Psikolog: Kelola emosi untuk atasi stres saat bekerja dari rumah
3 April 2020 15:10 WIB
Psikolog lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa Maya Sita Darlina berbicara dalam sebuah acara Psychological First Aid di Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (15/3/2020). (Humas Dompet Dhuafa)
Jakarta (ANTARA) - Psikolog lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa Maya Sita mengatakan masyarakat dapat mengelola emosi untuk mengatasi tekanan psikologis saat harus bekerja dari rumah di tengah wabah COVID-19.
"Dengan emotion focused coping, yaitu strategi individu mengelola stres dengan fokus mengatur emosi terhadap sumber stresnya," kata Maya melalui rilis pers Dompet Dhuafa yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan mengatur reaksi emosi dapat dilakukan individu dengan mencoba menahan diri atau mengatur perasaan. Misalnya, individu atau masyarakat dapat membentuk kelompok dukungan sosial untuk mencari dukungan emosi agar menjadi positif.
Baca juga: Psikolog: Mengatur jadwal bantu atasi stres saat WFH di tengah wabah
Baca juga: Penggunaan Snapchat naik drastis selama WFH akibat corona
"Melakukan reinterpretasi secara positif atau mencoba mengambil hikmah dari sebuah kejadian atau dengan cara acceptance atau berserah diri," katanya.
Kemudian, upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi stres selama bekerja dari rumah adalah dengan memberikan pengertian kepada seluruh anggota keluarga tentang pekerjaan yang akan dilakukan selama bekerja dari rumah, sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif tanpa gangguan.
Selanjutnya, para pekerja yang harus memindahkan pekerjaan ke rumah akibat wabah juga perlu menyiapkan kebutuhan dari pekerjaannya, seperti menyiapkan tempat bekerja yang nyaman, aplikasi dalam jaringan (online) dan segala sesuatunya, sehingga bisa fokus selama bekerja dan terhindar dari rasa malas, mengantuk, keinginan bermain media sosial, dan lainnya.
Baca juga: Legislator dorong pemerintah gratiskan internet selama wabah COVID-19
Baca juga: Akademisi: Manfaatkan WFH dengan perkuat interaksi anggota keluarga
"Bangun emosi positif mulai dengan kata-kata positif sejak bangun pagi, pola pikir diubah menjadi lebih berorientasi growth zone, bukan pola pikir yang ada dalam zona ketakutan atau pola pikir yang ter-lockdown dan tetap menjaga koneksi jejaring," katanya.
Bekerja dari rumah dapat memberikan tantangan tersendiri bagi yang belum terbiasa. Untuk itu, individu tersebut perlu mendapatkan dukungan semangat dari orang lain, sehingga bisa memberikan ketenangan dan pemahaman bahwa semua orang juga menghadapi kesulitan yang sama.
"Dengan emotion focused coping, yaitu strategi individu mengelola stres dengan fokus mengatur emosi terhadap sumber stresnya," kata Maya melalui rilis pers Dompet Dhuafa yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan mengatur reaksi emosi dapat dilakukan individu dengan mencoba menahan diri atau mengatur perasaan. Misalnya, individu atau masyarakat dapat membentuk kelompok dukungan sosial untuk mencari dukungan emosi agar menjadi positif.
Baca juga: Psikolog: Mengatur jadwal bantu atasi stres saat WFH di tengah wabah
Baca juga: Penggunaan Snapchat naik drastis selama WFH akibat corona
"Melakukan reinterpretasi secara positif atau mencoba mengambil hikmah dari sebuah kejadian atau dengan cara acceptance atau berserah diri," katanya.
Kemudian, upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi stres selama bekerja dari rumah adalah dengan memberikan pengertian kepada seluruh anggota keluarga tentang pekerjaan yang akan dilakukan selama bekerja dari rumah, sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif tanpa gangguan.
Selanjutnya, para pekerja yang harus memindahkan pekerjaan ke rumah akibat wabah juga perlu menyiapkan kebutuhan dari pekerjaannya, seperti menyiapkan tempat bekerja yang nyaman, aplikasi dalam jaringan (online) dan segala sesuatunya, sehingga bisa fokus selama bekerja dan terhindar dari rasa malas, mengantuk, keinginan bermain media sosial, dan lainnya.
Baca juga: Legislator dorong pemerintah gratiskan internet selama wabah COVID-19
Baca juga: Akademisi: Manfaatkan WFH dengan perkuat interaksi anggota keluarga
"Bangun emosi positif mulai dengan kata-kata positif sejak bangun pagi, pola pikir diubah menjadi lebih berorientasi growth zone, bukan pola pikir yang ada dalam zona ketakutan atau pola pikir yang ter-lockdown dan tetap menjaga koneksi jejaring," katanya.
Bekerja dari rumah dapat memberikan tantangan tersendiri bagi yang belum terbiasa. Untuk itu, individu tersebut perlu mendapatkan dukungan semangat dari orang lain, sehingga bisa memberikan ketenangan dan pemahaman bahwa semua orang juga menghadapi kesulitan yang sama.
Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: