Jakarta Pusat terima sekitar 3.000 alat "rapid test" COVID-19
3 April 2020 15:35 WIB
Sejumlah warga Kampung Buaran berjemur di atas rel kereta api di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Hal tersebut dilakukan warga untuk memperkuat imunitas tubuh. ANTARA FOTO/Suwandy/aww.
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat kembali mendapatkan bantuan alat "rapid test" sekitar 3.000 buah untuk nendekteksi COVID-19.
Alat tes itu selanjutnya didistribusikan secara merata di rumah sakit serta Ouskesmas yang menangani COVID-19.
"Kalau 'rapid test' kita dapat lebih dari 3.000 tapi tidak lebih dari 3.500 alat," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari saat dihubungi wartawan, Jumat.
Selain alat "rapid test", pihaknya juga kembali mendapatkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis yang berada di rumah sakit-rumah sakit di Jakarta Pusat.
"APD jumlah data pastinya saya belum cek lagi, soalnya APD itu langsung didistribusikan ke rumah sakit swasta dan pemerintah," kata Erizon.
Baca juga: Katadata: Jakarta paling baik hadapi pandemi COVID-19 Untuk alat "rapid test", Erizon mengatakan, pendistribusian alat itu diperuntukan bagi lima rumah sakit daerah serta 8 Puskesmas di Jakarta Pusat yang telah ditunjuk untuk menangani kasus COVID-19.
Sedangkan untuk APD, beberapa rumah sakit swasta turut mendapatkan bantuan karena merawat pasien terkait kasus COVID-19. Beberapa rumah sakit swasta itu adalah Rumah Sakit Islam Cempaka Putih dan Rumah Sakit Cikini.
"Kalau jumlah setiap rumah sakit berbeda-beda, mau itu rumah sakit pemerintah ataupun swasta. Itu semua tergantung kasusnya yang ditangani," kata Erizon.
Tercatat untuk di wilayah Jakarta Pusat, hingga Selasa (31/3) sudah sebanyak 1. 800 warga menjalani "rapid test".
Baca juga: Penjualan kebutuhan pokok di Toko Tani Center meningkat 100 persen Hasil tes cepat tersebut cukup baik karena warga yang dinyatakan positif berjumlah kurang dari satu persen.
Warga yang mendapat hasil positif dari pemeriksaan darah pada "rapid test" itu dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 untuk melakukan pemeriksaan medis lebih mendalam melalui "swab test" atau pengambil sampel air liur dari tenggorokan.
Warga yang menjalani "swab test" itu harus melakukan isolasi mandiri hingga hasil pemeriksaan air liur oleh Kementerian Kesehatan RI selesai dilakukan.
Alat tes itu selanjutnya didistribusikan secara merata di rumah sakit serta Ouskesmas yang menangani COVID-19.
"Kalau 'rapid test' kita dapat lebih dari 3.000 tapi tidak lebih dari 3.500 alat," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon Safari saat dihubungi wartawan, Jumat.
Selain alat "rapid test", pihaknya juga kembali mendapatkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis yang berada di rumah sakit-rumah sakit di Jakarta Pusat.
"APD jumlah data pastinya saya belum cek lagi, soalnya APD itu langsung didistribusikan ke rumah sakit swasta dan pemerintah," kata Erizon.
Baca juga: Katadata: Jakarta paling baik hadapi pandemi COVID-19 Untuk alat "rapid test", Erizon mengatakan, pendistribusian alat itu diperuntukan bagi lima rumah sakit daerah serta 8 Puskesmas di Jakarta Pusat yang telah ditunjuk untuk menangani kasus COVID-19.
Sedangkan untuk APD, beberapa rumah sakit swasta turut mendapatkan bantuan karena merawat pasien terkait kasus COVID-19. Beberapa rumah sakit swasta itu adalah Rumah Sakit Islam Cempaka Putih dan Rumah Sakit Cikini.
"Kalau jumlah setiap rumah sakit berbeda-beda, mau itu rumah sakit pemerintah ataupun swasta. Itu semua tergantung kasusnya yang ditangani," kata Erizon.
Tercatat untuk di wilayah Jakarta Pusat, hingga Selasa (31/3) sudah sebanyak 1. 800 warga menjalani "rapid test".
Baca juga: Penjualan kebutuhan pokok di Toko Tani Center meningkat 100 persen Hasil tes cepat tersebut cukup baik karena warga yang dinyatakan positif berjumlah kurang dari satu persen.
Warga yang mendapat hasil positif dari pemeriksaan darah pada "rapid test" itu dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 untuk melakukan pemeriksaan medis lebih mendalam melalui "swab test" atau pengambil sampel air liur dari tenggorokan.
Warga yang menjalani "swab test" itu harus melakukan isolasi mandiri hingga hasil pemeriksaan air liur oleh Kementerian Kesehatan RI selesai dilakukan.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020
Tags: