Sydney (ANTARA) - Ribuan pekerja kesehatan Australia akan memulai uji coba untuk melihat apakah vaksin tuberkulosis yang sudah berusia seabad dapat melawan virus corona baru, kata para peneliti, yang bergabung dengan uji global terhadap solusi biasa yang sedang berlangsung di beberapa negara.

Vaksin basil Calmette-Gu©rin, atau BCG, diberikan kepada lebih dari satu juta anak per tahun di negara-negara dengan TBC, tetapi para peneliti mengatakan vaksin itu juga dapat memerangi virus corona baru karena kemampuannya untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh secara luas.

Vaksin membantu tubuh melawan virus dan penyakit dengan membangun kekebalan seseorang tetapi tidak menyembuhkan penyakit.

Sekitar 4.000 karyawan rumah sakit Australia akan berpartisipasi dalam uji coba vaksin yang dimulai pada minggu depan, dengan hasil yang diharapkan dalam waktu sekitar enam bulan, kata Murdoch Children's Research Institute (MCRI) di Melbourne pada Jumat.

Separuh peserta akan disuntik vaksin, yang memiliki sedikit efek samping, sementara separuh lainnya akan mengambil plasebo, dan kedua kelompok akan memungkinkan kesehatan mereka dilacak melalui aplikasi perangkat lunak yang terpasang pada ponsel cerdas mereka, kata lembaga itu.

Mereka bergabung dalam uji coba di Belanda, AS, dan di tempat lain, tambahnya.

"Intinya adalah menggunakan kembali vaksin yang sangat lama untuk tujuan baru," kata Nigel Curtis, ketua kelompok penyakit menular di MCRI, dalam sebuah panggilan telepon dengan wartawan.

"Ini baru dan mengasyikkan dan ini benar-benar pertama kalinya vaksin digunakan dengan cara ini," tambahnya.

Perlombaan untuk mengembangkan vaksin melawan virus corona baru, yang pertama kali muncul di China akhir tahun lalu, telah dipercepat ketika penyebarannya menjadi pandemi global. Tidak ada penyembuhan atau pencegahan yang terbukti untuk penyakit COVID-19.

Hingga Kamis, 200 negara dan wilayah telah melaporkan infeksi, dengan total global lebih dari 470.000 kasus dan lebih dari 21.000 kematian, menurut penghitungan Reuters.

Australia memiliki hampir 3.000 infeksi dan 12 kematian.

Curtis mengatakan uji coba Australia akan sangat berguna karena akan berlangsung selama musim dingin di belahan bumi selatan, yang biasanya merupakan musim flu di negara itu, ketika lebih banyak orang diperkirakan terjangkit penyakit tersebut.

Uji coba akan memeriksa apakah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seseorang bisa menekan gejala, biasanya masalah pernapasan, dan mencegah mereka menyebarkannya.

"Hipotesisnya adalah jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat, virus tidak akan dapat berkembang biak dan menyebabkan kerusakan, membatasi gejala Anda," kata Curtis.


Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus corona Australia melonjak, "lockdown" diperluas
Baca juga: Pantai Bondi di Australia ditutup demi tekan penularan COVID-19
Baca juga: Australia karantina wilayah, pelancong Indonesia diimbau segera pulang