Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menerima donasi lebih dari Rp72,2 miliar dari berbagai pihak untuk mendukung penanganan COVID-19.

"Donasi ini patut disyukuri bahwa pada hari ini sudah mencapai lebih dari Rp72,2 miliar," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis.

Baca juga: Gugus Tugas terima Rp66,5 M dari masyarakat untuk tangani COVID-19

Baca juga: Pemerintah apresiasi kampanye mandiri perangi COVID-19

Baca juga: Gugus Tugas akan uji coba alat pemeriksaan TB-TCM untuk COVID-19


Dia juga mengapresiasi relawan yang tergabung untuk penanganan COVID-19. Relawan kesehatan yang berada di daerah telah membantu penyelidikan epidemiologi dengan melakukan kegiatan pelacakan kasus COVID-19 dan telah berhasil mengumpulkan lebih dari 7.193 spesimen. Spesimen ini akan diperiksa untuk mengetahui positif atau negatif COVID-19.

Kegiatan untuk mencari dan menemukan kasus positif COVID-19 di tengah masyarakat harus tetap dilakukan. Karena dengan menemukan kasus positif di masyarakat, upaya isolasi dan karantina bisa segera dilakukan agar tidak terjadi penularan penyakit kepada orang lain.

Yurianto kembali menekankan pentingnya untuk memutus mata rantai penularan COVID-19, dimana masyarakat konsisten disiplin menjaga jarak aman antara dua meter dalam berkomunikasi sosial agar tidak terjadi penularan secara langsung dari orang yang positif kepada orang lain yang rentan.

Baca juga: Jubir COVID-19 ingatkan tes cepat corona idealnya dua kali

Baca juga: Pulang kampung boleh asal metode benar, kata Yurianto


Masyarakat juga diminta untuk tetap menghindari kegiatan-kegiatan yang penuh sesak dan yang sifatnya berkumpul atau menghindari kerumunan.

Sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan COVID-19, masyarakat juga harus membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun pada air yang mengalir setidak-tidaknya 20 detik dan diam di rumah.

"Lebih aman berada di rumah. Oleh karena itu, tetap lah berada di rumah. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah lah di rumah," ujar Yurianto