Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menginginkan seluruh anak di desa dapat belajar dengan penerangan yang baik, sehingga kualitas pendidikan dapat meningkat.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pengantar Rapat Terbatas Peningkatan Rasio Elektrifikasi Pedesaan yang diselenggarakan melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.

"Kita harapkan dengan adanya listrik anak-anak di pedesaan dapat belajar di malam hari dengan penerangan lampu yang cukup, sehingga kualitas pendidikan meningkat," ujar Presiden di Jakarta, Jumat.

Presiden mengatakan saat ini terdapat 433 desa yang belum berlistrik. Menurut Presiden, jumlah 433 desa ini meski jumlahnya sedikit bila dibanding jumlah desa di seluruh Tanah Air, namun tetap harus diselesaikan.

Baca juga: Kemdes dorong seluruh desa di Indonesia dialiri listrik

Sebanyak 433 desa yang belum berlistrik tersebar di empat provinsi yakni provinsi Papua 325 desa, Papua Barat 102 desa, Provinsi NTT lima desa dan Maluku satu desa.

Presiden meminta Program Listrik Desa atau Desa Berlistrik yang dicanangkan pemerintah benar-benar memberikan nilai tambah bagi peningkatan produktivitas ekonomi desa.

Oleh sebab itu, Presiden mengatakan program desa berlistrik perlu memiliki kaitan dengan program pemanfaatan listrik yang efisien terutama dalam pengembangan industri rumah tangga atau industri rumahan.

Adapun Presiden menekankan electricity access population Indonesia saat ini berada di peringkat 95, masih tertinggal dari Malaysia pada peringkat 87, Vietnam peringkat 84, dan Singapura, Thailand, Tiongkok, Korea Selatan berada pada peringkat ke-2.

Begitu juga electricity supply quality Indonesia masih berada di peringkat ke-54, sementara Filipina peringkat 53, Malaysia peringkat 38, Thailand peringkat 31, Tiongkok peringkat 18, Singapura peringkat ke-2.

Baca juga: Program Berbagi Listrik jangkau enam daerah di Nusa Tenggara