SMKN 5 Palu produksi 200 APD COVID-19 pesanan RS Undata
23 Maret 2020 20:39 WIB
Sejumlah guru di SMKN 5 Palu membuat kostum alat pelindung diri pesanan Rumah Sakit Umum Undata Palu, Sulawesi Tengah untuk tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di ruang isolasi, Senin (23/3/2020). (ANTARA/Moh Ridwan)
Palu (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri V Palu memproduksi sebanyak 200 buah alat pelindung diri (APD) pesanan Rumah Sakit Umum Undata Palu, Sulawesi Tengah untuk tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di ruang isolasi.
Ketua Tim pembuat APD di SMK V Palu, Rajapata Senin mengatakan pihaknya baru melayani pemesanan otoritas RS Undata sebagai salah satu rumah sakit rujukan daerah khusus penanganan pasien terpapar COVID-19.
"Kami dalam tim ini berjumlah tujuh orang dan masing-masing punya tugas, ada yang menyambung kain, menggunting kain, memasang perekat dan ada yang menjahit," ungkap Rajapata.
Baca juga: Pemkab Banjarnegara akan tambah ruang isolasi, antisipasi COVID-19
Tim pembuat APD pesanan RS Undata, hanya melibatkan guru-guru dan satu orang alumni. Mereka beralasan tidak melibatkan siswa-siswi karena sedang diliburkan pemerintah sesuai instruksi Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sebagai bentuk langkah antisipasi dan pencegahan.
Saat ini, rumah sakit rujukan pasien COVID-19 masih mengalami kekurangan peralatan termasuk APD, apalagi dalam penanganan wabah virus corona, kostum APD hanya dapat digunakan sekali saat menangani pasien di ruang isolasi.
Dia menjelaskan, saat ini mereka mulai kesulitan memperoleh bahan baku karena stok di toko mulai menipis, sedangkan pesanan masih cukup banyak.
Baca juga: ODP di Situbondo berkurang jadi 78 orang
"Kostum atau APD paramedis menggunakan bahan khusus dan kain digunakan jenis spumbon. Kain ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan tas dan ini sangat cocok digunakan karena tidak tembus air," ujarnya.
Rajapata memaparkan, per lembar kostum menghabiskan sekitar 2,5 meter kain spumbon sudah termasuk dengan pelindung kepala beserta masker, dan per hari mereka mampu memproduksi APD sekitar 25 lembar dalam waktu 10 jam mulai pukul 08.00-17.00 WITA.
Pembuatan APD paramedis ditargetkan selesai selama 14 hari dari kebutuhan 200 lembar.
"Kostum ini kami hargai Rp60 ribu per lembar, karena ini untuk misi kemanusiaan. Kostum yang sudah selesai dijahit langsung diambil pihak RS Undata, dan proses pembuatan APD ini sudah berlangsung tujuh hari," kata Rajapata.
Baca juga: Bupati Bogor tolak "rapid test" di Stadion Pakansari
Baca juga: Empat PDP di RSUD Ulin dipulangkan karena hasilnya negatif Covid-19
Baca juga: Psikolog: Mood booster kurangi stres saat swa-isolasi cegah COVID-19
Ketua Tim pembuat APD di SMK V Palu, Rajapata Senin mengatakan pihaknya baru melayani pemesanan otoritas RS Undata sebagai salah satu rumah sakit rujukan daerah khusus penanganan pasien terpapar COVID-19.
"Kami dalam tim ini berjumlah tujuh orang dan masing-masing punya tugas, ada yang menyambung kain, menggunting kain, memasang perekat dan ada yang menjahit," ungkap Rajapata.
Baca juga: Pemkab Banjarnegara akan tambah ruang isolasi, antisipasi COVID-19
Tim pembuat APD pesanan RS Undata, hanya melibatkan guru-guru dan satu orang alumni. Mereka beralasan tidak melibatkan siswa-siswi karena sedang diliburkan pemerintah sesuai instruksi Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sebagai bentuk langkah antisipasi dan pencegahan.
Saat ini, rumah sakit rujukan pasien COVID-19 masih mengalami kekurangan peralatan termasuk APD, apalagi dalam penanganan wabah virus corona, kostum APD hanya dapat digunakan sekali saat menangani pasien di ruang isolasi.
Dia menjelaskan, saat ini mereka mulai kesulitan memperoleh bahan baku karena stok di toko mulai menipis, sedangkan pesanan masih cukup banyak.
Baca juga: ODP di Situbondo berkurang jadi 78 orang
"Kostum atau APD paramedis menggunakan bahan khusus dan kain digunakan jenis spumbon. Kain ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan tas dan ini sangat cocok digunakan karena tidak tembus air," ujarnya.
Rajapata memaparkan, per lembar kostum menghabiskan sekitar 2,5 meter kain spumbon sudah termasuk dengan pelindung kepala beserta masker, dan per hari mereka mampu memproduksi APD sekitar 25 lembar dalam waktu 10 jam mulai pukul 08.00-17.00 WITA.
Pembuatan APD paramedis ditargetkan selesai selama 14 hari dari kebutuhan 200 lembar.
"Kostum ini kami hargai Rp60 ribu per lembar, karena ini untuk misi kemanusiaan. Kostum yang sudah selesai dijahit langsung diambil pihak RS Undata, dan proses pembuatan APD ini sudah berlangsung tujuh hari," kata Rajapata.
Baca juga: Bupati Bogor tolak "rapid test" di Stadion Pakansari
Baca juga: Empat PDP di RSUD Ulin dipulangkan karena hasilnya negatif Covid-19
Baca juga: Psikolog: Mood booster kurangi stres saat swa-isolasi cegah COVID-19
Pewarta: Muhammad Hajiji/Moh Ridwan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: