Rupiah akhir pekan menguat terbawa naiknya harga minyak
3 April 2020 10:01 WIB
Dokumentasi - Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (2/4/2020). ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan bergerak menguat terbawa naiknya harga minyak dunia.
Pada Jumat pagi pukul 09.48 WIB, rupiah bergerak melemah 50 poin atau 0,3 persen menjadi Rp16.445 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.495 per dolar AS.
"Pagi ini sebagian aset berisiko yaitu indeks saham Asia dibuka menguat mengikuti penguatan indeks saham AS karena prospek kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa mengangkat harga saham "big cap" perusahaan minyak," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, lanjut Ariston, penguatan rupiah karena naiknya harga minyak harusnya sementara karena pasar masih dihadapkan pada kenyataan perlambatan ekonomi karena wabah COVID-19.
Penularan COVID-19 masih menunjukkan peningkatan di seluruh dunia kecuali di China. Banyak negara yang melakukan pembatasan pergerakan masyarakat yang memicu penurunan aktivitas ekonomi.
Amerika Serikat pada Kamis (2/3) kemarin melaporkan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran mingguan meningkat tajam menembus rekor di angka 6,65 juta klaim, padahal rata-rata hanya di kisaran 250 ribu klaim.
"Oleh karena itu rupiah masih bisa tertekan hari ini karena COVID-19 dan dampak negatifnya ke perekonomian," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.350 per dolar AS hingga Rp16.600 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 50 poin
Baca juga: Rupiah Kamis sore melemah di tengah variasi mata uang Asia
Pada Jumat pagi pukul 09.48 WIB, rupiah bergerak melemah 50 poin atau 0,3 persen menjadi Rp16.445 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.495 per dolar AS.
"Pagi ini sebagian aset berisiko yaitu indeks saham Asia dibuka menguat mengikuti penguatan indeks saham AS karena prospek kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa mengangkat harga saham "big cap" perusahaan minyak," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, lanjut Ariston, penguatan rupiah karena naiknya harga minyak harusnya sementara karena pasar masih dihadapkan pada kenyataan perlambatan ekonomi karena wabah COVID-19.
Penularan COVID-19 masih menunjukkan peningkatan di seluruh dunia kecuali di China. Banyak negara yang melakukan pembatasan pergerakan masyarakat yang memicu penurunan aktivitas ekonomi.
Amerika Serikat pada Kamis (2/3) kemarin melaporkan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran mingguan meningkat tajam menembus rekor di angka 6,65 juta klaim, padahal rata-rata hanya di kisaran 250 ribu klaim.
"Oleh karena itu rupiah masih bisa tertekan hari ini karena COVID-19 dan dampak negatifnya ke perekonomian," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.350 per dolar AS hingga Rp16.600 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 50 poin
Baca juga: Rupiah Kamis sore melemah di tengah variasi mata uang Asia
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: