Jakarta (ANTARA) - Presiden UEFA Alexander Ceferin menyebut ada opsi menggunakan format playoff untuk Liga Champions dan Liga Europa, tetapi menegaskan musim 2019/20 harus rampung selambat-lambatnya pada 3 Agustus 2020.

UEFA sebelumnya memutuskan menunda Euro 2020 ke tahun depan demi memberi kesempatan kompetisi tingkat klub baik domestik maupun Eropa musim 2019/20 bisa dirampungkan pada musim panas, lantaran saat ini tertangguhkan karena pandemi virus corona.

Namun, perkembangan yang tak kunjung menampakkan sinyal positif membuat seluruh pemangku kepentingan sepak bola kini dihadapkan pada tenggat waktu untuk bisa menyelesaikan musim 2019/20 sesegera mungkin, berkaitan dengan rencana dimulainya musim baru.

Baca juga: UEFA perpanjang penundaan Liga Champions, Europa ke Juli dan Agustus

"Baik Champions maupun Europa harus rampung 3 Agustus," kata Ceferin dalam wawancara dengan stasiun televisi Jerman ZDF dilansir laman Football Italia, Minggu WIB.

"Saat ini kita berada dalam situasi yang tidak biasa, tetapi ada kelonggaran mengenai tanggal spesifik musim dilanjutkan. Jika krisis reda lebih awal, demikian juga kelanjutan sepak bola," ujarnya menambahkan.

Empat dari delapan tiket menuju babak perempat final Liga Champions sudah menjadi milik Atalanta, RB Leizpig, Paris Saint-Germain dan Atletico Madrid. Empat lainnya masih diperebutkan delapan tim yang belum melakoni leg kedua babak 16 besar.

Sementara Liga Europa ditangguhkan di babak 16 besar dan bahkan masih ada dua leg pertama yang belum dimainkan karena melibatkan tim Spanyol dan Italia, dua negara yang saat ini paling parah terdampak pandemi virus corona.

Baca juga: Presiden UEFA akui musim kompetisi ini bisa saja tak selesai

Belakangan muncul wacana mengenai opsi penentuan juara Champions dan Europa melalui format berbeda berupa playoff di antara tim-tim tersisa langsung dengan satu pertandingan gugur.

"Kita bisa saja melanjutkan dengan sistem berlaku atau diubah menjadi satu laga gugur di arena netral. Saat ini, ada opsi untuk main dengan format Final Eight atau Final Four," ujar Ceferin.

"Yang jelas, satu-satunya langkah keliru adalah jika kita memainkan pertandingan di situasi yang belum aman, yang mempertaruhkan kesehatan pemain, suporter maupun ofisial. Namun, jika kondisi sudah aman, format apapun tidak masalah," pungkasnya.

Baca juga: UEFA cabut larangan siaran langsung sepak bola di Inggris

Besar kemungkinan ketika kompetisi musim 2019/20 dilanjutkan, pertandingan masih akan dimainkan tanpa penonton untuk mencegah kekhawatiran meningkat kembali.

Salah satu negara di bawah UEFA, Belgia, sudah lebih dulu memutuskan Liga Pro mereka dihentikan dan menunjuk Club Brugge sebagai juara kendati idealnya selepas fase reguler digelar babak playoff untuk penentuan juara dan tiket ke Eropa.

Baca juga: Muncul petisi agar Atalanta dinobatkan scudetto
Baca juga: Jika Liga Premier tak rampung, Burnley terancam merugi Rp1 triliun
Baca juga: FIFPro ingatkan banyak pesepak bola yang tak patut gajinya dipotong