Gaza laporkan 7 kasus baru virus corona
26 Maret 2020 15:37 WIB
Sejumlah relawan Palestina mensterilkan sebuah jalan permukiman di Kota Rafah, Jalur Gaza, Minggu (22/3/2020). Dua warga Palestina di Gaza dinyatakan positif terjangkit COVID-19, menjadi kasus pertama yang dilaporkan di daerah kantong yang diduduki Hamas itu, kata seorang pejabat kesehatan pada Minggu (22/3) pagi. Sebanyak 53 warga Palestina terinfeksi coronavirus sejak 5 Maret, dan 17 di antaranya telah dinyatakan sembuh, menurut Kementerian Kesehatan di Tepi Barat pada Sabtu (21/3). ANTARA/Xinhua/Khaled Omar/aa.
Gaza (ANTARA) - Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, Rabu malam, melaporkan bahwa tujuh kasus baru virus corona telah dikarantina di bagian selatan kantong pesisir tersebut.
Melalui pernyataan pihaknya menyebutkan bahwa tujuh kasus tersebut merupakan petugas keamanan, yang melakukan kontak dengan dua kasus yang tercatat pada Sabtu ketika mereka tiba dari Pakistan melalui titik Penyeberangan Perbatasan Rafah dengan Mesir.
"Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa tujuh kasus itu ditempatkan dalam karantina khusus. Mereka tidak meninggalkan karantina di titik Penyeberangan Rafah dan mereka tidak berbaur dengan siapa pun di luar pusat karantina," bunyi pernyataan tersebut.
Ditegaskan bahwa tidak ada kasus COVID-19 tercatat di Jalur Gaza.
Pada Rabu pagi seorang perempuan Palestina meninggal dan dua kerabatnya, yang tertular virus, dipindahkan ke pusat karantina, menurut juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem.
Total warga Palestina yang terinfeksi naik menjadi 71 kasus, termasuk sembilan di Jalur Gaza dan 62 di Tepi Barat. Melhem menuturkan bahwa 16 orang di Tepi Barat dinyatakan sembuh.
Otoritas Hamas, yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007, mengambil sejumlah langkah ketat pencegahan COVID-19 di kantong tersebut, yang menampung dua juta penduduk.
Sumber: Xinhua
Baca juga: Qatar bantu Jalur Gaza Rp2,48 triliun untuk perangi virus corona
Baca juga: Kasus pertama virus corona dikonfirmasi di jalur Gaza Palestina
Melalui pernyataan pihaknya menyebutkan bahwa tujuh kasus tersebut merupakan petugas keamanan, yang melakukan kontak dengan dua kasus yang tercatat pada Sabtu ketika mereka tiba dari Pakistan melalui titik Penyeberangan Perbatasan Rafah dengan Mesir.
"Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa tujuh kasus itu ditempatkan dalam karantina khusus. Mereka tidak meninggalkan karantina di titik Penyeberangan Rafah dan mereka tidak berbaur dengan siapa pun di luar pusat karantina," bunyi pernyataan tersebut.
Ditegaskan bahwa tidak ada kasus COVID-19 tercatat di Jalur Gaza.
Pada Rabu pagi seorang perempuan Palestina meninggal dan dua kerabatnya, yang tertular virus, dipindahkan ke pusat karantina, menurut juru bicara pemerintah Palestina Ibrahim Melhem.
Total warga Palestina yang terinfeksi naik menjadi 71 kasus, termasuk sembilan di Jalur Gaza dan 62 di Tepi Barat. Melhem menuturkan bahwa 16 orang di Tepi Barat dinyatakan sembuh.
Otoritas Hamas, yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007, mengambil sejumlah langkah ketat pencegahan COVID-19 di kantong tersebut, yang menampung dua juta penduduk.
Sumber: Xinhua
Baca juga: Qatar bantu Jalur Gaza Rp2,48 triliun untuk perangi virus corona
Baca juga: Kasus pertama virus corona dikonfirmasi di jalur Gaza Palestina
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: