Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mendukung Industri Kecil Menengah (IKM) dalam memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dan kebutuhan medis untuk menangani COVID-19 di Indonesia.

“Kami akan membeli APD yang diproduksi IKM untuk diberikan kepada tenaga kesehatan di rumah sakit-rumah sakit,” kata Gati saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dia mengungkapkan, sejumlah IKM kini memproduksi APD untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang saat ini meningkat.

Namun, salah satu kendala yang dihadapi IKM dalam memproduksi APD adalah sulitnya mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan.

“Bahan baku APD sudah banyak diambil industri besar, sehingga IKM tidak kebagian. Nah, bagaimana caranya agar distribusi bahan baku untuk IKM ini juga terpenuhi,” ujarnya.

Diketahui, Kementerian Perindustrian fokus mendorong pengoptimalan produktivitas industri alat pelindung diri (APD) sebagai upaya penanganan pandemic Covid-19 di dalam negeri.

Kebutuhan APD di domestik kian meningkat, terutama untuk memenuhi permintaan tenaga medis, mengingat semakin bertambahnya penderita penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru tersebut.

“Produsen APD tengah menghitung kemampuan produksinya hingga 6-8 bulan mendatang. Perhitungan ini akan disesuaikan dengan jadwal distribusi ke setiap pengguna, seperti rumah sakit yang memang sangat memerlukan,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam.

Khayam menyebutkan, dalam kondisi normal atau ketika belum adanya wabah Covid-19, industri APD di dalam negeri memproduksi sebanyak 1 juta unit per bulan.

“Namun, kondisi saat ini, kebutuhan APD jadi terus meningkat. Oleh karena itu, kami juga mendorong para pelaku industri tekstil agar ikut berperan untuk memproduksi APD,” ungkapnya.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada pelaku industri tekstil di tanah air yang turut berpartisipasi tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong kinerja industri tekstil dalam negeri di tengah tekanan kondisi ekonomi global.



Baca juga: Kemenperin fokus genjot produktivitas industri APD nasional
Baca juga: Kemenperin: industri lakukan diversifikasi produk tambah APD
Baca juga: Pengusaha konveksi Pulogadung butuh 200 tenaga penjahit produksi APD