Jakarta (ANTARA) - Manajemen Persita Tangerang menyebut pihak sponsor masih menahan diri untuk tetap menunggu hingga ada kejelasan perihal kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2020 apakah akan tetap berlanjut atau dihentikan secara cepat.

"Sponsor menahan diri melihat situasi ini apalagi kompetisi belum pasti juga. Yang pasti kita sejauh ini berdiskusi menunggu kepastian (liga) dilanjutkan," ujar manajer Persita I Nyoman Suryanthara saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, terhentinya kompetisi akibat pandemi COVID-19 memang sangat berdampak pada finansial. Tak hanya klub, pihak sponsor pun mengalami hal serupa akibat wabah virus berbahaya ini.

Baca juga: PSSI akan hentikan liga 1-2 apabila status darurat corona diperpanjang
Baca juga: Kompetisi terhenti karena corona, Hamka Hamzah ngobrol jarak jauh

Bagi klub, terhentinya laga berarti tidak ada lagi pemasukan dari setiap pertandingan. Sementara klub diharuskan tetap membayar hak atau gaji pemain.

Manajemen pun terus berkoordinasi dan meyakinkan sponsor untuk tidak pergi, menunggu hingga ada kepastian kompetisi dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator.

"Sponsor mereview kembali bagian-bagian antara mereka dengan klub. Kita masih meyakinkan mereka," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Persita juga telah melakukan penyesuaian gaji dengan memotong hingga 90 persen bagi pelatih dan ofisial pada April sampai Juni.

Baca juga: Persita potong 90 persen gaji pemain dari April sampai Juni

Pihak manajemen menyebut bahwa pemberian 10 persen gaji dari jumlah penghasilan normal dalam tiga bulan harus dilakukan demi memastikan kelangsungan operasional klub.

"Ini memang berat. Namun kami sudah mengupayakan segala kemungkinan yang terbaik untuk pemain, pelatih dan ofisial sebelum keputusan ini diambil," katanya menegaskan.

Pemangkasan gaji ini diperkuat oleh Surat Keputusan PSSI bernomor SKEP/48/III/2020 yang mempersilakan klub-klub untuk melakukan perubahan kontrak kerja yang telah disepakati antara klub, pemain, pelatih dan ofisial atas kewajiban pembayaran gaji di bulan Maret sampai Juni 2020 yang akan dibayarkan maksimal 25 persen dari yang tertera di dalam kontrak kerja di tengah libur kompetisi akibat COVID-19.

"Pasti di awal ada pro dan kontra. Akan tetapi, kami berusaha mengomunikasikan dengan baik kepada tim. Ini adalah keputusan yang terbaik, meski berat. Insya Allah, tim bisa menerima dengan baik," pungkas Nyoman Suryanthara.

Baca juga: PSSI tunggu kabar dari FIFA soal bantuan keuangan
Baca juga: Bhayangkara FC ikuti keputusan PSSI soal skema gaji 25 persen