Pinsar berharap pemerintah bantu permudah distribusi barang
2 April 2020 17:34 WIB
Salah satu pedagang telur ayam di Pasar Legi. Distribusi telur ayam di pasar-pasar tradisional terganggu sebagai dampak dari merebaknya pandemi Covid-19. (ANTARA/Aris Wasita)
Solo (ANTARA) - Pinsar Petelur Nasional (PPN) Kota Surakarta berharap pemerintah membantu mempermudah para peternak melakukan distribusi barang ke pasar tradisional di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
"Kondisi seperti ini kami cukup sulit melakukan distribusi barang ke pasar-pasar," kata Sekretaris PPN Surakarta Heru Santoso di Solo, Kamis.
Ia menilai terkadang pembatasan distribusi barang di pasar-pasar tradisional selama kondisi ini terkesan berlebihan.
"Kadang-kadang ada yang pembatasannya over, berlebihan. Misalnya, mobil tidak bisa keluar masuk. Kalau sudah seperti ini susah," katanya.
Akibatnya ada penurunan jumlah distribusi barang hingga 50 persen. Sebagaimana diketahui, pada kondisi normal jumlah telur ayam yang didistribusikan di pasar-pasar tradisional di Kota Solo sekitar 30 ton/hari.
"Jelas ada penurunan distribusi karena tidak lancar, yang terjadi telur itu menumpuk di peternak karena pembeli tidak bisa menjangkau," katanya.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya sudah menyampaikan kepada Pemerintah Kota Surakarta untuk memberikan kemudahan kepada para peternak.
"Kemarin kami sudah sampaikan ke Wakil Wali Kota Surakarta, beliau menyampaikan akan berusaha berkoordinasi dengan stakeholder antarkabupaten dan kepolisian untuk distribusi bahan baku pokok, termasuk telur," katanya.
Menurut dia, jika sesuai dengan aturan seharusnya tidak ada penutupan total untuk distribusi barang.
"Kalau aturan kan sudah jelas, tidak ada penutupan total. Pasar atau toko yang menjual bahan baku harus diberi prioritas, tetap harus buka," katanya.
Baca juga: COVID-19 akibatkan harga telur ayam ras di Nunukan naik
Baca juga: Pinsar Jateng terapkan sistem buka-tutup stabilkan harga daging ayam
Baca juga: Harga daging dan telur ayam di Solo naik Rp3.000/kg
"Kondisi seperti ini kami cukup sulit melakukan distribusi barang ke pasar-pasar," kata Sekretaris PPN Surakarta Heru Santoso di Solo, Kamis.
Ia menilai terkadang pembatasan distribusi barang di pasar-pasar tradisional selama kondisi ini terkesan berlebihan.
"Kadang-kadang ada yang pembatasannya over, berlebihan. Misalnya, mobil tidak bisa keluar masuk. Kalau sudah seperti ini susah," katanya.
Akibatnya ada penurunan jumlah distribusi barang hingga 50 persen. Sebagaimana diketahui, pada kondisi normal jumlah telur ayam yang didistribusikan di pasar-pasar tradisional di Kota Solo sekitar 30 ton/hari.
"Jelas ada penurunan distribusi karena tidak lancar, yang terjadi telur itu menumpuk di peternak karena pembeli tidak bisa menjangkau," katanya.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya sudah menyampaikan kepada Pemerintah Kota Surakarta untuk memberikan kemudahan kepada para peternak.
"Kemarin kami sudah sampaikan ke Wakil Wali Kota Surakarta, beliau menyampaikan akan berusaha berkoordinasi dengan stakeholder antarkabupaten dan kepolisian untuk distribusi bahan baku pokok, termasuk telur," katanya.
Menurut dia, jika sesuai dengan aturan seharusnya tidak ada penutupan total untuk distribusi barang.
"Kalau aturan kan sudah jelas, tidak ada penutupan total. Pasar atau toko yang menjual bahan baku harus diberi prioritas, tetap harus buka," katanya.
Baca juga: COVID-19 akibatkan harga telur ayam ras di Nunukan naik
Baca juga: Pinsar Jateng terapkan sistem buka-tutup stabilkan harga daging ayam
Baca juga: Harga daging dan telur ayam di Solo naik Rp3.000/kg
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: