IDI, PDUI dan MSF kerja sama bekali dokter relawan tangani COVID-19
28 Maret 2020 11:15 WIB
Ilustrasi - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Banda Aceh memberikan multivitamin C untuk tenaga kesehatan di RSUDZA Kota Banda Aceh, Selasa (24/03/2020). (ANTARA/Zubaidah)
Jakarta (ANTARA) - Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) untuk memberikan pelatihan dokter relawan untuk merespons COVID-19.
"MSF bekerja sama dengan IDI untuk memberikan pelatihan dan pengarahan kepada dokter sukarelawan sebelum penempatan mereka di rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh negeri," kata Daniel von Rège, Direktur MSF di Indonesia, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Pembekalan oleh MSF dilakukan secara daring melibatkan 40 dokter sukarelawan yang direkrut oleh PB IDI Dan PDUI dengan sebagian besar berbasis di Jakarta dan sekitarnya serta beberapa daerah lain Indonesia.
Baca juga: Gugus Tugas: Indonesia butuh 1.500 dokter dan 2.500 perawat
Baca juga: Dokter muda relawan PMI susuri kampung untuk beri pelayanan kesehatan
Baca juga: Dokter: Terlambat periksa dan kesiapan rs pengaruhi keselamatan pasien
Dalam pembekalan tersebut Direktur MSF di Indonesia berbagai informasi standar MSF tentang pencegahan dan pengendalian infeksi serta penggunaan alat pelindung diri (APD), Dr Cleopas Martin Rumende dari RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo memberi arahan terkait aspek medis dar tanggapan COVID 19 serta Dr. Lucky Cahyono dari PB INDI menjelaskan protokol dan standar WHO.
Ketua Umum PB IDI Dr. Daeng M. Faqih sendiri menyampaikan penghargaan atas kesediaan para dokter sukarelawan itu untuk ikut membantu dalam merespons penyebaran COVID-19 di Indonesia dan menghimbau menggunakan APD dengan cara yang tepat agar terhindar dari virus.
"Saya juga meminta tim koordinasi membuat sistem informasi yang baik untuk respons COVID-19 sehingga tim pendukung dapat memantau perkembangan dan memberikan bantuan kepada dokter sukarelawan kita yang berada di garis depan," tegas Daeng.
Dalam gelombang pertama, para dokter relawan tersebut rencananya akan ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet selama 14 hari dan akan menjalani karantina selama 14 hari berikutnya setelah penugasan.
Gelombang kedua dokter relawan akan bertugas sementara relawan sebelumnya menjalani masa karantina.
Sampai dengan Jumat (27/3), tercatat Indonesia memiliki akumulasi total 1.046 kasus positif dengan 46 orang dinyatakan sembuh dan 87 orang meninggal dunia.*
Baca juga: Seorang dokter dinyatakan positif COVID-19 di Medan
Baca juga: PPNI advokasi dokter dan perawat COVID-19 yang ditolak pulang warga
Baca juga: Kisah dokter yang menangani COVID-19 di Ibu Kota
"MSF bekerja sama dengan IDI untuk memberikan pelatihan dan pengarahan kepada dokter sukarelawan sebelum penempatan mereka di rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh negeri," kata Daniel von Rège, Direktur MSF di Indonesia, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Pembekalan oleh MSF dilakukan secara daring melibatkan 40 dokter sukarelawan yang direkrut oleh PB IDI Dan PDUI dengan sebagian besar berbasis di Jakarta dan sekitarnya serta beberapa daerah lain Indonesia.
Baca juga: Gugus Tugas: Indonesia butuh 1.500 dokter dan 2.500 perawat
Baca juga: Dokter muda relawan PMI susuri kampung untuk beri pelayanan kesehatan
Baca juga: Dokter: Terlambat periksa dan kesiapan rs pengaruhi keselamatan pasien
Dalam pembekalan tersebut Direktur MSF di Indonesia berbagai informasi standar MSF tentang pencegahan dan pengendalian infeksi serta penggunaan alat pelindung diri (APD), Dr Cleopas Martin Rumende dari RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo memberi arahan terkait aspek medis dar tanggapan COVID 19 serta Dr. Lucky Cahyono dari PB INDI menjelaskan protokol dan standar WHO.
Ketua Umum PB IDI Dr. Daeng M. Faqih sendiri menyampaikan penghargaan atas kesediaan para dokter sukarelawan itu untuk ikut membantu dalam merespons penyebaran COVID-19 di Indonesia dan menghimbau menggunakan APD dengan cara yang tepat agar terhindar dari virus.
"Saya juga meminta tim koordinasi membuat sistem informasi yang baik untuk respons COVID-19 sehingga tim pendukung dapat memantau perkembangan dan memberikan bantuan kepada dokter sukarelawan kita yang berada di garis depan," tegas Daeng.
Dalam gelombang pertama, para dokter relawan tersebut rencananya akan ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet selama 14 hari dan akan menjalani karantina selama 14 hari berikutnya setelah penugasan.
Gelombang kedua dokter relawan akan bertugas sementara relawan sebelumnya menjalani masa karantina.
Sampai dengan Jumat (27/3), tercatat Indonesia memiliki akumulasi total 1.046 kasus positif dengan 46 orang dinyatakan sembuh dan 87 orang meninggal dunia.*
Baca juga: Seorang dokter dinyatakan positif COVID-19 di Medan
Baca juga: PPNI advokasi dokter dan perawat COVID-19 yang ditolak pulang warga
Baca juga: Kisah dokter yang menangani COVID-19 di Ibu Kota
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: