Jakarta (ANTARA) - Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Irmadi Lubis menilai musibah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia harus menjadi momentum terwujudnya Kebangkitan Nasional II, sehingga setelah menghadapi pandemi ini Indonesia bisa menjadi negara maju.
"Bencana nasional pandemi COVID-19 menjadi momentum untuk menciptakan Kebangkitan Nasional Kedua. Kita harus lihat hikmah atas bencana nasional ini," kata Irmadi Lubis, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Dia menilai bangsa Indonesia jangan hanya terpaku pada pandangan bahwa pandemi COVID-19 ini hanya sebagai persoalan bencana, namun harus dipahami apa hikmah yang bisa diambil dari musibah tersebut.
Menurut dia, musibah ini harus diambil hikmah bahwa bangsa Indonesia harus menciptakan rasa kebersamaan dalam menghadapi COVID-19, sehingga merupakan Kebangkitan Nasional Kedua.
"Kebangkitan Nasional Pertama adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang menyatakan satu tentang 17 Agustus. Namun 75 tahun berlalu bukan malah baik nasionalisme dan patriotisme sehingga saat ini waktunya," ujarnya.
Baca juga: Kebangkitan Nasional Kedua di Yogyakarta
Irmadi menilai para pendiri bangsa sudah mengingatkan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.
Hal itu merupakan tahapan Indonesia merdeka yaitu bersatu dahulu, lalu kemudian dapat mewujudkan negara yang maju, berdaulat, adil dan makmur.
"Kita terpaku di sini bukan makin lama rasa bersatu ini semakin kuat namun makin mundur mengakibatkan kita tetap seperti ini, maju tidak mundur tidak," katanya lagi.
Dia menilai Kebangkitan Nasional Kedua itu untuk menggerakkan kita melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu mewujudkan negara yang berdaulat adil dan makmur.
MPR sebut musibah COVID-19 jadi momentum Kebangkitan Nasional II
2 April 2020 21:35 WIB
Irmadi Lubis (kiri). (antarasumut.com/Irsan Mulyadi)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: