Siapkan skenario terburuk, Malaysia tingkatkan tes virus corona
24 Maret 2020 14:01 WIB
Petugas dari Dewan Bandaraya (Pemerintah Kota) Kuala Lumpur dan Sukarelawan Malaysia (Rela) berjaga di Pasar Chow Kit, Kuala Lumpur, Malaysia pada hari ke tujuh penerapan Perintah Kawalan Pergerakan (Partial Lockdown) dalam membatasi penularan COVID-19, Selasa (24/3/2020). Lalu lintas pengunjung pasar yang banyak penjual dan pengunjung Indonesia tersebut diatur secara satu arah dengan memasang garis batas. ANTARA FOTO/Agus Setiawan/pras.
Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia meningkatkan tes virus corona untuk mempersiapkan skenario terburuk, saat negara itu berjuang dengan jumlah infeksi tertinggi di Asia Tenggara, kata seorang pejabat kementerian kesehatan kepada Reuters.
Organisasi Kesehatan Dunia telah mendesak negara-negara untuk memperluas tes guna menguji infeksi virus. Jumlah infeksi di Malaysia telah melonjak enam kali lipat hanya dalam 10 hari, mencapai lebih dari 1.500 kasus---hanya dilampaui oleh China, Korea Selatan, dan Jepang di Asia.
Pada akhir pekan, Malaysia akan menggandakan kapasitas pengujian per hari menjadi 7.000 tes, sebelum meningkat menjadi 16.500 tes pada minggu pertama April.
"Kami mempersiapkan skenario terburuk, tetapi mengharapkan hasil terbaik," kata direktur jenderal pada Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham melalui pesan singkat, Senin (23/3).
"Begitu kapasitas siap, kami akan meningkatkan deteksi kasus aktif, pengujian, isolasi dan perawatan," ia melanjutkan.
Baca juga: WNI di Kota Kinabalu diimbau KJRI patuhi kebijakan "lockdown" Malaysia
Baca juga: Usul KNPI Malaysia: Fasilitasi BMI ilegal periksa COVID-19
Data kementerian menunjukkan Malaysia telah melakukan 17.923 tes pada Senin, saat peningkatan kasus terbesar tercatat dari 212 infeksi baru yang menjadikan total kasus di negara itu 1.518 kasus.
Itu berarti sekitar 560 tes per satu juta orang, lebih sedikit dari negara tetangga Singapura yakni 4.500 tes per satu juta orang---tetapi jumlah tes yang dilakukan Malaysia jauh di atas angka satu digit di Indonesia.
Malaysia telah mencatat sedikitnya 14 kematian akibat virus corona.
Negara itu menyebut hampir dua pertiga dari penularan berkaitan dengan tablig akbar yang diselenggarakan bulan lalu di dekat ibu kota Kuala Lumpur, yang menurut pemerintah menarik lebih dari 16.000 orang. Acara ini juga terkait dengan lebih dari 100 kasus di Asia Tenggara.
Pada Senin, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan pembatasan perjalanan dan pergerakan yang diberlakukan untuk menahan penyebaran virus di Malaysia bisa berlangsung hingga bulan depan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sehari tiga pasien COVID-19 meninggal di Malaysia
Baca juga: Pekerja RSU Kuala Lumpur dapat penginapan gratis
Organisasi Kesehatan Dunia telah mendesak negara-negara untuk memperluas tes guna menguji infeksi virus. Jumlah infeksi di Malaysia telah melonjak enam kali lipat hanya dalam 10 hari, mencapai lebih dari 1.500 kasus---hanya dilampaui oleh China, Korea Selatan, dan Jepang di Asia.
Pada akhir pekan, Malaysia akan menggandakan kapasitas pengujian per hari menjadi 7.000 tes, sebelum meningkat menjadi 16.500 tes pada minggu pertama April.
"Kami mempersiapkan skenario terburuk, tetapi mengharapkan hasil terbaik," kata direktur jenderal pada Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham melalui pesan singkat, Senin (23/3).
"Begitu kapasitas siap, kami akan meningkatkan deteksi kasus aktif, pengujian, isolasi dan perawatan," ia melanjutkan.
Baca juga: WNI di Kota Kinabalu diimbau KJRI patuhi kebijakan "lockdown" Malaysia
Baca juga: Usul KNPI Malaysia: Fasilitasi BMI ilegal periksa COVID-19
Data kementerian menunjukkan Malaysia telah melakukan 17.923 tes pada Senin, saat peningkatan kasus terbesar tercatat dari 212 infeksi baru yang menjadikan total kasus di negara itu 1.518 kasus.
Itu berarti sekitar 560 tes per satu juta orang, lebih sedikit dari negara tetangga Singapura yakni 4.500 tes per satu juta orang---tetapi jumlah tes yang dilakukan Malaysia jauh di atas angka satu digit di Indonesia.
Malaysia telah mencatat sedikitnya 14 kematian akibat virus corona.
Negara itu menyebut hampir dua pertiga dari penularan berkaitan dengan tablig akbar yang diselenggarakan bulan lalu di dekat ibu kota Kuala Lumpur, yang menurut pemerintah menarik lebih dari 16.000 orang. Acara ini juga terkait dengan lebih dari 100 kasus di Asia Tenggara.
Pada Senin, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan pembatasan perjalanan dan pergerakan yang diberlakukan untuk menahan penyebaran virus di Malaysia bisa berlangsung hingga bulan depan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sehari tiga pasien COVID-19 meninggal di Malaysia
Baca juga: Pekerja RSU Kuala Lumpur dapat penginapan gratis
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: