Yordania kirim makanan ke setiap rumah warga selama karantina
24 Maret 2020 13:15 WIB
Orang-orang mengantre untuk membeli roti di toko roti di tengah kekhawatiran terhadap penyakit coronavirus (COVID-19) di Amman, Yordania, 17 Maret 2020. ANTARA / REUTERS / Muhammad Hamed / pri.
Amman (ANTARA) - Pemerintah Yordania mengatakan pada Senin bahwa mereka akan memperpanjang jam malam tanpa batas waktu dan berjanji akan mulai mengirimkan makanan dan barang-barang penting ke seluruh negeri ke setiap rumah selama karantina wilayah yang ketat untuk mencoba mengendalikan penyebaran virus corona.
Menteri Negara untuk Media Amjad Adailah mengatakan pemerintah telah membuat pengaturan dengan dewan kota untuk mengirimkan cukup roti, air, tabung gas dan obat-obatan dasar di seluruh negara untuk sisa minggu ini.
Pihak berwenang khawatir mencabut jam malam selama beberapa jam akan memicu terjadinya pembelian panik dan penimbunan persediaan yang akan berisiko mempercepat penyebaran virus.
"Kami harus mempersiapkan diri untuk periode yang sulit," kata Adailah kepada media pemerintah.
Kasus-kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di negara berpenduduk 10 juta ini terus meningkat dalam seminggu menjadi 127 orang dari semula enam kasus. Tidak ada laporan kematian.
Yordania mengumumkan jam malam nasional pada Sabtu berdasarkan undang-undang darurat yang memberi pihak berwenang kekuasaan untuk membatasi hak-hak sipil dan politik.
"Otoritas Yordania harus tetap berpegang teguh pada komitmen mereka untuk tidak merampas hak-hak dasar di bawah keadaan darurat dan untuk memastikan bahwa semua tindakan yang diambil perlu dan sebanding dengan ancaman yang ditimbulkan oleh pandemi," kata Michael Page, wakil direktur Timur Tengah Human Rights Watch yang berbasis di AS.
Raja Abdullah dalam penampilannya di televisi juga meminta warga negaranya untuk menghindari keluar rumah dan menghormati jam malam untuk membantu memerangi virus yang telah menginfeksi lebih dari 367.000 orang di seluruh dunia.
Negara itu telah mengerahkan ribuan tentara di pos-pos pemeriksaan di kota-kota utama untuk memastikan jam malam dipatuhi mengingat banyak warga telah mengabaikan imbauan sebelumnya untuk tinggal di rumah.
"Ada orang yang tidak tahu sejauh mana bahaya yang mengintai dan bersikeras melanggar hukum," kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Mukhles al Mufleh.
Ia mengatakan lebih dari 800 orang telah ditangkap.
Menteri Dalam Negeri Salameh Hamad mengatakan kepada media Al Mamlaka bahwa pasukan keamanan telah menyiapkan empat penjara untuk menempatkan pelanggar dalam tahanan selama dua minggu sebelum mengajukan dakwaan.
"Kami tidak akan bersikap lunak dengan siapa pun yang melanggar hukum," katanya.
Kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan banyak dari kaum miskin Yordania, yang merupakan mayoritas penduduk, sudah menderita kekurangan persediaan makanan dan akan semakin menderita oleh jam malam yang diperpanjang.
Pemerintah telah mengatakan akan membantu mereka yang berpenghasilan rendah dengan memberikan roti dan makanan bersubsidi. Pemerintah telah menerapkan batas atas untuk harga eceran mereka.
Sumber: Reuters
Baca juga: Yordania terapkan karantina wilayah untuk tangani COVID-19
Baca juga: Raja Yordania umumkan keadaan darurat untuk perangi corona
Menteri Negara untuk Media Amjad Adailah mengatakan pemerintah telah membuat pengaturan dengan dewan kota untuk mengirimkan cukup roti, air, tabung gas dan obat-obatan dasar di seluruh negara untuk sisa minggu ini.
Pihak berwenang khawatir mencabut jam malam selama beberapa jam akan memicu terjadinya pembelian panik dan penimbunan persediaan yang akan berisiko mempercepat penyebaran virus.
"Kami harus mempersiapkan diri untuk periode yang sulit," kata Adailah kepada media pemerintah.
Kasus-kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di negara berpenduduk 10 juta ini terus meningkat dalam seminggu menjadi 127 orang dari semula enam kasus. Tidak ada laporan kematian.
Yordania mengumumkan jam malam nasional pada Sabtu berdasarkan undang-undang darurat yang memberi pihak berwenang kekuasaan untuk membatasi hak-hak sipil dan politik.
"Otoritas Yordania harus tetap berpegang teguh pada komitmen mereka untuk tidak merampas hak-hak dasar di bawah keadaan darurat dan untuk memastikan bahwa semua tindakan yang diambil perlu dan sebanding dengan ancaman yang ditimbulkan oleh pandemi," kata Michael Page, wakil direktur Timur Tengah Human Rights Watch yang berbasis di AS.
Raja Abdullah dalam penampilannya di televisi juga meminta warga negaranya untuk menghindari keluar rumah dan menghormati jam malam untuk membantu memerangi virus yang telah menginfeksi lebih dari 367.000 orang di seluruh dunia.
Negara itu telah mengerahkan ribuan tentara di pos-pos pemeriksaan di kota-kota utama untuk memastikan jam malam dipatuhi mengingat banyak warga telah mengabaikan imbauan sebelumnya untuk tinggal di rumah.
"Ada orang yang tidak tahu sejauh mana bahaya yang mengintai dan bersikeras melanggar hukum," kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Mukhles al Mufleh.
Ia mengatakan lebih dari 800 orang telah ditangkap.
Menteri Dalam Negeri Salameh Hamad mengatakan kepada media Al Mamlaka bahwa pasukan keamanan telah menyiapkan empat penjara untuk menempatkan pelanggar dalam tahanan selama dua minggu sebelum mengajukan dakwaan.
"Kami tidak akan bersikap lunak dengan siapa pun yang melanggar hukum," katanya.
Kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan banyak dari kaum miskin Yordania, yang merupakan mayoritas penduduk, sudah menderita kekurangan persediaan makanan dan akan semakin menderita oleh jam malam yang diperpanjang.
Pemerintah telah mengatakan akan membantu mereka yang berpenghasilan rendah dengan memberikan roti dan makanan bersubsidi. Pemerintah telah menerapkan batas atas untuk harga eceran mereka.
Sumber: Reuters
Baca juga: Yordania terapkan karantina wilayah untuk tangani COVID-19
Baca juga: Raja Yordania umumkan keadaan darurat untuk perangi corona
Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: