Sembilan wartawan Pati peliput Imam Suroso negatif COVID-19
30 Maret 2020 15:50 WIB
Tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Jawa Tengah, melakukan tes cepat (rapid test) corona terhadap sembilan wartawan di Pati, Senin (30/3/2020). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Pati (ANTARA) - Sembilan wartawan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang melakukan tes cepat (rapid test) virus COVID-19 karena sebelumnya mengikuti kegiatan peliputan bakti sosial almarhum Imam Suroso, anggota Komisi IX DPR RI dinyatakan negatif.
"Alhamdulillah hasil 'rapid test' hari ini (30/3) dari kesembilan jurnalis Pati negatif. Namun standar operasional prosedur (SOP) harus tetap dijalani oleh mereka semua," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyakit Virus COVID-19 Pati Suharyono di Pati, Senin.
Ia berharap mereka mengisolasi mandiri selama 14 hari karena yang bersangkutan kontak langsung dengan almarhum Imam Suroso.
"Karena masa inkubasi selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan pasien dalam pengawasan (PDP)," katanya.
Selain itu, lanjut dia, awak media juga diminta menjaga kondisi kebugaran tubuh dan psikis, satu di antaranya dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), cuci tangan pakai sabun, mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, mengurangi stres, serta tidur minimal 6-8 jam per hari.
"Tidak usah dekat dengan keluarga dahulu, begitu meriang langsung ke dokter saja. Berdoa juga penting," kata Suharyono.
Ketua PWI Pati Moch Noor Efendi menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Pati melalui Gugus Tugas COVID-19 Pati dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati karena telah memfasilitasi "rapid test" kepada para jurnalis yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati melakukan "rapid test" di halaman Stadion Joyokusumo Pati, Senin (30/3).
Dari sembilan awak media, delapan orang merupakan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pati dan seorang dari organisasi profesi lain ikut meliput kegiatan bakti sosial almarhum anggota Komisi IX DPR RI, Imam Suroso di Pasar Puri Baru Pati, Jumat (20/3).
Legislator asal Pati tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jumat (27/3).
"Mereka masuk dalam kategori ODP karena mempunyai riwayat kontak dengan PDP," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, masyarakat bisa membedakan hal tersebut dan tidak berprasangka kepada seluruh ODP di Pati.
Ia mengaku bersyukur setelah sembilan jurnalis tersebut dinyatakan negatif COVID-19, meski demikian tetap menyerukan untuk tetap melanjutkan isolasi mandiri dan bekerja dari rumah.
"Jika terdapat keperluan atau peliputan mendesak yang mengharuskan turun ke lapangan, wajib memerhatikan petunjuk dan protokol kesehatan secara disiplin, salah satunya dengan melengkapi alat pelindung diri (APD) yang memadai sesuai edaran PWI Pusat dan Dewan Pers," katanya.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Muria Raya itu juga mengingatkan para jurnalis saat peliputan seputar isu virus COVID-19 terlebih dahulu memerhatikan protokol keselamatan.
"Profesi jurnalis memang cukup rentan tertular COVID-19 karena dalam pencarian berita, baik jurnalis televisi cetak atau daring berinteraksi dengan hampir semua lapisan. Tidak ada yang bisa menjamin dalam setiap interaksi itu, mereka terbebas dari corona," katanya.
Semua wartawan juga diingatkan agar selalu membawa cairan pembersih tangan serta selalu mencuci tangan dengan air mengalir pakai sabun saat beraktivitas, demikian Moch Noor Efendi .
Baca juga: Anggota DPR RI meninggal di RSUP Kariadi berstatus PDP COVID-19
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso dimakamkan di Pati
Baca juga: Warga Pati yang kontak dengan almarhum Imam Suroso terus dilacak
Baca juga: Bupati: Ajudan Imam Suroso meninggal bukan akibat COVID-19
"Alhamdulillah hasil 'rapid test' hari ini (30/3) dari kesembilan jurnalis Pati negatif. Namun standar operasional prosedur (SOP) harus tetap dijalani oleh mereka semua," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyakit Virus COVID-19 Pati Suharyono di Pati, Senin.
Ia berharap mereka mengisolasi mandiri selama 14 hari karena yang bersangkutan kontak langsung dengan almarhum Imam Suroso.
"Karena masa inkubasi selama 14 hari sejak kontak terakhir dengan pasien dalam pengawasan (PDP)," katanya.
Selain itu, lanjut dia, awak media juga diminta menjaga kondisi kebugaran tubuh dan psikis, satu di antaranya dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), cuci tangan pakai sabun, mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, mengurangi stres, serta tidur minimal 6-8 jam per hari.
"Tidak usah dekat dengan keluarga dahulu, begitu meriang langsung ke dokter saja. Berdoa juga penting," kata Suharyono.
Ketua PWI Pati Moch Noor Efendi menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Pati melalui Gugus Tugas COVID-19 Pati dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati karena telah memfasilitasi "rapid test" kepada para jurnalis yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati melakukan "rapid test" di halaman Stadion Joyokusumo Pati, Senin (30/3).
Dari sembilan awak media, delapan orang merupakan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pati dan seorang dari organisasi profesi lain ikut meliput kegiatan bakti sosial almarhum anggota Komisi IX DPR RI, Imam Suroso di Pasar Puri Baru Pati, Jumat (20/3).
Legislator asal Pati tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jumat (27/3).
"Mereka masuk dalam kategori ODP karena mempunyai riwayat kontak dengan PDP," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, masyarakat bisa membedakan hal tersebut dan tidak berprasangka kepada seluruh ODP di Pati.
Ia mengaku bersyukur setelah sembilan jurnalis tersebut dinyatakan negatif COVID-19, meski demikian tetap menyerukan untuk tetap melanjutkan isolasi mandiri dan bekerja dari rumah.
"Jika terdapat keperluan atau peliputan mendesak yang mengharuskan turun ke lapangan, wajib memerhatikan petunjuk dan protokol kesehatan secara disiplin, salah satunya dengan melengkapi alat pelindung diri (APD) yang memadai sesuai edaran PWI Pusat dan Dewan Pers," katanya.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Muria Raya itu juga mengingatkan para jurnalis saat peliputan seputar isu virus COVID-19 terlebih dahulu memerhatikan protokol keselamatan.
"Profesi jurnalis memang cukup rentan tertular COVID-19 karena dalam pencarian berita, baik jurnalis televisi cetak atau daring berinteraksi dengan hampir semua lapisan. Tidak ada yang bisa menjamin dalam setiap interaksi itu, mereka terbebas dari corona," katanya.
Semua wartawan juga diingatkan agar selalu membawa cairan pembersih tangan serta selalu mencuci tangan dengan air mengalir pakai sabun saat beraktivitas, demikian Moch Noor Efendi .
Baca juga: Anggota DPR RI meninggal di RSUP Kariadi berstatus PDP COVID-19
Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso dimakamkan di Pati
Baca juga: Warga Pati yang kontak dengan almarhum Imam Suroso terus dilacak
Baca juga: Bupati: Ajudan Imam Suroso meninggal bukan akibat COVID-19
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: