Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Isyak Nuka mengatakan penutupan penerbangan antarwilayah di provinsi berbasis kepulauan itu oleh maskapai TransNusa tidak terlalu mengganggu akses transportasi masyarakat.

"Mudah-mudahan tidak terlalu terganggu, karena tingkat okupansi penumpang juga cenderung menurun terus, sehingga pihak maskapai mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penerbangan," katanya kepada ANTARA di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan rencana penutupan penerbangan antarwilayah di NTT oleh maskapai PT TransNusa Aviation Mandiri dan dampaknya terhadap mobilitas masyarakat.

TransNusa, perusahaan penerbangan swasta yang berbasis di Kupang, NTT, memutuskan tidak beroperasi sementara pada 1-15 April 2020 untuk mencegah penyebaran COVID-19.

"Semua lintasan penerbangan di NTT tidak kami layani mulai 1-15 April 2020 untuk mencegah merebaknya serangan virus corona," kata Regional Manager TransNusa Aviation Mandiri NTT Bepit Bartels.

Menurut Isyak, masyarakat yang ingin ke Pulau Flores, Sumba dan Alor atau sebaliknya dapat menggunakan transportasi laut atau maskapai penerbangan yang masih tetap beroperasi pada titik-titik tertentu.

"Artinya, kalaupun ada penghentian penerbangan, belum terlalu mengganggu karena masih ada pilihan transportasi lain yang bisa digunakan oleh masyarakat," katanya.

Namun untuk kepentingan darurat dan pelayanan logistik COVID-19, penerbangan tetap akan dibuka.

"Jadi, walaupun maskapai menutup penerbangan untuk sementara, tetapi kalau dibutuhkan untuk pelayanan darurat COVID-19, tetap akan dibuka," katanya menambahkan.

Baca juga: Pemprov NTT minta penutupan Bandara Komodo dikaji ulang
Baca juga: TransNusa buka rute baru ke Atambua dan Waingapu mulai Desember 2019