Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan Taruna Siaga Bencana (Tagana) merupakan garda terdepan dalam penanggulangan bencana, di usianya yang ke-16 juga diminta ikut memerangi COVID-19 yang tengah mewabah saat ini.

"Hari ini Tagana berulang tahun yang ke-16, saya menaruh harapan yang besar atas kiprah Tagana yang berjuang untuk kemanusiaan. Tanpa kalian, Menteri Sosial tidak bisa berbuat apa-apa pada saat bencana, apalagi saat ini kita sedang perang melawan COVID-19," kata Mensos dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Tagana, bagi Mensos, adalah pasukan yang berada di garda terdepan dalam penanggulangan bencana.

Baca juga: Tagana dinilai sebagai ujung tombak penanganan bencana

Ia berpesan selama bertugas membantu pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19, untuk senantiasa menjaga kesehatan dan mengutamakan keselamatan.

"Gunakan Alat Pelindung Diri yang memadai ketika di lapangan," pesan Mensos.

Ia menjelaskan sejak ditemukan adanya penderita COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia, Tagana bersama unsur relawan lainnya bergerak cepat dengan melakukan baik sosialisasi maupun edukasi kepada warga terkait pencegahan penyebaran virus corona hingga ke pelosok desa.

Selain itu juga melakukan bakti sosial penyemprotan disinfektan di berbagai fasilitas publik seperti rumah-rumah ibadah, sekolah, pasar, panti sosial dan sarana lainnya.

Tagana juga terlibat dalam Gugus Tugas Covid-19 bertanggung jawab dalam pengelolaan dapur umum.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazarudin menjelaskan bahwa Tagana memiliki kemampuan dan keterampilan dalam penyelamatan korban bencana, psikososial, shelter, dapur umum, logistik, advokasi sosial, evakuasi, pendamping sosial, DVI, dan komunikasi.

"Saat ini jumlah personil Tagana lebih dari 37 ribu orang dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia," kata Pepen.

Baca juga: Kemensos siapkan cadangan beras bagi daerah terdampak COVID-19