Masyarakat diingatkan kembali COVID-19 jangkit penderita tanpa gejala
25 Maret 2020 19:44 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (25/3/2020). Berdasarkan data Pemerintah hingga Rabu (25/3/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 790 orang dengan jumlah pasien sembuh mencapai 31 orang dan kasus meninggal dunia mencapai 58 orang. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pri.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengingatkan kembali masyarakat pentingnya untuk jaga jarak karena ditemukan adanya kasus virus corona penyebab COVID-19 yang menjangkit penderita tanpa gejala.
"Banyak sekali kasus positif mengandung virus ini justru pada orang-orang yang terlihat sakit ringan tidak terlihat sakit berat," kata Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu.
Bahkan, Yurianto menuturkan, pada beberapa data yang dimiliki tim penanganan COVID-19, nampak penderita positif terjangkit virus yang awalnya muncul di Wuhan, China itu tidak bergejala sama sekali sehingga seakan-akan pasien merasa tidak sakit.
Yurianto mengungkapkan percikan langsung yang mengenai saluran nafas orang sehat dari penderita positif virus yang sangat memungkinkan untuk memunculkan penyakit.
Baca juga: 170 ribu APD telah didistribusikan untuk penanganan COVID-19
"Inilah penting mengapa kita harus menjaga jarak di rumah maupun berada di luar rumah setidaknya kita harus memiliki jarak lebih dari satu setengah meter," ujar Yurianto.
Selain itu, cairan tubuh dari orang terjangkit virus corona yang menempel pada bagian barang juga akan menular kepada orang tidak terjangkit.
Baca juga: Jubir: Penambahan positif COVID-19 di Indonesia bukan hasil rapid test
Dituturkan Yurianto, sentuhan tangan pun akan menjadikan media untuk penularan sehingga masyarakat harus membiasakan cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sesering mungkin.
"Mestinya ini bukan pekerjaan yang sulit, kami sangat berharap bahwa peran serta masyarakat bukan hanya melaksanakan kebiasaan menjaga jarak tetapi juga selalu mengingatkan orang lain untuk menjaga cara cuci tangan ini," tutur Yurianto.
Yurianto menuturkan cara tersebut menjadi kekuatan yang mendasari semua upaya dari pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-9.
Hingga Rabu (25/3) tercatat sebanyak 750 kasus positif COVID-19 di Indonesia atau bertambah 105 kasus dari sehari sebelumnya serta bertambah tiga orang meninggal dunia menjadi 58 orang. Selain itu tercatat satu orang sembuh sehingga total yang sembuh dari penyakit tersebut sebanyak 31 orang.
Baca juga: Positif COVID-19 di Indonesia naik jadi 790 kasus, 58 meninggal dunia
Baca juga: Ketua Gugus Tugas: Rapid test diutamakan untuk pekerja medis
"Banyak sekali kasus positif mengandung virus ini justru pada orang-orang yang terlihat sakit ringan tidak terlihat sakit berat," kata Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu.
Bahkan, Yurianto menuturkan, pada beberapa data yang dimiliki tim penanganan COVID-19, nampak penderita positif terjangkit virus yang awalnya muncul di Wuhan, China itu tidak bergejala sama sekali sehingga seakan-akan pasien merasa tidak sakit.
Yurianto mengungkapkan percikan langsung yang mengenai saluran nafas orang sehat dari penderita positif virus yang sangat memungkinkan untuk memunculkan penyakit.
Baca juga: 170 ribu APD telah didistribusikan untuk penanganan COVID-19
"Inilah penting mengapa kita harus menjaga jarak di rumah maupun berada di luar rumah setidaknya kita harus memiliki jarak lebih dari satu setengah meter," ujar Yurianto.
Selain itu, cairan tubuh dari orang terjangkit virus corona yang menempel pada bagian barang juga akan menular kepada orang tidak terjangkit.
Baca juga: Jubir: Penambahan positif COVID-19 di Indonesia bukan hasil rapid test
Dituturkan Yurianto, sentuhan tangan pun akan menjadikan media untuk penularan sehingga masyarakat harus membiasakan cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sesering mungkin.
"Mestinya ini bukan pekerjaan yang sulit, kami sangat berharap bahwa peran serta masyarakat bukan hanya melaksanakan kebiasaan menjaga jarak tetapi juga selalu mengingatkan orang lain untuk menjaga cara cuci tangan ini," tutur Yurianto.
Yurianto menuturkan cara tersebut menjadi kekuatan yang mendasari semua upaya dari pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-9.
Hingga Rabu (25/3) tercatat sebanyak 750 kasus positif COVID-19 di Indonesia atau bertambah 105 kasus dari sehari sebelumnya serta bertambah tiga orang meninggal dunia menjadi 58 orang. Selain itu tercatat satu orang sembuh sehingga total yang sembuh dari penyakit tersebut sebanyak 31 orang.
Baca juga: Positif COVID-19 di Indonesia naik jadi 790 kasus, 58 meninggal dunia
Baca juga: Ketua Gugus Tugas: Rapid test diutamakan untuk pekerja medis
Pewarta: Taufik Ridwan dan Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: