Turki berlakukan pembatasan toko, bus saat corona telan 37 jiwa
24 Maret 2020 15:30 WIB
Coronavirus 2019-ncov infeksi flu, Ilustrasi medis 3D - Pandangan mikroskopis sel-sel virus influenza pernapasan patogen China mengambang, Coronavirus 2019-ncov infeksi flu. ANTARA/Shutterstock/pri. (ANTARA/Shutterstock)
Istanbul (ANTARA) - Pemerintah Turki pada Selasa membatasi jam buka toko bahan pangan, jumlah pelanggan toko, dan penumpang bus sebagai langkah tambahan untuk memerangi virus corona setelah jumlah korban tewas di negara itu meningkat menjadi 37.
Ankara telah menutup sekolah, kafe, dan bar serta melarang shalat berjamaah. Pertandingan liga di cabang-cabang olahraga ditunda, begitu pula penerbangan ke banyak negara ditangguhkan sebagai upaya membatasi penyebaran virus.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengumumkan jumlah kematian baru semalam dan mengatakan jumlah kasus yang dikonfirmasi naik 293 pada Senin menjadi 1.529, dengan total lebih dari 24.000 tes dilakukan.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan toko kelontong dan jam buka supermarket akan dibatasi antara pukul 09.00 hingga 21.00, dengan maksimum satu pelanggan untuk setiap 10 meter persegi ruang toko.
Baca juga: Turki ancam ambil alih pabrik masker jika tidak menjual ke pemerintah
Baca juga: Patriarkat Ekumenis Turki minta gereja tangguhkan pelayanan ibadat
Bus dalam kota dan antar kota tidak akan diizinkan melebihi 50 persen dari kapasitas penumpang, dengan ruang yang harus dijaga di antara penumpang, menurut pernyataan kementerian itu.
Secara terpisah, Dewan Kompetisi Turki mengatakan pada Senin malam (23/3) terdapat orang-orang yang sengaja mencari keuntungan, kenaikan harga makanan yang berlebihan, terutama untuk produk buah dan sayuran, dan mengatakan akan memberlakukan denda terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.
Pada Senin malam, menteri kesehatan mengatakan bahwa Turki akan mempekerjakan lebih dari 32.000 staf medis dan berhenti mengekspor masker wajah buatan lokal sehingga dapat digunakan oleh petugas kesehatannya sendiri saat virus corona menyebar ke seluruh negeri.
Dia mengatakan Turki telah memesan alat uji cepat dari China, serta obat-obatan yang katanya digunakan untuk mengobati pasien virus corona---meskipun dia tidak memberikan informasi mendetail.
"Kami telah mengaktifkan alat uji cepat. Hari ini, 50.000 alat tiba dari China. Pada Kamis, 300.000 alat tambahan akan datang, dan kami telah membuat pengaturan untuk menggunakan hingga satu juta alat uji," kata Koca dalam konferensi pers.
Sumber: Reuters
Baca juga: Erdogan sarankan rakyat Turki untuk tinggal di rumah
Baca juga: Turki tutup kafe, hentikan shalat berjamaah karena virus corona
Ankara telah menutup sekolah, kafe, dan bar serta melarang shalat berjamaah. Pertandingan liga di cabang-cabang olahraga ditunda, begitu pula penerbangan ke banyak negara ditangguhkan sebagai upaya membatasi penyebaran virus.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengumumkan jumlah kematian baru semalam dan mengatakan jumlah kasus yang dikonfirmasi naik 293 pada Senin menjadi 1.529, dengan total lebih dari 24.000 tes dilakukan.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan toko kelontong dan jam buka supermarket akan dibatasi antara pukul 09.00 hingga 21.00, dengan maksimum satu pelanggan untuk setiap 10 meter persegi ruang toko.
Baca juga: Turki ancam ambil alih pabrik masker jika tidak menjual ke pemerintah
Baca juga: Patriarkat Ekumenis Turki minta gereja tangguhkan pelayanan ibadat
Bus dalam kota dan antar kota tidak akan diizinkan melebihi 50 persen dari kapasitas penumpang, dengan ruang yang harus dijaga di antara penumpang, menurut pernyataan kementerian itu.
Secara terpisah, Dewan Kompetisi Turki mengatakan pada Senin malam (23/3) terdapat orang-orang yang sengaja mencari keuntungan, kenaikan harga makanan yang berlebihan, terutama untuk produk buah dan sayuran, dan mengatakan akan memberlakukan denda terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.
Pada Senin malam, menteri kesehatan mengatakan bahwa Turki akan mempekerjakan lebih dari 32.000 staf medis dan berhenti mengekspor masker wajah buatan lokal sehingga dapat digunakan oleh petugas kesehatannya sendiri saat virus corona menyebar ke seluruh negeri.
Dia mengatakan Turki telah memesan alat uji cepat dari China, serta obat-obatan yang katanya digunakan untuk mengobati pasien virus corona---meskipun dia tidak memberikan informasi mendetail.
"Kami telah mengaktifkan alat uji cepat. Hari ini, 50.000 alat tiba dari China. Pada Kamis, 300.000 alat tambahan akan datang, dan kami telah membuat pengaturan untuk menggunakan hingga satu juta alat uji," kata Koca dalam konferensi pers.
Sumber: Reuters
Baca juga: Erdogan sarankan rakyat Turki untuk tinggal di rumah
Baca juga: Turki tutup kafe, hentikan shalat berjamaah karena virus corona
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: