Erick: Peran RT/RW cegah Covid-19 sangat penting
24 Maret 2020 14:44 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau kesiapan rumah sakit darurat penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). ANTARA/HO-Humas Kementerian BUMN/aa. (Handout Humas Kementerian BUMN)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa peran rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) dalam mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di lingkungan masing-masing sangat penting.
"Saya juga memohon dengan hormat untuk rekan-rekan media juga dapat membantu untuk mengingatkan semua RT/RW, Camat, Bupati, Kepala Daerah, untuk mulai bergerak di zona-nya masing masing. Karena saya yakin para pimpinan daerah ini juga bisa mencegah penyebaran COVID-19," ujar Menteri Erick melalui video konferensi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dengan pencegahan secara bergotong-royong dari berbagai elemen masyarakat maka diharapkan penyebaran COVID-19 dapat dicegah.
"Ini sudah menjadi pandemi di seluruh dunia dan kita punya kekuatan sebagai bangsa yang saya yakini bisa kita lewati asal kita bergotong-royong dan berpadu. Ini yang harus digulirkan dan masyarakat juga harus disiplin," ucapnya.
Ia menyarankan agar orang dengan usia di atas 60 tahun untuk tetap berada di dalam rumah. Namun, bagi orang usia di bawah 60 tahun juga tetap disarankan berada di dalam rumah, terutama yang memiliki penyakit rentan seperti kanker, asma, diabetes.
"Masing-masing juga harus bisa menjaga dirinya," ucapnya.
Saat ini, lanjut Erick, pemerintah sudah mengoperasikan Wisma Atlet sebagai rumah sakit darurat Covid-19 dalam rangka meminimalisir kesulitan di rumah sakit rujukan.
"Keberadaan Wisma Atlet ini bukan berarti gaya-gayaan, tetapi ini salah satu terobosan yang dilakukan oleh Presiden untuk memastikan ketika ada kesulitan di lapangan, banyak rumah sakit yang sudah penuh maka ada alternatif lain," ujarnya.
Ia mengaku risau jumlah pasien di Wisma Atlet bertambah. Dari semula sebanyak 21 pasien menjadi 102 pasien.
"Tadi pagi saya mendapat laporan langsung dari tim yang ada di Wisma Atlet, jumlah pasien sudah 102. Saya juga cukup risau ketika jumlah pasiennya dari awalnya 21 saat ini menjadi 102," katanya.
Erick menyampaikan pihaknya akan terus berupaya logistik di Wisma Atlet, baik makanan maupun keperluan untuk medis harus siap.
"Karena itu kita meminta seluruh elemen masyarakat tidak saling menyalahkan, tetapi mulai bergerak masing-masing di wilayahnya yang terkecil. Dengan gotong-royong Insyaallah kita bisa lewati ini semua," ucapnya.
Baca juga: Erick optimistis Indonesia dapat lawan COVID-19 dengan gotong-royong
Baca juga: Kementerian BUMN akan kirim alat laboratorium COVID-19 ke 10 provinsi
Baca juga: BUMN komitmen berikan layanan publik di tengah pandemi COVID-19
"Saya juga memohon dengan hormat untuk rekan-rekan media juga dapat membantu untuk mengingatkan semua RT/RW, Camat, Bupati, Kepala Daerah, untuk mulai bergerak di zona-nya masing masing. Karena saya yakin para pimpinan daerah ini juga bisa mencegah penyebaran COVID-19," ujar Menteri Erick melalui video konferensi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan dengan pencegahan secara bergotong-royong dari berbagai elemen masyarakat maka diharapkan penyebaran COVID-19 dapat dicegah.
"Ini sudah menjadi pandemi di seluruh dunia dan kita punya kekuatan sebagai bangsa yang saya yakini bisa kita lewati asal kita bergotong-royong dan berpadu. Ini yang harus digulirkan dan masyarakat juga harus disiplin," ucapnya.
Ia menyarankan agar orang dengan usia di atas 60 tahun untuk tetap berada di dalam rumah. Namun, bagi orang usia di bawah 60 tahun juga tetap disarankan berada di dalam rumah, terutama yang memiliki penyakit rentan seperti kanker, asma, diabetes.
"Masing-masing juga harus bisa menjaga dirinya," ucapnya.
Saat ini, lanjut Erick, pemerintah sudah mengoperasikan Wisma Atlet sebagai rumah sakit darurat Covid-19 dalam rangka meminimalisir kesulitan di rumah sakit rujukan.
"Keberadaan Wisma Atlet ini bukan berarti gaya-gayaan, tetapi ini salah satu terobosan yang dilakukan oleh Presiden untuk memastikan ketika ada kesulitan di lapangan, banyak rumah sakit yang sudah penuh maka ada alternatif lain," ujarnya.
Ia mengaku risau jumlah pasien di Wisma Atlet bertambah. Dari semula sebanyak 21 pasien menjadi 102 pasien.
"Tadi pagi saya mendapat laporan langsung dari tim yang ada di Wisma Atlet, jumlah pasien sudah 102. Saya juga cukup risau ketika jumlah pasiennya dari awalnya 21 saat ini menjadi 102," katanya.
Erick menyampaikan pihaknya akan terus berupaya logistik di Wisma Atlet, baik makanan maupun keperluan untuk medis harus siap.
"Karena itu kita meminta seluruh elemen masyarakat tidak saling menyalahkan, tetapi mulai bergerak masing-masing di wilayahnya yang terkecil. Dengan gotong-royong Insyaallah kita bisa lewati ini semua," ucapnya.
Baca juga: Erick optimistis Indonesia dapat lawan COVID-19 dengan gotong-royong
Baca juga: Kementerian BUMN akan kirim alat laboratorium COVID-19 ke 10 provinsi
Baca juga: BUMN komitmen berikan layanan publik di tengah pandemi COVID-19
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: