Fraksi PKB soroti bahan penyemprotan disinfektan di Surabaya
25 Maret 2020 17:47 WIB
Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Surabaya melakukan inspeksi bahan yang digunakan untuk penyemprotan disinfektan di Keluahan/Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Selasa (24/3/2020). (FOTO ANTARA/HO-Hasan-FPKB Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kota Surabaya mempersoalkan bahan yang digunakan untuk penyemprotan disinfektan di sejumlah wilayah di Kota Pahlawan dalam upaya mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19, karena dinilai kurang aman baik untuk lingkungan maupun manusia.
"Kami temukan ada yang aneh dengan bahan untuk penyemprotan disinfektan saat inspeksi ke Kelurahan dan Puskesmas Genteng, Selasa (24/3) kemarin," kata Sekretaris Fraksi PKB DPRD Surabaya Badrut Tamam di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Baca juga: DPRD Surabaya minta pemerintah siapkan rumah sakit darurat COVID-19
Pada saat inspeksi, menurut dia, pihaknya mencoba meminta informasi terkait cairan yang digunakan dalam penyemprotan disinfektan. Hanya saja, lanjut dia, pihaknya tidak mendapatkan informasi sesuai yang diinginkan.
"Mereka kalau ditanya masih mengatakan tidak tahu cairannya. Meski ada yang menyembunyikan, tetapi kami melihat bahan yang digunakan bergambar hewan," ujar anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya ini.
Baca juga: Ketua DPRD Surabaya menilai tepat Risma buka peta penyebaran COVID-19
Hal sama juga dikatakan Bendahara Fraksi PKB Camelia Habiba bahwa ada isu bahan baku penyemprotan ini kurang ramah lingkungan karena ada gambar binatang.
"Kami akan cek ke laboratorium yang netral sehingga nanti hasilnya akan kita publikasikan kepada masyarakat," katanya.
Menurut dia, hal ini dilakukan karena ada masyarakat yang tidak mau masjid, rumah, dan lingkungan sekitar disemprot dengan menggunakan disinfektan untuk hewan karena khawatir tidak aman buat manusia dan tidak ramah lingkungan.
Baca juga: Surabaya perbanyak pembuatan sanitizer chamber cegah COVID-19
Kepala Bidang Peternakan dan Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Meita Irene Wowor memastikan kandungan yang digunakan dalam bahan penyemprotan disinfektan aman dan baik untuk lingkungan maupun manusia.
"Kandungan Benzalkonium Chloride tersebut biasa digunakan dalam produk sehari-hari yang dipakai manusia," katanya.
Menurut dia, kandungan Benzalkonium Chloride yang terdapat dalam bahan tersebut juga umum digunakan dalam produk antiseptik, seperti shampo, sabun, dan obat tetes mata.
Baca juga: Bahan penyemprotan disinfektan aman untuk manusia
Selain itu, Meita menjelaskan kandungan Benzalkonium Chloride ini dapat berfungsi untuk membunuh jamur, virus, serta mikroorganisme yang lain. Bahan tersebut merupakan zat kimia yang berfungsi sebagai antiseptik jika digunakan dalam konsentrasi rendah. Tetapi juga dapat berfungsi sebagai disinfektan jika digunakan dalam konsentrasi tinggi.
"Kalau secara keamanan, baik untuk lingkungan ataupun manusia, yang punya kita (produksi mandiri) ini lebih ramah. Jadi, kita pastikan aman baik dari sisi konsentrasinya maupun bahannya," kata Meita.
"Kami temukan ada yang aneh dengan bahan untuk penyemprotan disinfektan saat inspeksi ke Kelurahan dan Puskesmas Genteng, Selasa (24/3) kemarin," kata Sekretaris Fraksi PKB DPRD Surabaya Badrut Tamam di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Baca juga: DPRD Surabaya minta pemerintah siapkan rumah sakit darurat COVID-19
Pada saat inspeksi, menurut dia, pihaknya mencoba meminta informasi terkait cairan yang digunakan dalam penyemprotan disinfektan. Hanya saja, lanjut dia, pihaknya tidak mendapatkan informasi sesuai yang diinginkan.
"Mereka kalau ditanya masih mengatakan tidak tahu cairannya. Meski ada yang menyembunyikan, tetapi kami melihat bahan yang digunakan bergambar hewan," ujar anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya ini.
Baca juga: Ketua DPRD Surabaya menilai tepat Risma buka peta penyebaran COVID-19
Hal sama juga dikatakan Bendahara Fraksi PKB Camelia Habiba bahwa ada isu bahan baku penyemprotan ini kurang ramah lingkungan karena ada gambar binatang.
"Kami akan cek ke laboratorium yang netral sehingga nanti hasilnya akan kita publikasikan kepada masyarakat," katanya.
Menurut dia, hal ini dilakukan karena ada masyarakat yang tidak mau masjid, rumah, dan lingkungan sekitar disemprot dengan menggunakan disinfektan untuk hewan karena khawatir tidak aman buat manusia dan tidak ramah lingkungan.
Baca juga: Surabaya perbanyak pembuatan sanitizer chamber cegah COVID-19
Kepala Bidang Peternakan dan Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Meita Irene Wowor memastikan kandungan yang digunakan dalam bahan penyemprotan disinfektan aman dan baik untuk lingkungan maupun manusia.
"Kandungan Benzalkonium Chloride tersebut biasa digunakan dalam produk sehari-hari yang dipakai manusia," katanya.
Menurut dia, kandungan Benzalkonium Chloride yang terdapat dalam bahan tersebut juga umum digunakan dalam produk antiseptik, seperti shampo, sabun, dan obat tetes mata.
Baca juga: Bahan penyemprotan disinfektan aman untuk manusia
Selain itu, Meita menjelaskan kandungan Benzalkonium Chloride ini dapat berfungsi untuk membunuh jamur, virus, serta mikroorganisme yang lain. Bahan tersebut merupakan zat kimia yang berfungsi sebagai antiseptik jika digunakan dalam konsentrasi rendah. Tetapi juga dapat berfungsi sebagai disinfektan jika digunakan dalam konsentrasi tinggi.
"Kalau secara keamanan, baik untuk lingkungan ataupun manusia, yang punya kita (produksi mandiri) ini lebih ramah. Jadi, kita pastikan aman baik dari sisi konsentrasinya maupun bahannya," kata Meita.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: