Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan pasokan pangan, khususnya cabai tetap aman untuk memenuhi konsumsi rumah tangga hingga Idul Fitri.

"Berdasarkan data Early Warning System (EWS) diprediksi produksi cabai dibandingkan dengan kebutuhannya secara nasional masih surplus," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto di Jakarta, Senin.

Prihasto menyebutkan perkiraan produksi aneka cabai bulan Maret ini mencapai 203.057 ton dengan kebutuhan 174.219 ton, sehingga terdapat surplus 28.838 ton.

Kemudian, produksi bulan April diperkirakan mencapai 217.588 ton dengan kebutuhan 178.594 ton, sehingga surplus 38.994 ton.

Selanjutnya, produksi bulan Mei diperkirakan sebanyak 217.258 ton dengan kebutuhan 182.634 ton, sehingga surplus 34.624 ton. Begitu juga produksi bulan Juni 196.644 ton dengan kebutuhan174.219 ton sehingga surplus 22.425 ton.

"Kami juga sudah mengecek kebenaran kondisi eksisting di lapangan melalui telepon, foto open camera dan video pada beberapa wilayah sentra utama," kata Prihasto.

Prihasto pun mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak perlu panik karena produksi dan distribusi tidak terganggu dengan wabah Covid-19 ini.

Pihaknya juga telah mengandeng beberapa perusahan startup yang bergerak di bidang penjualan produk pertanian secara daring seperti Sayur Box, Tani Hub, Kedai Sayur untuk memasarkan hasil panen petani hingga ke konsumen.

Salah satu petani dan pengusaha cabai asal Kediri, Suyono, membenarkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan cabai, terutama di tengah wabah Covid-19.

"Pasokan cabai khususnya untuk cabai rawit merah cukup besar, karena akhir bulan ini sampai awal April sudah mulai banyak cabai yang siap panen," kata dia.

Baca juga: Digelontorkan 20 ton cabai untuk turunkan harga di Jakarta
Baca juga: Produksi bawang merah dan cabai ditargetkan naik hingga 7 persen