Presiden ingatkan tantangan baru "imported case" saat hadapi COVID-19
31 Maret 2020 11:02 WIB
Presiden Joko Widodo dan Menkeu Sri Mulyani mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Bogor. ANTARA FOTO/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr/sgd/aww/aa/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengingatkan adanya tantangan baru dari sejumlah negara, di antaranya Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Korea Selatan, dan Singapura dalam perang melawan COVID-19 yakni imported case.
“Di beberapa negara yang telah mampu mendatarkan kurva COVID-19 menghadapi tantangan baru dengan yang dinamakan gelombang baru COVID-19,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas melalui video conference dengan topik Penanganan Arus Masuk WNI dan Pembatasan Perlintasan WNA dari Istana Kepresidenan RI, Bogor, Selasa.
Presiden mengingatkan bahwa negara-negara lain sedang menghadapi isu imported case, yakni kasus-kasus COVID-19 yang dibawa dari luar negeri.
Baca juga: Epicentrum COVID-19 beralih, mobilitas antarnegara akan dikendalikan
Baca juga: Presiden minta aturan mengenai pelintasan WNA dievaluasi berkala
Baca juga: WNI yang baru kembali dari luar negeri langsung berstatus ODP
Oleh karena itu, Jokowi mempertimbangkan pentingnya penanganan arus masuk WNI dan pembatasan perlintasan WNA.
“Prioritas kita saat ini bukan hanya mengendalikan arus mobilitas orang antarwilayah dalam negeri, arus mudik kemarin yang kita bicarakan, melainkan juga harus bisa kendalikan mobilitas antarnegara yang berisiko membawa COVID-19 disease,” katanya.
Kepala Negara juga mengatakan bahwa saat ini lebih dari 202 negara dan teritori di seluruh dunia menghadapi tantangan COVID- 19 seperti juga Indonesia.
“Satu minggu terakhir kita bahkan melihat bahwa episentrum COVID-19 beralih dari sebelumnya di Tiongkok, saat ini berada di Amerika Serikat dan Eropa,” kata Presiden Jokowi.
Ia menekankan pentingnya untuk memperkuat kebijakan yang mengatur perlintasan WNA dan kembalinya WNI dari luar negeri.
Baca juga: FPAN: Kurang tepat pembatasan sosial didampingi darurat sipil
“Di beberapa negara yang telah mampu mendatarkan kurva COVID-19 menghadapi tantangan baru dengan yang dinamakan gelombang baru COVID-19,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas melalui video conference dengan topik Penanganan Arus Masuk WNI dan Pembatasan Perlintasan WNA dari Istana Kepresidenan RI, Bogor, Selasa.
Presiden mengingatkan bahwa negara-negara lain sedang menghadapi isu imported case, yakni kasus-kasus COVID-19 yang dibawa dari luar negeri.
Baca juga: Epicentrum COVID-19 beralih, mobilitas antarnegara akan dikendalikan
Baca juga: Presiden minta aturan mengenai pelintasan WNA dievaluasi berkala
Baca juga: WNI yang baru kembali dari luar negeri langsung berstatus ODP
Oleh karena itu, Jokowi mempertimbangkan pentingnya penanganan arus masuk WNI dan pembatasan perlintasan WNA.
“Prioritas kita saat ini bukan hanya mengendalikan arus mobilitas orang antarwilayah dalam negeri, arus mudik kemarin yang kita bicarakan, melainkan juga harus bisa kendalikan mobilitas antarnegara yang berisiko membawa COVID-19 disease,” katanya.
Kepala Negara juga mengatakan bahwa saat ini lebih dari 202 negara dan teritori di seluruh dunia menghadapi tantangan COVID- 19 seperti juga Indonesia.
“Satu minggu terakhir kita bahkan melihat bahwa episentrum COVID-19 beralih dari sebelumnya di Tiongkok, saat ini berada di Amerika Serikat dan Eropa,” kata Presiden Jokowi.
Ia menekankan pentingnya untuk memperkuat kebijakan yang mengatur perlintasan WNA dan kembalinya WNI dari luar negeri.
Baca juga: FPAN: Kurang tepat pembatasan sosial didampingi darurat sipil
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: