi alat pelindung diri serta alat kesehatan ke sejumlah rumah sakit, termasuk rumah sakit yang tidak menangani pasien COVID-19.

"Kami juga mengajak kawan media mengontrol, mengawasi distribusi semua RS termasuk RS yang selama ini tidak melakukan penanganan COVID-19 tapi dokter-dokternya ada yang terpapar sampai meninggal dunia, termasuk dokter gigi dan THT," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam konferensi pers melalui video di Jakarta, Senin, seusai Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi.

Dia mengatakan pengadaan APD bukan hanya diprioritaskan untuk dokter yang menangani pasien COVID-19 di garis depan, namun juga dokter atau tenaga medis lain karena setiap pasien dapat menjadi "carrier."

Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 apresiasi Kades dan Lurah isolasi mandiri warga

Baca juga: Gugus Tugas ingatkan masyarakat disiplin untuk batasi interaksi fisik


Lebih jauh dikatakannya berdasarkan data Menteri Kesehatan, terdapat 15 juta pelanggan yang mendaftarkan diri melalui telemedicine, yakni konsultasi penyakit melalui teknologi komunikasi yang umumnya berbasis aplikasi.

Menurut Doni, hal tersebut sangat membantu dalam mengurangi pasien ke dokter, sehingga pasien dapat berobat secara daring dan mendapat saran serta nasihat dokter.

Adapun Doni mengimbau publik untuk senantiasa mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat dan juga senantiasa menjaga pikiran dan hati gembira.

Dia menyampaikan selain aspek medis, aspek psikologis juga turut berpengaruh pada kuatnya imunitas tubuh.

Baca juga: Doni Monardo sebut PSBB tahap baru hadapi wabah COVID-19