Dubai "lockdown" 14 hari
5 April 2020 10:59 WIB
Petugas kebersihan memakai pakaian pelindung menaiki pesawat Emirates Airbus A380 untuk melakukan pembersihan dengan cairan desinfektan sebagai langkah mencegah penyebaran virus COVID-19, di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (5/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/HO-Emirates Airline/hp/djo. (ANTARA FOTO/Emirates Airline/Han/EMIRATES AIRLINE)
Dubai/Riyadh (ANTARA) - Pemerintah Kota Dubai, Uni Emirat Arab, memberlakukan lockdown (karantina wilayah) selama dua minggu mulai Sabtu (4/4).
Sementara itu, Arab Saudi menutup beberapa bagian Jeddah, kota Laut Merah, saat negara-negara Teluk memperketat aturan di kota-kota besar untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Dubai sejak 26 Maret telah menerapkan jam malam, demikian pula seluruh wilayah di Uni Emirat Arab.
Komite Agung untuk Pengendalian Krisis dan Bencana mengatakan sekarang lockdown akan berlaku 24 jam selama dua minggu, demikian dilaporkan kantor berita WAM.
Di Dubai, pergerakan masyarakat di tempat umum akan dilarang dan orang-orang yang melanggar aturan akan ditindak tegas.
Namun, menurut laporan WAM, toko-toko swalayan dan apotek, juga layanan pesan-antar makanan dan obat-obatan masih akan beroperasi secara normal.
Selama karantina wilayah, penduduk Dubai hanya diperbolehkan keluar rumah jika ada keperluan sangat penting dan hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan keluar pada waktu yang sama.
Orang-orang yang bekerja di sektor-sektor penting atau mereka yang dikecualikan oleh aturan tersebut masih bisa menjalankan kegiatan.
Layanan transportasi umum di Dubai, yaitu kereta bawah tanah dan trem, akan dihentikan selama dua pekan. Sementara itu, selama lockdown masyarakat akan disediakan layanan bus gratis dan potongan harga 50 persen untuk pengguna taksi.
UAE juga akan melakukan uji besar-besaran COVID-19 di seluruh wilayah yang padat penduduk.
Kasus COVID-19 terkonfirmasi di UAE telah meningkat sebanyak 840 sejak April. Pada Sabtu, mereka yang tertular virus itu tercatat 241 dan yang meninggal satu orang dalam 24 jam.
Dengan demikian, jumlah keseluruhan pasien di negara itu sejauh ini mencapai 1.505 dengan 10 kematian, menurut keterangan pemerintah melalui Twitter.
Di negara tetangga UAE, Arab Saudi, pihak berwenang juga telah mengumumkan karantina wilayah dan sebagian jam malam di tujuh kawasan di Jeddah mulai Sabtu sebagai bagian dari langkah untuk membendung wabah tersebut, kata kementerian dalam negeri dalam pernyataan.
Arab Saudi menjadi negara yang terdampak paling parah di antara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), yaitu kelompok kerajaan-kerajaan penghasil minyak.
Saudi melaporkan bahwa hingga Sabtu ada 2.179 orang yang mengidap COVID-19 dan 29 meninggal akibat virus corona jenis baru di wilayah kerajaan tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sopir pengantar penumpang internasional positif setelah makan di mobil
Baca juga: Hati-hati kejahatan scam WhatsApp meningkat selama pandemik corona
Sementara itu, Arab Saudi menutup beberapa bagian Jeddah, kota Laut Merah, saat negara-negara Teluk memperketat aturan di kota-kota besar untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Dubai sejak 26 Maret telah menerapkan jam malam, demikian pula seluruh wilayah di Uni Emirat Arab.
Komite Agung untuk Pengendalian Krisis dan Bencana mengatakan sekarang lockdown akan berlaku 24 jam selama dua minggu, demikian dilaporkan kantor berita WAM.
Di Dubai, pergerakan masyarakat di tempat umum akan dilarang dan orang-orang yang melanggar aturan akan ditindak tegas.
Namun, menurut laporan WAM, toko-toko swalayan dan apotek, juga layanan pesan-antar makanan dan obat-obatan masih akan beroperasi secara normal.
Selama karantina wilayah, penduduk Dubai hanya diperbolehkan keluar rumah jika ada keperluan sangat penting dan hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan keluar pada waktu yang sama.
Orang-orang yang bekerja di sektor-sektor penting atau mereka yang dikecualikan oleh aturan tersebut masih bisa menjalankan kegiatan.
Layanan transportasi umum di Dubai, yaitu kereta bawah tanah dan trem, akan dihentikan selama dua pekan. Sementara itu, selama lockdown masyarakat akan disediakan layanan bus gratis dan potongan harga 50 persen untuk pengguna taksi.
UAE juga akan melakukan uji besar-besaran COVID-19 di seluruh wilayah yang padat penduduk.
Kasus COVID-19 terkonfirmasi di UAE telah meningkat sebanyak 840 sejak April. Pada Sabtu, mereka yang tertular virus itu tercatat 241 dan yang meninggal satu orang dalam 24 jam.
Dengan demikian, jumlah keseluruhan pasien di negara itu sejauh ini mencapai 1.505 dengan 10 kematian, menurut keterangan pemerintah melalui Twitter.
Di negara tetangga UAE, Arab Saudi, pihak berwenang juga telah mengumumkan karantina wilayah dan sebagian jam malam di tujuh kawasan di Jeddah mulai Sabtu sebagai bagian dari langkah untuk membendung wabah tersebut, kata kementerian dalam negeri dalam pernyataan.
Arab Saudi menjadi negara yang terdampak paling parah di antara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), yaitu kelompok kerajaan-kerajaan penghasil minyak.
Saudi melaporkan bahwa hingga Sabtu ada 2.179 orang yang mengidap COVID-19 dan 29 meninggal akibat virus corona jenis baru di wilayah kerajaan tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sopir pengantar penumpang internasional positif setelah makan di mobil
Baca juga: Hati-hati kejahatan scam WhatsApp meningkat selama pandemik corona
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: