Enam PDP COVID-19 Tulungagung meninggal miliki riwayat kesehatan buruk
2 April 2020 21:59 WIB
Dokumen - Perawat mengenakan pakaian APD baju hazmat (Hazardous Material) membawa pasien dalam pengawasan COVID-19 menuju kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020) ANTARA/Destyan Sujarwoko
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Enam pasien berstatus dalam pengawasan virus corona di Tulungagung, Jawa Timur yang meninggal ternyata memiliki riwayat kesehatan buruk akibat penyakit bawaan yang sebagian besar masuk stadium lanjut.
Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak Tulungagung Mochamad Rifai di Tulungagung Kamis menjelaskan rata-rata pasien PDP yang meninggal lebih disebabkan komorbit (penyakit bawaan) sangat buruk.
Baca juga: Aceh laporkan 1.003 orang dalam pemantauan terkait COVID-19
Ada yang karena HIV/AIDS, jantung koroner atau penyempitan pembuluh jantung, gagal ginjal, hingga pneumonia pada balita.
"Tapi karena para pasien ini hasil skrining klinisnya ada gejala pneumonianya, maka pada mereka kami perlakukan layaknya pasien COVID-19," kata Rifai menjelaskan.
Baca juga: Jumlah pasien positif COVID-19 di Lampung bertambah tiga orang
Hingga berita ini ditulis, data resmi yang dikeluarkan Satgas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung tercatat ada enam dari total komulatif 44 pasien berstatus PDP yang meninggal.
Namun menurut Rifai, kematian pasien PDP ini tidak otomatis bisa diasumsikan sebagai kasus COVID-19.
Baca juga: Kondisi Bupati Karawang yang positif corona dinyatakan membaik
Selain riwayat komorbit yang rata-rata parah, sebagian hasil laboratorium atas swab tenggorokan pasien juga belum keluar.
Hanya satu yang sudah ada pengumuman has swab atas pasien PDP pertama yang meninggal dan hasilnya menyatakan negatif.
Sementara empat pasien PDP lain belum turun, termasuk satu yang berlatar belakang dokter berusia 84 tahun asal Kediri.
Untuk PDP yang disebut terakhir ini menjadi perhatian khusus Satgas atau Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung.
Sebab, kecuali usia yang memang lanjut, komorbit tidak banyak teridentifikasi. Keluhan yang dialami identik SARS coronavirus , yakni pneumonia, bronkitis, DM dan diagnosa spesifik menyebut suspect COVID-19. Apalagi informasinya, pasien ini memiliki riwayat kontak dengan TKI/TKW.
Selebihnya ditulis pneumonia, namun bisa jadi hanya batuk-flu biasa. Termasuk pasien PDP balita yang meninggal dengan gejala pneumonia.
Menurut penjelasan medis, bayi dengan usia di bawah lima tahun, apalagi masih setahun, jika kena pneumonia maka risiko kematian sangat tinggi.
Juru Bicara Satgas Penanggulangan Wabah COVID-19 Tulungagung Bambang Triono mengatakan, kendati para pasien PDP yang meninggal belum tentu positif COVID-19, pemakaman tetap menggunakan protokol kesehatan layaknya pasien kasus corona.
Dijelaskan, terhitung hingga 2 April sore, jumlah ODP baru yang teridentifikasi ada sebanyak 102 orang, sehingga total ODP komulatif saat ini mencapai 726 orang, dengan 50 di antaranya dinyatakan telah selesai dipantau.
Sementara untuk kasus PDP baru tercatat sebanyak lima orang, dengan komulatif PDP sejumlah 44 orang yang dihitung dari pasien berstatus dalam pengawasan pertama masuk RSUD dr. Iskak.
Dari jumlah itu, 14 masih dirawat di ruang-ruang isolasi yang tersedia di RSUD dr. Iskak dan Puskesmas penyangga, 24 pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang, satu di antaranya dinyatakan positif COVID-19 secara laboratoris, dan enam PDP meninggal dunia.
Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak Tulungagung Mochamad Rifai di Tulungagung Kamis menjelaskan rata-rata pasien PDP yang meninggal lebih disebabkan komorbit (penyakit bawaan) sangat buruk.
Baca juga: Aceh laporkan 1.003 orang dalam pemantauan terkait COVID-19
Ada yang karena HIV/AIDS, jantung koroner atau penyempitan pembuluh jantung, gagal ginjal, hingga pneumonia pada balita.
"Tapi karena para pasien ini hasil skrining klinisnya ada gejala pneumonianya, maka pada mereka kami perlakukan layaknya pasien COVID-19," kata Rifai menjelaskan.
Baca juga: Jumlah pasien positif COVID-19 di Lampung bertambah tiga orang
Hingga berita ini ditulis, data resmi yang dikeluarkan Satgas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung tercatat ada enam dari total komulatif 44 pasien berstatus PDP yang meninggal.
Namun menurut Rifai, kematian pasien PDP ini tidak otomatis bisa diasumsikan sebagai kasus COVID-19.
Baca juga: Kondisi Bupati Karawang yang positif corona dinyatakan membaik
Selain riwayat komorbit yang rata-rata parah, sebagian hasil laboratorium atas swab tenggorokan pasien juga belum keluar.
Hanya satu yang sudah ada pengumuman has swab atas pasien PDP pertama yang meninggal dan hasilnya menyatakan negatif.
Sementara empat pasien PDP lain belum turun, termasuk satu yang berlatar belakang dokter berusia 84 tahun asal Kediri.
Untuk PDP yang disebut terakhir ini menjadi perhatian khusus Satgas atau Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung.
Sebab, kecuali usia yang memang lanjut, komorbit tidak banyak teridentifikasi. Keluhan yang dialami identik SARS coronavirus , yakni pneumonia, bronkitis, DM dan diagnosa spesifik menyebut suspect COVID-19. Apalagi informasinya, pasien ini memiliki riwayat kontak dengan TKI/TKW.
Selebihnya ditulis pneumonia, namun bisa jadi hanya batuk-flu biasa. Termasuk pasien PDP balita yang meninggal dengan gejala pneumonia.
Menurut penjelasan medis, bayi dengan usia di bawah lima tahun, apalagi masih setahun, jika kena pneumonia maka risiko kematian sangat tinggi.
Juru Bicara Satgas Penanggulangan Wabah COVID-19 Tulungagung Bambang Triono mengatakan, kendati para pasien PDP yang meninggal belum tentu positif COVID-19, pemakaman tetap menggunakan protokol kesehatan layaknya pasien kasus corona.
Dijelaskan, terhitung hingga 2 April sore, jumlah ODP baru yang teridentifikasi ada sebanyak 102 orang, sehingga total ODP komulatif saat ini mencapai 726 orang, dengan 50 di antaranya dinyatakan telah selesai dipantau.
Sementara untuk kasus PDP baru tercatat sebanyak lima orang, dengan komulatif PDP sejumlah 44 orang yang dihitung dari pasien berstatus dalam pengawasan pertama masuk RSUD dr. Iskak.
Dari jumlah itu, 14 masih dirawat di ruang-ruang isolasi yang tersedia di RSUD dr. Iskak dan Puskesmas penyangga, 24 pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang, satu di antaranya dinyatakan positif COVID-19 secara laboratoris, dan enam PDP meninggal dunia.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: