Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 35 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) hingga saat ini merawat 1.084 pasien terkait COVID-19 baik orang dalam pengawasan, pasien dalam pengawasan dan positif terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Ketua Tim Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) dr Corona Rintawan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis menyebutkan selama sebulan terakhir RSMA sudah menangani total 881 kasus ODP, 192 PDP dengan 11 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga per 1 April, total dirawat 1.084 pasien.

Selain penanganan kasus COVID-19, Muhammadiyah melalui MCCC hingga kini sudah melakukan langkah-langkah dalam partisipasi penanggulangan wabah corona di Indonesia yaitu produksi konten media sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19 infografis, artikel, video, dialog/talkshow baik TV maupun radio.
Baca juga: Muhammadiyah Surabaya buka posko dan dapur umum lawan COVID-19

Saat ini jumlah positif COVID-19 yang meninggal di Indonesia meningkat. "Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan semua upaya dan pengorban secara terus menerus tanpa lelah demi keselamatan bersama," kata dia.

Dia mengatakan Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah meliburkan sekolah-sekolah Muhammadiyah serta Aisyiyah sesuai dengan edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedangkan melalui Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang), lanjut dia, kuliah diliburkan di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) serta menggantinya dengan perkuliahan daring.
Baca juga: Muhammadiyah sosialisasikan Gemes dan Safari cegah Corona

Di tingkat wilayah dan daerah, kata Corona, berbagai upaya dilakukan antara lain penyemprotan disinfektan yang merata di hampir semua amal usaha Muhammadiyah maupun daerah-daerah dengan basis jamaah Muhammadiyah.

"Sosialisasi secara langsung maupun lewat daring, penghimpunan dana oleh Lazismu, pembuatan dan pembagian hand sanitizer. Semua aktifitas itu melibatkan ribuan relawan dari berbagai unsur Muhammadiyah baik majelis, lembaga maupun organisasi otonom," kata dia.
Baca juga: PCIM Malaysia bikin baksos bantu WNI kena lockdown