Kontak dekat disebut sebagai faktor utama pertambahan kasus COVID-19
27 Maret 2020 16:53 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebut kontak dekat sebagai faktor utama pertambahan jumlah kasus COVID-19 di Tanah Air.
“Ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini, sehingga mengakibatkan penularan kemudian memunculkan angka pasien yang menjadi sakit,” kata Yurianto dalam konferensi di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Jumlah positif COVID-19 di Indonesia meningkat signifikan dari 893 kasus pada Kamis (26/3) menjadi 1.046 kasus pada Jumat pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Belum ada informasi resmi soal penyebab dua dokter meninggal
Peningkatan jumlah kasus itu, kata Yuri, menggambarkan masih adanya penularan penyakit di tengah masyarakat.
“Masih ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi, sehingga total kasus menjadi 1.046,” ujar dia.
Mencermati hal tersebut, pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai penularan virus dengan mematuhi anjuran menjaga jarak aman minimum 1,5 meter.
Karena pada jarak yang kurang dari itu, potensi penularan dari orang satu ke orang lainnya sangat besar---melalui percikan droplets pada saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin kemudian mengenai orang yang sehat.
Baca juga: Penanganan terlambat-penyakit penyerta sebab kematian COVID-19 tinggi
“Mari kita patuhi bersama, hindari kontak dekat. Jaga jarak pada saat melakukan komunikasi sosial dengan siapapun, baik di rumah maupun di luar rumah,” kata Yurianto.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai benda-benda yang sering digunakan bersama seperti gagang pintu, pegangan tangan di kendaraan angkutan massal, serta pegangan tangga---yang bisa menjadi perantara penularan virus corona.
Lebih lanjut, pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan menghindari menyentuh area mata, hidung, serta mulut untuk mengantisipasi penularan virus tersebut.
Baca juga: Positif COVID-19 di Indonesia menjadi 1.046 kasus, 87 meninggal
“Ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini, sehingga mengakibatkan penularan kemudian memunculkan angka pasien yang menjadi sakit,” kata Yurianto dalam konferensi di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Jumlah positif COVID-19 di Indonesia meningkat signifikan dari 893 kasus pada Kamis (26/3) menjadi 1.046 kasus pada Jumat pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Belum ada informasi resmi soal penyebab dua dokter meninggal
Peningkatan jumlah kasus itu, kata Yuri, menggambarkan masih adanya penularan penyakit di tengah masyarakat.
“Masih ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi, sehingga total kasus menjadi 1.046,” ujar dia.
Mencermati hal tersebut, pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama memutus rantai penularan virus dengan mematuhi anjuran menjaga jarak aman minimum 1,5 meter.
Karena pada jarak yang kurang dari itu, potensi penularan dari orang satu ke orang lainnya sangat besar---melalui percikan droplets pada saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin kemudian mengenai orang yang sehat.
Baca juga: Penanganan terlambat-penyakit penyerta sebab kematian COVID-19 tinggi
“Mari kita patuhi bersama, hindari kontak dekat. Jaga jarak pada saat melakukan komunikasi sosial dengan siapapun, baik di rumah maupun di luar rumah,” kata Yurianto.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai benda-benda yang sering digunakan bersama seperti gagang pintu, pegangan tangan di kendaraan angkutan massal, serta pegangan tangga---yang bisa menjadi perantara penularan virus corona.
Lebih lanjut, pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan menghindari menyentuh area mata, hidung, serta mulut untuk mengantisipasi penularan virus tersebut.
Baca juga: Positif COVID-19 di Indonesia menjadi 1.046 kasus, 87 meninggal
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: